Keesokan harinya, Hanna bersekolah seperti biasa. Hanya saja, Yoojin tak mengantarnya dikarenakan hari ini dia harus menemui klien pagi-pagi sekali.
Di kelas, Arin dan Bomi lebih dulu tiba. Mereka menghampiri meja Hanna dan mulai bergosip.
"Kau tahu, kemarin Yohan memarahi Sarah!" ucap Bomi senang.
"Benarkah? Biasanya Yohan tak begitu pada perempuan!" ucap Hanna tak percaya.
"Kami juga sempat memarahinya. Dia memang perlu di kasih pelajaran, memangnya dia ada masalah apa denganmu sampai-sampai membuat seragammu basah."
"Oh, aku lupa dengan hoodie Yohan. Sebenarnya kemarin saat pulang, aku bilang pada kakakku kalau hoodie itu milikmu!" ucap Hanna sembari menatap Arin tak enak.
"Kenapa? Kenapa kau berkata begitu?"
"Kalian tahu sendiri kakakku tak suka aku bergaul dengan laki-laki."
"Yah, kakakmu itu tipe orang yang posesif, sih. Susah juga!" balas Bomi dengan menatap ke arah pintu masuk.
"Eh tumben?"
Arin dan Hanna mengikuti arah pandangan Bomi. Mereka melihat Sarah dan Yohan berangkat bersama, bahkan gadis bule itu memeluk lengan Yohan dengan mesra. Hanna melihat itu memasang wajah kesal, lantas membuang arah pandangnnya ke luar jendela.
"Hei, lihat. Sepertinya ada yang cemburu!" goda Arin dengan menahan tawanya.
"Eh, memangnya kalian merasa tidak ada yang aneh?" bisik Bomi dengan hati-hati.
Pasalnya kini Yohan telah duduk di tempatnya dan itu lumayan dekat dengan mereka.
"Kemarin, kan dia memarahi Sarah. Kenapa tiba-tiba bisa jalan berdua?" bisiknya lagi membuat Hanna berpikir.
"Huh! Bukan urusanku."
Hanna berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke luar kelas, sebelum itu dia sempat melirik Yohan yang ternyata melihatnya juga.
"Aku akan pergi ke kantin. Hari ini para guru sedang rapat!"
"Eh benarkah? Aku ikut Hanna, tunggu!" teriak Arin dan Bomi secara bersamaan.
Di kantin terlihat Hanna sedang menikmati makannya. Dia membeli dua susu pisang dan meminumnya sampai habis.
"Aargh! Aku kesal sekali."
Hanna mengacak rambutnya frustasi, sementara kedua temannya hanya tertawa kecil.
"Tak apa, kami tahu perasaanmu. Pasti Yohan melakukan itu ada alasannya," jelas Bomi tak mau membuat temannya itu kesal terus-menerus.
"Hari ini aku akan pergi ke tempat kerja kakakku, kalian mau ikut?" tawar Hanna tanpa berpikir panjang.
"Eh, boleh?" tanya Arin antusias.
"Aku tak tahu kalau membawa teman diperbolehkan atau tidak, tetapi kita coba saja."
Dengan seragam sekolah yang telah lusuh, karena seharian mereka bermain kejar-kejaran, Hanna menghampiri satpam dan mulai bertanya.
"Anu ... Pak apa kak Yoojin ada di dalam?" tanya Hanna penasaran.
Di sisi lain terlihat Arin dan Bomi yang menatap bangunan di depan mereka. Terlihat berdiri dengan kokoh.
"Oh, apakah nona adalah adik dari pak Yoojin?"
"Ah, benar."
"Kalau begitu ayo saya antar ke dalam, nanti nona bisa bertanya ke resepsionis."
![](https://img.wattpad.com/cover/307853833-288-k144035.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Step Brother-Lookism
FanfictionHanna... Seorang gadis cantik yang tinggal hanya berdua dengan ibunya, memiliki kehidupan yang baik dan damai. Setelah pernikahan ibunya dengan seorang pengusaha kaya raya, hidup Hanna berubah 180°, di mana kakak tirinya yaitu Yoojin selalu mengekan...