Setelah kejadian kemarin, Jungkook sama sekali tidak melihat Taehyung berkeliaran disekitarnya. Hal itu bisa membuat dirinya sedikit bernafas lega.
Dan dia sangat mensyukuri kalau Taehyung mengijinkannya untuk pergi keluar dari kamar terkutuk itu, setidaknya dirinya tidak akan terkurung disana terus-terusan.
Sebenarnya Jungkook sangat bingung akan dirinya, disatu sisi dia sangat ingin keluar dari rumah ini, menjauh pergi dari genggaman Taehyung. Tapi, disatu sisi dia tidak tahu harus berbuat apa kalau dia sendirian.
Walaupun terhitung sudah satu minggu Jungkook berada ditempat ini, namun kalau dipikir-pikir Taehyung itu sangat baik pada dirinya. Terlepas dari perilaku cabulnya yang sudah melebihi batas itu.
Hampir seharian Jungkook juga memikirkan hal ini sambil mengelilingi istana besar yang menjadi tempat tinggalnya sekarang. Selain memikirkan tujuan hidupnya kedepan, Jungkook juga memikirkan cara kabur dari tempat luas ini, hal yang sangat mustahil dia lakukan.
Haruskah dia menyerah dengan keinginanya?
Betapa sial hidupnya, setelah keluar dari kandang beruang dia malah masuk kedalam kandang singa cabul.
Memikirikan itu semua membuat kepala Jungkook pening, kakinya juga mulai terasa pegal karena mengelilingi rumah bak istana ini
Jungkook sudah memutuskan!
Tempat terakhir yang akan dia kunjungi adalah kolam renang.
Memikirkan hal itu saja membuat Jungkook tersenyum senang, tapi hanya beberapa kali Jungkook melangkah dia kembali menghentikan langkahnya.
“Ngomong-ngomong kemana aku harus melangkah.” Tanya Jungkook bingung.
Jungkook menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal, mata Jungkook kesana kemari mencari apakah ada seseorang yang berlalu lalang disini, setidaknya minimal ada satu orang yang berlalu lalang dirumah besar ini.
Setelah beberapa menit akhirnya Jungkook menemukan seseorang yang bisa ditanyainya. Dengan langkah pelan Jungkook mendekati orang itu, “A-anu.”
Dengan wajah sopan sambil tersenyum menatap Jungkook dan bertanya. “Iya, kenapa?”
“A-aku tersesat, bisakah kamu menunjukan kemana arah kolam renang?” Jungkook tidak tahu harus berbicara seperti apa, jadilah dia langsung mengutarakan apa yang dia inginkan.
“Tolong ikuti saya.” Kata pelayan itu.
Walaupun pelayan itu adalah seorang perempuan tapi Jungkook hampir saja tidak bisa mengikuti langkahnya yang cepat. ‘Sepertinya semua pelayan disini berjalannya seperti tuannya juga.’
Akhirnya mereka sampai di kolam renang luar, yang beberapa hari lalu hanya bisa Jungkook lihat dari dalam kamar yang dia tempati. Mata Jungkook langsung berbinar-binar melihat pantulan matahari yang terpantul di dalam kolam renang tersebut.
Pelayan yang melihat itu langsung memundukan langkahnya, dengan sopan mempersilakan Jungkook.
Setelah agak berjauhan dengan Jungkook pelayan itu langsung menggembuskan nafas leganya. Berdekatan dengan Jungkook seperti sebuah bom yang bisa membuat dirinya bisa meledak, karena terlalu gemas dengan Jungkook.
Bagaimana mungkin dia tidak gemas dengan Jungkook, laki-laki itu sangat imut dimatanya. Apalagi pikiran kotornya yang menggila-gila setelah melihat bagaimana Tuannya mengendong laki-laki itu sampai masuk kedalam kamar pribadinya.
Apakah akan terjadi adegan yang diinginkannya.
Membayangkan apa yang terjadi di dalam sana membuat pikiran kotor pelayan itu semakin menggila. Sepertinya jiwa fojoshinya harus ditekan agar tidak memikirkan hal-hal gila lainnya.
***
Langit sore yang terlihat mendung, menyembunyikan matahari diantara gumpalan awan tebal walaupun tidak ada tanda-tanda akan turun hujan. Membuat suasana angina sepoi-sepoi yang menyegarkan.
Belum lagi hamparan rumput yang tidak terlalu luas yang ditumbuhi beberapa tumbuhan berukuran sedang yang sangat memanjakan mata. Dan kolam renang luas berbentuk persegi panjang sangat menyegarkan apabila mencelupkan diri kedalam sana apalagi dengan cuaca yang sangat mendukung seperti sekarang.
Jeon Jungkook pria manis itu masih duduk di tepi kolam renang itu sambil mencelupkan sebagian lengannya disana. Mata belonya menatap berbinar-binar kedalam kolam renang sambil memperkirakan seberapa dalam kolam renang itu.
Dia ingin sekali menceburkan dirinya kedalam kotak persegi panjang itu. Namun, sayangnya Jungkook tidak bisa berenang.
Tertampar oleh kenyataan pahit membuat Jungkook mengembungkan pipinya kesal. Padahal dia ingin sekali berenang, merasakan bagaimana rasanya tubuh mengapung dipermukaan air, kemudian menyelam kedasar sambil menatap matahari yang sedang bersinar.
Ah, memikirkannya saja membuat Jungkook ingin berbuat nekat. Tapi, Jungkook takut kalau-kalau nanti dia akan ditemukan mengapung dalam keadaan tidak bernyawa disebuah kolam renang besar milik seorang terliyuner.
Apakah mayatnya akan dikuburkan secara layak atakaukan akan dibuang secara tidak manusiawi kedalam hutan.
“Hanya menatapnya tidak akan merubah kenyataan kalau kau tidak bisa berenang.”
Suara menyebalkan itu kembali memasuki indra pendengaran Jungkook. ‘Kenapa dia selalu datang disaat yang tidak diinginkan.’
“Mau Ku ajari, hm?”
***
Pemanasan sebelum keuwuan dimulai.
Maaf kalau kurang srek.
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak dengan vote, comment and follow.
KAMU SEDANG MEMBACA
When the Devil Fall in Love
Fanfiction"A-apa yang akan kau lakukan?" tanya Jungkook takut-takut sambil menatap Taehyung. "Kau kedinginan." Hanya itu jawaban yang diberikan Taehyung, diapun memajukan langkahnya memposisikan dirinya didepan Jungkook, langsung memegang tali celana yang dik...