03| Yohan

2.3K 252 63
                                    

Hari itu libur, Hanna baru saja bangun dan akan menyiapkan sarapan setelah mencuci wajahnya. Begitu pintu kamar dibuka, dia mendengar suara gaduh di bawah. Ya, kamar Hanna berada di lantai atas.

Dia mengintip dari atas tangga dan mendapatkan Yoojin tengah bertengkar dengan seorang gadis. Hanna turun perlahan dan menjadi pusat perhatian.

"Apa dia yang membuat kau memilih untuk menolak pertunangan ini?"

Gadis berambut pirang itu berjalan ke arah Hanna dengan amarah yang memuncak, dia menjambak rambut Hanna dan menyeretnya tepat di depan Yoojin.

"Aah, lepas. Ra-rambutku, lepaskan!"

"Lihat, gadis tak berguna ini hanya bisa mengeluh kesaki-"

"Jauhkan tangan kotormu dari adikku!"

Gadis itu tersentak ketika raut wajah Yoojin berubah. Tatapan yang mengintimidasi itu membuat tubuhnya melemah sehingga cengkramannya pada rambut Hanna terlepas.

Yoojin mendekati Hanna dan membawanya ke dalam pelukan. Yoojin memegang dagu Hanna dan mengecup bibir adiknya itu. Ini jelas bukan pertama kali, karena ciuman pertama Hanna di ambil ketika mereka pindah ke mari. Gadis pirang itu tak bisa berkata-kata dan pergi begitu saja.

Setelah perginya gadis tadi, Hanna melepas pelukan Yoojin dengan paksa. Dia pun melenggang pergi ke dapur untuk membuatkan sarapan. Perasaan Hanna campur aduk ketika Yoojin menciumnya di depan orang lain untuk pertama kalinya. Setelah sarapan siap, mereka makan. Hanna hanya fokus pada makanannya, sementara Yoojin nampak tak mau melepaskan pandangannya pada Hanna.

Selesai makan, gadis itu berniat kembali ke kamar. Sebelum itu dia juga berhenti dan mengatakan sesuatu pada Yoojin.

"Hari ini aku akan mengunjungi makam orang tua kita. Kau bisa memberikan beberapa bodyguard agar aku tidak melarikan diri."

Hanna berjalan kembali ke kamarnya, menaiki tangga dengan mood yang buruk. Di kasur, dia menatap sendu foto keluarga yang sudah hancur ini.

"Aku rindu ketika hidup hanya berdua dengan ibu. Kenapa semua harus terjadi padaku?"

****

"Ibu, ayah! Aku datang."

Hanna berjongkok dan memberikan bunga pada kedua makam yang saling berdampingan.

"Maaf, sudah lama aku tidak mengunjungi makam kalian. Bukannya aku tak bisa, hanya saja kak Yoojin melarangku melakukannya. Aku minta maaf."

"Bisakah aku menyusul ibu? Aku tak kuat harus hidup seperti di neraka. Setiap hari ada saja siksaan untukku."

Hanna terlihat sedang mencabuti rumput-rumput kecil disekitar makam kedua orang tuanya.

"Aku juga ingin hidup bebas. Maksudnya, tidak di kekang dan di atur seperti ini. Aku bukan boneka, sungguh aku lelah dengan semua ini."

Tiba-tiba seorang bodyguard mendekati Hanna dan mengatakan sesuatu padanya.

"Nona, tuan Yoojin meminta nona untuk pulang. Katanya ada tamu untuk nona!"

Mendengar itu, Hanna tentu terkejut. Tamu, siapa?

"Baiklah. Ibu, ayah aku permisi dulu. Aku akan sering datang."

Setibanya dirumah, Hanna langsung masuk dan mendapati seorang pria yang dia rindukan. Hanna berlari dan memeluk pria berambut coklat tersebut.

"Yohan!"

Didepan Yoojin, Hanna memeluk Yohan dengan sangat erat bahkan tak ingin melepaskannya.

"Ah, Hanna. Akhirnya kau pulang!"

The Step Brother-LookismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang