Chapter - 5

37.7K 2.8K 137
                                    

"Jinnie, maafkan aku, eoh?" ucap Namjoon pasrah sambil menggoyangkan tangan Seokjin sepeti anak kecil yang ingin minta uang jajan kepada orang tuanya.

"Namjoon kenapa kau sangat imut, hemm? Saking imutnya ingin ku geplak kau dengan panciku." binar-binar yang tadi bersinar dimata Namjoon kemudian padam lagi mendengar nada ketus yang ditunjukan Seokjin.

"Apa yang harus aku lakukan agar kau memaafkan aku Jinnie? Ingin panci-panci limited editions? Baju-baju pink yang dibuat desainer ternama? Atau kau ingin kucium sampai besok pagi, hemm?" Namjoon mulai memajukan wajahnya mendekati wajah Seokjin.

Tapi, dorongan keras diwajahnya membuat Namjoon tersadar bahwa pasangannya ini tidak ingin bermain-main. "Skip yang terakhir. Serahkan kartu hitammu itu, dan ayo kita berangkat. Aku tak ingin kalo saja tiba tiba barang yang aku inginkan sudah habis gara-gara kau berjalan seperti siput." kata Seokjin sambil menadahkan tangannya kearah Namjoon, meminta agar kartu hitammnya agar cepat diserahkan.

Setelah mendapatkan apa yang dia mau Seokjin kemudian berbalik pergi meninggalkan Namjoon tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Namjoon yang melihat itu hanya bisa mengelus dadanya sabar melihat kelakuan sang pasangan, yang sangat tidak berkeprimanusian. "Cepatlah Namjoon. Tak bisakah kau gunakan kaki panjangmu untuk berjalan lebih cepat. Seperti siput saja." teriak Seokjin.

Padahal Namjoon yakin kalau uang yang dimiliki keluarga Seokjin lebih banyak dari gaji yang dimikinya saat ini. 'Untung sayang, untung pacar, untung cinta, kalo ngak.' bisik Namjoon pada dirinya sendiri.

Kim Namjoon, seorang Ditective tampan berkarisma yang telah banyak meraih prestasi dibidangnya rela bertekuk lutut dibawah kaki seorang pria manis bernama Kim Seokjin bahkan rela melakukan apapun untuk cintanya satu itu. Intinya Kim Namjoon itu seorang 'BUCIN' sejati Kim Seokjin.

"Namjoon-ah, kajja." ajak Seokjin sambil bergelayut manja dilengan Namjoon.

Namjoon yang melihat kelakuan pasangannya itu hanya bisa menggigit bibirnya dengan keras karena terlalu gemas dengan kelakuan Seokjin yang menurutnya itu sangatlah imut. "Jinnie kau terlalu imut, jangan pernah sekalipun kau memperhatikan keimutan itu didepan Laki-laki lain. Atau nanti akan ku buat mereka tidak bisa melihat mentari pagi lagi. Janji?" ucap Namjoon menahan kegemasannya.

"Janji." sahut Seokjin pelan.

"Kau tak marah lagikan? Ayo, kita berangkat!" kata Namjoon sambil mengusap lembut pucak kepala Seokjin.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Berbeda halnya yang terjadi di ruang makan. Hanya ada aura dingin mencengkam ditemani detingan alat makan yang saling bersahutan. Sangat berbeda dengan yang terjadi di ruang tamu yang penuh aura lop-lop dan bunga-bunga tak kasat mata disekitarnya.

Di ruang tamu itu terdapat dua orang pria duduk saling bersebelahan. Yang satunya sedang makan dan yang satunya lagi hanya duduk diam menatap menatap intens pria disebelahnya ditemani dengan segelas anggur mahal di tangan kirinya.

Jungkook mencoba memberanikan diri untuk mengintip Taehyung, namun apa yang didapatkannya adalah tatapan intens dan senyum menyebalkan yang Taehyung tunjukan untuk mengejek dirinya. Membuat Jungkook tak nyaman dan gelisah saat berada di samping Taehyung.

Tatapan Taehyung seperti singa ganas yang siap menerkam kelinci yang sedang terluka. "Berama lama lagi kau selesai mengabiskan seluruh makanan yang ada dipiring itu? Apa kau tidak mempunyai gigi untuk mengunyah lebih cepat?" ejek Taehyung.

Mendengar ejekan yang dilontarkan Taehyung membuat amarah yang dari tadi di pendam Jungkook lepas hingga dengan cepat ia menghabiskan sisa makanan yabg tersisa dipiringnya.

"Uhuk uhuk."

Taehyung yang melihat itu dengan cepat menyerahkan menyerahkan minuman yang berada digenggamannya. Taehyung melupakan kalau minuman itu adahal sebuah anggur dengan kadar alkohol yang cukup tinggi.

Dengan cepat Jungkook menegak habis minuman yang disondorkan Taehyung padanya. Jungkook juga tidak mengetahui bahwa yang disondorkan Taehyung padanya itu adalah sebuah alkohol.

Saat minuman itu masuk dan mengalir di kerongkongannya Jungkook merasakan panas yang sangat membakar pencernaannya. Sehingga ia hampir saja memuntahkan makanan yang baru dicernanya tadi.

Tersadar dengan apa yang dia perbuat, 'Kenapa kau ceroboh sekali kali ini, Kim', dengan lembut Taehyung menepuk-nepuk pipi Jungkook memastikan laki-laki itu masih tersadar.

Tapi saat melihat kondisi Jungkook membuat Taehyung tertegun. Dengan kedua pipi yang bersemu merah dan bibir yang entah kenapa semakin memerah seperti ceri. Menggundang Taehyung untuk menempelkan bibirnya ke bibir semerah ceri itu.

When the Devil Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang