Chapter - 10

30.4K 2.4K 86
                                    

Semoga TaeKook bisa menemani malam minggu kalian agar lebih banyak rasa.

Happy Reading

***

Dan berakhirlah mereka disini.

Disebuah restoran mewah yang bertabur warna emas gemerlap, terdapat beberapa meja bundar berukuran besar hingga kecil yang juga berwarna emas, yang paling mencolok adalah sebuah lampu besar berbentuk spiral yang tergantung megah diatas.

Membuat Jungkook tidak bisa mengantupkan bibirnya melihat betapa megahnya restoran tersebut. ‘Mungkin bila dia mencuri satu barang saja dalam restoran ini, setidaknya dia bisa hidup tanpa perlu bekerja selama satu bulan.’ Pikiran Jungkook.

Dan yang lebih menakjubkannya lagi restoran itu sepi tanpa seorang pengunjungpun, kecuali mereka berdua. Seberapa kayakah Taehyung hingga dia bisa menyewa satu restoran mewah untuk dirinya sendiri. Pemikiran itu membuat Jungkook bertambah takjub membayangkan seberapa kaya seorang Kim Taehyung.

‘Mungkin lebih baik dia mencuri barang dari Taehyung, mungkin satu barang saja bisa dia membuatnya hidup tanpa berkerja selama bertahun-tahun atau mungkin selamanya.’

Tapi, sebelum pikiran jahat Jungkook semakin bertambah liar. Suara mengesalkan Taehyung membangunkan dirinya.

“Seberapa lama lagi kau akan berdiri seperti patung disana?” tanya Taehyung sambil menaikkan sebelah alisnya. “Setidaknya jangan biarkan bibirmu terbuka, seolah-olah mengundangku untuk menyusup masuk kedalamnya.”

Mendengar perkataan Taehyung membuat Jungkook langsung merengut dan mengantup bibirnya serapat yang dia bisa. ‘Bagaimana bisa pria tua cabul itu berbicara kepadanya seperti itu.’ Padahal umurnya masih bisa dibilang remaja.

Dasar Taehyung gak punya Akhlak.

Dengan langkah pelan Jungkook mendekati Taehyung yang sudah duduk disalah satu kursi bundar yang berada persis dibawah lampu Kristal besar. Membuatnya seperti sedang bermandikan cahaya emas. Hal itu membuat Jungkook terpesona setelah melihat Taehyung, Bagaimana bisa dia tidak menyadari kalau Taehyung setampan itu.

Tanpa sengaja mata mereka bertemu, membuat wajah Jungkook memerah. “Kau tampan.” Jungkook langsung mengutarakan apa yang dipikirkannya setelah dia meletakan bokongnya dikursi empuk itu.

Pernyataan yang dikeluarkan Jungkook secara tiba-tiba membuat Taehyung yang mendengarnya tanpa sadar terkekeh kecil. “Aku sudah mendengar kata itu dari ribuan orang.” Ujar Taehyung sombong.

“Yasudah, aku hanya menyampaikan apa yang kau pikiran saja.” Ketus Jungkook.

Ingatkan Jungkook untuk tidak lagi memuji Taehyung.

“Kau manis Jungkook, wajahmu.” Ada jeda sedikit sebelum Taehyung melanjutkan ucapannya “Dan juga bibirmu, membuatku candu.” Taehyung dagunya diantara kedua tangannya memandang Jungkook dengan tatapan menggoda.

‘Aku rasa biasa saja tidak ada yang manis.’ Tanpa sadar saat memikirkan hal itu Jungkook menggigit bibirnya. Hal itu tidak pernah lepas dari tatapan tajam Taehyung.

“Berhenti menggigit bibirmu sendiri Jungkook, kalau kau memperbolehkan biar aku saja yang melakukannya.” Cetus Taehyung.

“M-maaf.”

Jungkook merasa seperti serba salah dimata Taehyung, apapun yang dilakukan Jungkook didepan Taehyung selalu saja salah dan selalu saja hukumannya menjurus ke hal yang berbau kontak fisik. Hal itu membuat Jungkook bingung dan bertanya-tanya ‘Apakah Taehyung seorang maniak?’

Enyahkan pikiran buruk itu dari otak kecilmu Jungkook.

Setelah percakapan mereka tadi tidak ada pembicaraan lagi karena makanan sudah memenuhi meja dimana mereka berada, hampir saja Jungkook meneteskan air liurnya karena sedari tadi dia mencium-bau bau yang keluar dari makanan mahal tersebut, bukan hanya satu tapi banyak membuat Jungkook tanpa sadar juga mengelus perutnya untuk menenangkan cacing-cacing peliharaannya agar tetap tenang.

Namun, walaupun para pelayan telah berlalu dari tempat mereka Jungkook masih tidak berani menyentuh makanan-makanan lezat yang terpampang didepan matanya itu.

“Kau tidak lapar? Apa kau ingin pesan yang lain?” tanya Taehyung.

“T-tidak, hanya saja aku tidak ingin pingsan kedua kalinya.” Cicit Jungkook sambil menatap takut Taehyung. Kejadian semalam membuatnya sedikit trauma, kalau-kalau nanti dia akan terbangun kembali dengan keadaan tanpa busana dan tidak mengingat apapun yang terjadi.

Taehyung tersenyum tipis, bahkan hampir tidak terlihat seperti sedang tersenyum. “Kau tidak perlu khawatir aku tidak menaruh apapun kedalam makananmu, kalau aku mau. Aku bisa saja menyuruhmu untuk melepaskan semua pakaianmu disini, sekarang.” Seperti biasa  godaan cabul yang tidak pernah lepas.

Perkataan cabul Taehyung selalu saja sukses membuat Jungkook membulatkan matanya, sepertinya kalau ada kontes siapa yang paling cabul, mungkin Taehyung bisa keluar sebagai juara.

“Selamat makan!!” ucap Jungkook antusias, dia tidak tau harus bagaimana agar bisa mengindari perkataan cabul Taehyung.

Taehyung yang melihat itu tentu saja menyimpitkan matanya, dia tahu bahwa Jungkook dengan sengaja menghindarinya. Biarlah, karena tujuannya kesini untuk memberi kelinci peliharaannya makan.

Sudah berapa lama Jungkook tidak merasakan makan sebanyak ini, walaupun dia agak sedikit malu dengan cara makannya yang berbeda dengan Taehyung. Pria itu tahu bagaimana etika makan tidak seperti dirinya yang serampangan. Toh, sama-sama nanti masuk kedalam perut.

***

Mata Taehyung sedari tadi menatap Jungkook yang sangat lahap memakan berbagai hidangan didepannya, bahkan sampai tidak menyadari kalau ada singa yang sedang menghadang mangsanya yang sedang menyantap makanan sebelum dia yang disantap.

“Ah, kenyangnya!”

“Jungkook-ah, mendekatlah.” Jungkook dengan senang hati mendekat kearah Taehyung, dia juga ingin menyampaikan ucapan terimakasihnya pada pria itu.

Tapi, sebelum ucapan terimakasihnya tersampaikan, Taehyung sudah membungkam mulutnya dengan sebuah ciuman. Taehyung langsung menyusupkan lidahnya kedalam rongga mulut Jungkook, mengabsen satu persatu gigi-gigi Jungkook dan mengakhirnya dengan sebuah kecupan kecil disudut bibir Jungkook membersihkan sebutir nasi yang menempel disana.

“Ucapan terimakasihmu aku terima.”

Tubuh Jungkook masih membeku ditempat, tiba-tiba saja otaknya tidak bisa berproses karena kejadian mengejutkan itu.

Taehyung yang melihat itu hanya mengeluarkan senyum tipis seperti biasa.

‘Kau mengabaikanku tadi, Jeon.’

When the Devil Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang