Chapter - 24

22.6K 1.3K 246
                                    

Haiii i'm back ~~~~

Sorry ya updatenya lama...

Biasalah.. sibuk di RL, banyak tugas kuliah waktu ramadhan belum lagi kuliah lapangan. Jadi perlu effort lebih, pengen update lebih cepat malah jadi tertunda.

Semoga kalian suka dengan ceritanya.

Happy reading~

***

Setelah perdebatan panjang yang terjadi di dalam ruang wardobe, dimana Jungkook memilih untuk mengalah dengan sikap keras kepala Taehyung. Maksudnya sifat pemaksa Taehyung.

Pilihan Taehyung jatuh pada kaos polos oversie berwarna abu kehitaman dan celana bahan berwarna hitam, sangat cocok di badan Jungkook. Pakaian yang sederhana tapi entah kenapa begitu manis ketika digunakan oleh Jungkook. Yah, tidak bisa dipungkiri faktor wajah menjadi salah satu pendukung utama, ditambah kulih putih susu Jungkook yang terlihat kontras ketika menggunakan pakaian berwarna gelap. Membuat dirinya terlihat bersinar lebih terang, ya walaupun sebelumnya pakaian yang digunakan Jungkook juga berwana gelap. Tapi, baju ini terlihat sangat cocok, tidak terlihat lusuh.

Mungkin, karena harga kaosnya yang juga mahal?

Mereka berdua berjalan menuju lorong ruang makan, dimana disana juga terlihat ada 2 muda-muda yang sedang berbincang membicarakan sesuatu yang terlihat cukup serius. 

"Ekhm." dehem Taehyung di salah satu ujung meja makan yang panjang tersebut, mengintrupsi pembicaraan mereka.

Membuat dua orang yang sebelumnya tadi sedang berbicara menolehkan pandangan mereka ke arah Taehyung dan Jungkook.

"Hai." sapa salah satu orang yang duduk di meja makan tersebut, sambil melambaikan tangannya ke arah Jungkook dengan semangat.

Taehyung langsung menuntun langkahnya melalui kedua orang tersebut menuju kursi yang berada di paling ujung. Tempat dimana dia bisa melihat keseluruhan meja makan dari ujung ke ujung. 

Jangan lupakan Jungkook yang sedang mengekorinya dibelakang, sambil tersenyum kecil membalas sapaan yang diberikan kepadanya.

"Heh, Taehyung. Kurang ajar ya kau, tidak mengenalkannya pada hyungmu ini."  ucap Seokjin kesal. Bagaimana tidak kesal, 1 bulan anak lelaki yang dibawa Taehyung ke tempatnya sama sekali belum diperkenalkannya kepada dia. Padahal mereka tinggal masih dalam atap yang sama, ya walaupun di ruang yang jauh berseberangan.

"Haruskah?" sahut Taehyung seenaknya.

Perkataan singkat, padat, dan kurang ajar yang dilontarkan oleh Taehyung membuat Seokjin menjadi tersulut emosi.

"Kim Taehyung, ingat aku ini hyungmu. Hyungmu." ucap Seokjin dengan penuh penekanan.

"Ayang sabar, Taehyung dari dahulu memang begitukan, suka rahasia-rahasiaan." Namjoon mencoba untuk menenangkan ayangnya yang sedikit lagi akan berdiri dari kursinya.

"Ngak! Taehyung dulu sangat manis dan menggemaskan. Liat sekarang? muka songongnya itu pengenku bejek-bejek." timpal Seokjin.

'Loh-loh, kok aku yang dimarahi, kan cuma mencoba untuk menenangkan.' gumam Namjoon bingung.

Jungkook yang melihat itu hanya tersenyum kecil, dia iri melihat bagaimana romantisnya pasangan itu, walaupun selalu dikelilingi dengan perdebatan kecil yang tiada hentinya.

"Kau mau makan apa?" tanya Taehyung pada Jungkook.

Jungkook langsung menolehkan pandangannya ke arah Taehyung, "Apa saja yang tuan pilihkan." cicit Jungkook kecil.

Namjoon dan Seokjin mendengar perkataan Jungkook langsung terdiam sejenak sambil melirik satu sama lain, tidak lama kemudian terdengar suara tawa yang sangat renyah. Mentertawakan orang yang berada di kursi kebesaran yang ada di meja makan tersebut, lebih tepatnya mentertawakan Taehyung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

When the Devil Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang