Tenth

24 8 1
                                    

Benar saja Dugan pak suho kemarin, jeno hari ini sudah berangkat lagi seperti biasanya.

Hanya saja kini jeno menggunakan, tongkat ketiak untuk alat bantu jalannya.

Hanya saja kini jeno menggunakan, tongkat ketiak untuk alat bantu jalannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Jeno berjalan tertatih tatih menuju kelasnya. Ia di temani oleh jaemin dan juga haechan.

"Hati hati jen." Ucap haechan dengan sedikit berjaga jaga. Ia berjaga jaga dengan menaruh tangannya di sekitar jeno. Tidak biasanya haechan seperti ini.

Namun jeno hanya membalas haechan dengan tatapan malas dan menyebalkan. Tak jarang ia juga mengumpat.

Jaemin dan haechan mendudukan jeno di kursinya secara perlahan.

Jeno menaruh tongkat tetiaknya di samping mejanya, agar mudah saat ingin mengambilnya.

"Baik baik ya jen." Ucap haechan, saat jeno sudah duduk nyaman di kursinya.

Jeno merasa terganggu. Karena semua pandangan anak anak kelas tertuju padannya. "Ih apaansi chan, udah pergi lu sono." Ucap jeno yang mengusir haechan untuk pergi.

Tangan jeno ia kibas kibaskan, sebagai isyarat agar haechan cepat pergi. Sedangkan haechan ia hanya menyengir haha hihi.

"Chan bentar lagi bel nih, ayo balik." Ucap jaemin menyeret lengan haechan agar segera pergi.

Haechan menepis tangan jaemin. Sebelum ia pergi, haechan menyempatkan untuk menyosor pipi jeno terlebih dahulu.

"Chuuuu" ucap haechan di imut imutkan.

Bibirnya sudah manyun ke depan. Dan ia sudah siap untuk menyosor jeno.

Saat bibirnya hampir saja menyentuh pipi jeno, jeno langsung menjauhkan wajahnya dari bibir najis haechan.

Alhasil haechan hampir saja terjatuh, karena tidak ada topangan sama sekali.

Tapi untungnya, badan haechan ketahan sama tubuh kekarnya jeno.
Alhasil tubuh haechan tidak jadi jatuh.

Pasti semua orang saat ini mengira, bahwa haechan gay kepada jeno. Tetapi tidak, memang sudah bawaan dari sana saja. Kalau haechan memang suka sosor sana sini, gak pandang bulu. Mau laki laki apaa perempuan sama saja. Seperti somi pacarnya. Tak jarang jeno melihat haechan yang tiba tiba menyosor pipi dan bibir  somi.

"Ihh kok jeno kek begitu sihh. Echan gak suka." Ucap haechan yang di imut imutkan. Tangannya bahkan di lipat ke dalam.

Sepertinya obat haechan sedang habis, tolong siapapun belikan hechan obat.

"Najis." Jawab jeno ketus.

Jaemin menarik tangan haechan keras, dan langsung menyeretnya keluar.

Sebelum jaemin menarik haechan keluar. Ia sempatkan untuk melempar senyum manisnya kepada hana.

Me and my bad boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang