Chapter - 17

26.8K 2K 50
                                    

Warning!! Typo bertebaran dimana-mana.

Happy Reading
***

Seseorang turun dari sebuah mobil audi hitam gelap, dia mengenakan jas berwarna coklat tua. Tak lupa juga sepatu hitam mahal yang dikenakannya, tentu saja barang-barang yang digunakannya itu bukan barang-barang sembarangan. Semua itu adalah hasil dari para desainer ternama berkelas dunia.

Ditambah sebuah kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya, menambah kesan karismatik dari Kim Taehyung.

Ya! Pria itu adalah Kim Taehyung.

Wajah dingin yang selalu terpancar diwajahnya sangat kentara dengan panas matahari yang meneranginya saat dia keluar dari mobil, membuat para karyawan yang sedari tadi berjalan menghentikan langkahnya sejenak melihat sang pemilik perusahaan itu keluar. 

Siapa yang bisa mengindahkan pesona seorang Kim Taehyung? Walau dia hanya duduk tanpa melakukan apapun orang-orang akan selalu memandangnya tanpa bosan. 

Namun, siapa yang tahu bahwa dibalik wajah tampannya itu menyimpan banyak misteri dan teka-teki sangat sulit untuk diartikan bahkan bagi seorang psikolog propesional sekalipun.

Taehyung itu sangat pandai mengendalikan ekspresinya. 

Dan kalian semua tahu hal itu.

Tak berselang waktu Taehyung keluar dari mobilnya kemudian muncul lagi seseorang dari sebelah kursi pengemudi dimana Taehyung tadi keluar.

Semua mata yang berada di pelataran perusahan itu sangat terkejut dan tidak menyangka melihat apa yang terjadi hari ini. Sudah keajaiban melihat Kim Taehyung pemilik K Company keluar dari kursi pengemudi, ditambah lagi ada yang keluar dari kursi penumpang.

Seperti sebuah sambaran petir yang terjadi di siang terik.

 Yang lebih mengejutkan lagi yang keluar dari kursi penumpang itu adalah seorang pria. Bukan Park Jimin sekertarisnya, melainkan orang lain. 

‘Siapa dia? Siapa laki-laki yang diijinkan Taehyung untuk duduk disamping dirinya?’ hampir semua orang yang melihat kejadian itu menanyakan hal yang sama.

Taehyung menurunkan kacamata hitamnya sedikit menelisik orang-orang yang masih berdiri menatap dirinya seolah-olah berkata, ‘Apa yang sedang kalian tonton.’

Semua orang yang disana langsung panik, bergegas mereka berjalan kembali menuju tujuan masing-masing. Kalau tidak mereka akan menerima konsekuensinya, apalagi ini sudah hampir memasuki jam kerja.

Setelah melakukan itu, Taehyung kembali merapikan letak kacamatanya dan kemudian melangkah menuju pria yang masih saja berdiri disamping mobilnya sambil menatap ke bawah.

‘Apakah aspal hitam itu lebih menarik daripada dirinya?’

“Kajja.” Ajak Taehyung sambil mengusap pucuk kepala Jungkook. Kemudian dia langsung melenggangkan kaki panjangnya masuk kedalam.

Orang yang tadi di elus Taehyung, otomatis mengangkat kepalanya. Belum sempat dia berbicara Taehyung sudah hampir berada didepan pintu masuk, membuat dia mau tidak mau harus berlari untuk mengejar langkah kaki Taehyung.

“Dasar pemaksa.” Gerutunya kecil.

“Aku kira kaki kecilmu itu tidak bisa digunakan untuk berlari, Jungkook.” Ucap Taehyung setelah melihat bahwa Jungkook sudah berada disampingnya.

Jungkook mendengar itu langsung menggembungkan pipinya sambil menatap Taehyung dengan bersungut-sungut, “Salahkan kaki panjangmu itu.” 

“Kakimu saja yang terlalu pendek.” Taehyung tersenyum miring walaupun itu tidak dilihat oleh Jungkook, dia tetap melanjutkan langkahnya masuk kedalam. Dengan terpongoh-pongoh Jungkook mencoba mensejajarkan langkahnya dengan Taehyung. ‘Pria tua satu ini. Setidaknya biarkan aku bernafas sejenak.’

***

Bruk

Jungkook langsung mengusap dahinya yang terasa sakit karena baru saja dia menabrak punggung seseorang, sangat keras seperti dia menabrak sebuah bongkahan batu besar saja.

“Kau terlambat hampir terlambat, Kim.”

“Hampir.” 

“Astaga, setidaknya angkatlah telephone dariku.” Gerutu orang itu.

Taehyung merongoh saku jasnya mengeluarkan benda pipih yang disebutkan oleh orang didepannya. Disana tertera.

17 panggilan tidak terjawab dari Park Jimin.

Setelah melihat itu Taehyung kembali mematikan ponselnya dan kembali menatap Jimin.

“Aku lupa mengubah modenya.” Balas Taehyung santai.

“Yak! Kim Taehyung, kau ini!!” Jimin sangat gemas dengan kelakuan sahabatnya ini yang selalu saja menyepelekan hal-hal penting. Sepertinya menjadi sekertaris pribadi Taehyung menjadi tekanan mental tersendiri bagi Jimin. 

Jungkook yang sedari tadi berada dibelakang tubuh Taehyung mencoba mengintip penasaran dengan apa yang sedang terjadi didepannya. Sangat tumben sekali ada orang yang berani berbicara selancang didepan wajah Taehyung secara langsung.

“Kim Taehyung, setidaknya ubahlah sedikit kebiasaan burukmu itu, aku khawatir kau akan terus melajang sampai tua. Tidak mungkin akan ter—“ ucapan Jimin terputus, karena dia baru saja menyadari kalau ada seseorang berada di belakang tubuh Taehyung.

“Kau?! Bukannya kau yang dicium Taehyung dikolam renang kemarin?!” Jimin spontan berteriak heboh saat melihat Jungkook.

Jungkook yang mendengar itu langsung menundukan wajahnya, rona merah mulai menghiasi pipi kiri dan kanannya. Jungkook tidak menyangka ada yang dirinya yang sedang dicium Taehyung. ‘Apa yang harus dia katakan?’

Taehyung menatap Jimin dengan tajam, “Hentikan omong kosongmu, Park.” 

Jimin menghiraukan hal itu, dia langsung berjalan menuju Jungkook kemudian menatapnya dari atas sampai bawah. “Ah, benar ini kau.”

“Kemana arahmu menatap, Park.” Desis Taehyung tak suka. Taehyung menarik tangan Jungkook menyuruhnya agar tetap berada dibelakangnya.

Jimin metap Jungkook dan Taehyung secara bergantian kemudian dia tersenyum penuh arti.

“Hilangkan pikiran mesum dari otakmu itu, aku ingin kau membimbingnya agar menjadi sekertaris pribadiku.” 

“Sepertinya aku mendengarkan maksud lain dari ucapanmu, Kim Taehyung-shi.” Senyum Jimin semakin melebar kemudian dia terkekeh kecil dan berkata.

“Bukankah kau ingin bercinta dengannya dimana saja.”

“Sialan kau.”

Jungkook yang sedari tadi diam berada dibelakang tubuh besar Taehyung hanya bisa terpaku mendengar pembicaraan 2 orang dewasa mesum didepannya ini. Seluruh kinerja otak Jungkook berhenti sejenak, muka Jungkook yang sedari tadi merah kini semakin memerah sepertinya dia siap untuk meledak kapan saja.

Siapapun tolong selamatkan Jungkook.

***
Huaa!! Akhirnya up!!

Gimana udah ngefeel belum? Maaf kalau rada kurang nyambung.

Dua hari belakangan ini aku lagi kobam nonton Taekook analisis. Hehehe, makanya jadi malas buat nulis 😭

Gpp lah upnya malem, yang penting update.

Segitu dulu ya. Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak dengan cara vote, comment dan follow!!

When the Devil Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang