Chapter - 6

34.9K 2.5K 53
                                    

‘Sadarkan dirimu, Kim. Dia masih dibawah umur.” Taehyung memaksa dirinya untuk tetap tersadar untuk tidak menerjang Kelinci dihadapannya ini.

Dengan sigap Taehyung mengangkat tubuh Jungkook ala bridal style membawanya kembali kedalam kamar. Dia tidak ingin membiarkan seorangpun melihat mangsanya yang sedang terlu membuat para bidatang lainnya berdatangan dia tidak akan membiarkan hal ini.

Dalam gendongan Taehyung tubuh Jungkook menggeliat tak nyaman membuat Taehyung yang sedari tadi melihat membuatnya semakin mengeratkan pelukannya dia tidak ingin membuat Jungkook terjatuh.

“P-panas.” Keluh Jungkook.

Mendengar hal tersebut membuat tubuh Taehyung terpaku hampir saja dirinya mencengkram tubuh Jungkook dengan sekuat tenaga kalau saja dia tidak ingat kalau tubuh Jungkook sangat rapuh.

Walaupun hanya satu kata yang tercelos dari bibir mungil Jungkook, namun hal itu sangat berdampak besar bagi seorang Kim Taehyung, kata tersebut membangkitkan seosatu yang ada didalam diri Tarhyung, baginya hal tersebut terdengar seperti nyanyian merdu yang selalu ingin dia dengarkan.

‘Sial, dia ingin mendengarkan bocah kecil ini mendesah menyebutkan namanya.’

Dengan tidak sabaran Taehyung membuka kenop pintu setelah pintu tersebut terbuka dengan langkah besar Taehyung menuju tempat tidur dan membanting tubuh Jungkook keatas sana.

Tergesa-gesa Taehyung melepaskan jas mahal yang masih melekat ketat ditubuhnya, setelah melepaskan kain mahal tersebut Taehyung langsung menindihi tubuh kecil Jungkook. Membiarkan tubuh kecil Jungkook berada dalam kukuhannya.

“Kau--!” wajah Jungkook yang semakin memerah membuat Taehyung menelan kata-katanya kembali, Taeyung pun kemudian menulusuri wajah Jungkook, memperhatikan setiap detail ekspresi yang dikeluarkan pria kecil didalam kukuhannya ini.

Taehyung tidak meninggalkan setiap incipun dari wajah Jungkook, dia merekam semua itu dalam ingatannya. Ingatan untuk dirinya sendiri, ‘Sial, dia tidak ingin seorangpun bisa menyentuh apalagi merebut Jungkook darinya. Siapapun yang berani menyentuh Jungkook seujung kuku akan berurusan dengan dirinya.’

Setelah puas menatap wajah Jungkook, Taehyung mendekatkan wajahnya kewajah Jungkook, lebih tepatnya mendekatkan bibir tebalnya kearah bibir tipis Jungkook, mengecupnya perlahan sebelum melumatnya secara ganas.

Setelah beberapa menit baru Taehyung melepaskan pagutannya, dia tersenyum lebar melihat hasil karya yang dia buat. Bibir tipis Jungkook membesar karena ulah Taehyung.

“Sempurna, sekarang Kau milikku, Jeon Jungkook.” Setelah mengatakan itu Taehyung langsung bangkit dari posisinya menuju kamar mandi.
Walaupun Taehyung menginginkan Jungkook, namun Taehyung tidak suka melihat lawan mainnya hanya terkapar tak sadar dibawahnya. Membuatnya terlihat seperti penjahat kelamin.

‘Jangan mengatakan hal yang benar, Kim.’

“Ah, sepertinya aku harus mandi air dingin malam ini.”

***

Klik

Pintu kamar mandi terbuka menampilkan sesosok Kim Taehyung yang sedang mengenakan handuk yang hanya membelit pinggangnya menutupi tubuh bagian bawah dan menunjukan bagian atas tubuhnya.

Walaupun Taehyung tidak mempunyai otot sixpack seperti orang lain, namun siapa bisa yang menyangkal betapa menggodanya tubuh dari seorang Kim Taehyung, banyak wanita dan pria mengantri hanya untuk melihat tubuhnya.

Tangan Taehyung masih sibuk mengusap usap rambutnya yang masih basah menggunakan handuk. Setelah dirasa kalau rambutnya tidak terlalu basah lagi akhirnya Taehyung meletakan handuknya disofa dan berbalik ingin melihat bagaimana keadaan kelincinya.

Namun, betapa terkejutnya Taehyung melihat keadaan Jungkook sekarang, membuat Taehyung hampir saja tersedak ludahnya sendiri. ‘Pria kecil itu, apakah dia sedang menggodanya?’

Bagaimana Taehyung tidak terkejut melihat Jungkook sedang memunggunginya tanpa sehelaipun menutupi tubuh kecilnya itu. Baju yang tadi dikenakannya berserakan dilantai bersama selimut yang sudah terongok dilantai dengan tidak elitnya.

Dengan cepat Taehyung melangkahkan kaki jenjangnya menghampiri selimut tersebut dan memungutnya. mengenakan selimut itu ketubuh Jungkook dengan lembut. “Lain kali tidak akan ku biarkan lepas kau lepas kelinci nakal.” Ucap Taehyung sambil mengelus pucuk kepala Jungkook.

Setelah melakukan itu Taehyung berjalan menuju nakas mengambil benda pipih yang tadi dia letakan dan meremedial nomor seseorang.

Belum sempat Taehyung berbicara orang diseberang sana sudah terlebih dahulu meneriaki dirinya.

“Yak! Kim Taehyung apakah kau tidak melihat kalau langit sudah gelap? Kenapa kau masih saja memanggilku, Ayolah, Kim biarkan aku bermesraan dengan Yoongi.”

“Hentikan rengekanmu, Park.”

“Uggh, kenapa kau memanggilku malam-malam begini?”

“Pesankan aku satu kamar hotel malam ini.”

“Kenapa kau harus memesan kamar hotel? Apakah istana besarmu itu sudah terbakar? Ataukah kau sekarang menjadi seorang gelandangan?”

“Sial kau, Park.”

“Oke, oke.” Balas Jimin diseberang sana dengan tawa yang membahana, ‘Ah, puas sekali dirinya bisa mengejek Kim Taehyung.’

Sekertaris sekaligus sahabatnya itu memang bisa diandalkan walaupun dia sangat banyak bicara.

***

Hallo, sudah lama aku tidak melanjutkan cerita ini walaupun sedikit agak berantakan dan agak lupa sama alurnya. Tapi, semoga kalian suka.

Kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk penulis pemula seperti saya.

Whale 🐳

When the Devil Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang