Chapter - 3

40.6K 3.1K 175
                                    

Terjebak diruangan besar serba mewah tanpa bisa melakukan sesuatu membuat pria manis bergigi kelinci bernama Jeon Jungkook hampir mati karena kebosanan. 

Bayangkan saja, 3 hari terjebak di kamar bernuansa gelap tidak bisa keluar masuk dengan bebas. 

Hanya ada pelayan yang masuk pada jam-jam tertentu hanya untuk mengantarkan makanan dan membersihkan ruangan. 

Rutinitas yang dijalani Jungkook dalam 3 hari ini hanyalah berbaring, duduk, dan berdiri melihat pemandangan di jendela besar yang ada di ruangan itu.

Menghadap sebuah kolam renang yang luas, entah berapa luas yang pasti Jungkook sangat ingin menceburkan dirinya ke dalam kolam persegi panjang itu. 

Jungkook ingin keluar untuk menghirup udara segar dan merasakan semilir angin yang menerpa lembut kulitnya. 

Pernah sekali Jungkook mencoba untuk kabur dari ruangan tersebut, nihil. Ternyata di depan pintu masuk kamar tersebut terdapat dua penjaga berjas hitam yang sigap menghadang Jungkook untuk tidak keluar dari ruangan mewah ini. 

Seperti burung yang terjebak di sangkar emas, tapi sayangnya Jungkook adalah manusia bukan burung. Jeon Jungkook adalah orang yang paling menginginkan kebebasan daripada orang lain. 

"Huffttt, berapa lama lagi aku harus terjebak diruang sialan ini. Lihatlah berapa lama lagi aku bisa bertahan diruangan ini, sebelum mereka menemukan mayatku yang mati karena kebosanan." gumam Jungkook sambil meremas-remas rambutnya karena frustrasi.

Kemudian Jungkook mulai bangun dari posisi tidurannya. Terbesit pikiran untuk menjelajahi ruangan besar ini daripada menangisi nasibnya yang seperti burung. 

Di sudut kiri kamar ini terdapat sebuah ruang keluarga kecil yang nyaman untuk bersantai ria karena terdapat pemandangan yang mengarah langsung ke kolam renang dan sebuah TV berukuran sedang yang menambah kesan menyenangkan diruang tamu kecil itu. 

Tapi sayangnya Jungkook tidak bisa menggunakan TVnya. Karena, Jungkook tidak tahu dimana sang empunya meletakan remot untuk menyalakan televisi itu dan juga Jungkook tidak tahu bagaimana cara menghidupkan televisi itu secara manual. Karena saat di cek lebih dekat Jungkook tidak melihat satupun tombol yang bisa di pencet untuk mengidupkan televisi itu. 

Bersebrangan dengan tempat tidur berukuran besar terdapat sebuah perapian elektrik berukuran besar, tampat favorite Jungkook saat merasakan kebosanan. 

Jungkook sering berjongkok di depan sana untuk merasakan hangatnya api yang masuk ke dalam tubuh melalui pori-pori kulitnya. Membuat pikiran Jungkook menjadi lebih tenang untuk memikirkan cara untuk kabur dari ruang terkutuk ini. 

"Ehem"

Suara dehemen keras berbunyi di segala sudut kamar sepi itu. Sehingga membuat Jungkook yang tadinya berjongkok secara otomatis menegakkan badannya dan menengok kearah sumber suara.

Dan disana Jungkook melihat seorang pria. Ehem, tampan D

engan balutan jas coklat muda yang sangat cocok untuk dirinya, berdiri menyandarkan tubuhnya di daun pintu sambil tersenyum kearah Jungkook. Menurut Jungkook senyum itu sangat mengerikan seolah-olah mengandung banyak arti. 

"Merindukanku, sayang?" ucap Taehyung sambil mendekat kearah Jungkook.

Melihat gerakan Taehyung yang mendekan kearahnya, membuat alarm tanda bahaya di otak Jungkook berbunyi keras mengingatkannya untuk menjauh dari predator ganas yang ada di hadapannya. 

Bau campuran citrus, aromatik dan kayu manis menjadi satu menusuk-nusuk indra penciuman Jungkook, dan makin bertambah pekat saat Taehyung mendekatkan dirinya. Membuat Jungkook agak sedikit terhuyung saat menciumnya. 

Melihat itu Taehyung mempercepat langkahnya untuk menghampiri Jungkook. "Kau tak apa?" tanya Taehyung dengan suara cemas yang sangat kental dan tatapan matanya yang makin menajam. 

Mendengar itu membuat Jungkook tertegun. 'Mengapa pria ini begitu mencemaskannya?' tanya Jungkook dalam hati.

"Hei Jeon! Sadarkan dirimu. Kau terlalu banyak melamun," dengus Taehyung sambil menjentikan jarinya ke dahi Jungkook. "Apakah tiga hari terkurung disini membuatmu menjadi sadboy?" ejek Taehyung. 

Jentikkan jari Taehyung tadi membuat Jungkook tersadar dari pikirannya dan menatap tajam Taehyung. 'Aku tarik apa yang aku pikirkan tadi tentang dia.'

"Kau lapar? Ingin keluar?" Taehyung menaikkan sebelah alisnya menggoda Jungkook.

When the Devil Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang