11| Regret it

1.8K 190 21
                                    

Hanna terbangun pada tengah malam, dia merasa haus dan hendak ke dapur. Sebelum itu, dia melihat ponsel dan ada pesan dari Yoojin, pria itu akan menginap di perusahaan, karena mengerjakan beberapa dokumen penting.

Begitu melewati ruang tamu, dia mendengat suara gedoran di luar rumah. Awalnya Hanna terdiam, dia takut kalau di luar ada orang jahat yang berniat maling. Begitu mendengar suara yang familiar, dia berlari dan membuka pintu.

Siluet pria yang sempat membuatnya sakit hati itu tengah terduduk lemas dengan banyaknya menar di tubuh. Hanna menutup mulut dengan kedua tangannya, berjongkok dan memegang pipi pria tersebut.

   "Yohan, apa yang terjadi denganmu?" tanyanya panik.

   "Ayo, masuk dulu."

Di sofa, Hanna mulai membersihkan luka pria itu dan memperban beberapa luka yang terbuka. Hanna meringis saat Yohan kesakitan. Setelah selesai, dia berniat kembali ke dapur untuk mengembalikan kotak P3K. Namun, siapa sangka langkahnya terhenti dengan Yohan yang memeluk pinggang gadis itu.

Hanna membeku seketika di tempat, dia bahkan menjadi bingung sekarang.

   "Hanna, maaf. Maafkan aku!"

  "Aku minta maaf, maaf sudah membuatmu sakit hati. Maafkan aku!"

Terdengar suara Yohan yang menangis, Hanna masih terdiam di tempat, tak tahu harus berbuat apa.

   "Aku menyesal Hanna. Harusnya aku lebih tegas pada Sarah!"

   "Hanna, maafkan aku."

Hanna membalikan tubuhnya perlahan, menatap Yohan dengan perasaan bimbang.

   "Tidak apa-apa, lagipula aku tidak mempermasalahkannya. Kau berhak memilih kebahagianmu sendiri, Yohan."

   "Sarah mencintamu, mungkin lebih besar dariku. Dia juga bisa memberikanmu kebahagian dan apapun yang tidak bisa ku berikan."

   "Tugasmu untuk berada di sampingku sekarang sudah selesai, ayah juga pasti menyetujuinya."

   "Tidak, bukan begini yang ku mau."

   "Yohan. Sarah juga berhak di cintai dan orang itu adalah kau. Hah, memang sulit melepaskan cinta pertama, haha. Aku harus belajar merelakanmu, kita tidak tahu takdir seseorang itu seperti apa."

   "Aku dengan Sarah sama sekali tidak bahagia, sungguh. Dia hanya menyukai fisikku, dia tidak sebaik dirimu. Dia bahkan dengan terang-terangan menghina ibuku. Hanna, tidak ada perempuan sesempurna dirimu."

   "Tidak Yohan. Aku bukan orang yang sempurna, kesalahanku banyak. Kalau kau memang tidak bahagia dengan Sarah, kau bisa mengatakan dengan tegas padanya, kalau kau tak suka padanya."

   "...."

   "Kau juga harus menerima konsekuensinya. Lupakan aku, jangan pernah cari diriku lagi. Mungkin setelah lulus sekolah, aku akan minta kak Yoojin untuk membawaku ke luar negeri."

   "T-tapi?"

   "Terlalu sakit kalau aku berlama-lama di sini. Aku tak mau terus-menerus berada di bawah bayang-bayang dirimu."

   "Kau pasti tahu, kalau aku menyukaimu lebih lama dari yang kau bayangkan. Bahkan ketika kau pertama kali pindah dan menjadi tetanggaku, aku benar-benar sudah menyukaimu."

   "Bukankah aku juga harus sadar diri. Semua yang kumau tidak mudah untuk didapatkan, apalagi dirimu. Yah, aku sudah mengikhlaskan perasaan ini hanyut dengan rasa kecewaku yang besar. Yohan, ku harap kau bahagia. Pulanglah, aku akan memesan taksi untukmu."

Di dalam mobil, Yohan nampak kecewa. Dia benar-benar kecewa dengan dirinya sendiri, mengapa bisa bodoh mau terjebak dengan permainan gila Sarah.

Supir taksi menatap Yohan iba, penampilan penumpangnya itu terlihat sangat kacau. Dia lantas  mencoba untuk mencairkan suasana.

The Step Brother-LookismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang