୨ chapter ten ୧

28 10 0
                                    

Livy mengerjapkan matanya. Ia baru saja terbangun dari tidur nyenyaknya. Livy mengucek-ngucek matanya agar pandangannya tidak kabur lagi.

“Putri tidur udah bangun?” Suara tersebut membuat Livy refleks menoleh ke arah samping kanannya.

“NI-KI?! KOK DI SINI?!” Livy memekik kaget begitu melihat keberadaan Ni-ki di sebelahnya.

Ni-ki menyentil dahi Livy pelan. “Ini rumah gue, ya gue di sini lah. Masa gue di rumah hantu?”

Livy mencebik sebal. Kemudian, Livy tersadar bahwa ia sedang memakai sebuah jaket. “Ini jaket lo, Ki?”

Ni-ki mengangguk kecil. “Gue takut lo masuk angin, Kak. Anginnya kenceng banget.”

Kini, giliran Livy yang mengangguk. “Kok kasih jaketnya ke gue? Lo gak kedinginan apa? Pentingin diri sendiri, orang lain nanti aja.”

Ni-ki terkekeh mendengar ocehan Livy. Tangannya bergerak merapikan rambut Livy dengan lembut. “Lo jelek,”

“Iya, gue tau. Gak perlu lo perjelas lagi.” jawab Livy dengan raut wajah yang kesal.

“Bercanda, Kak.” ucap Ni-ki dan kemudian melanjutkan ucapannya. “Lo cantik, bahkan kata cantik aja gak bisa ngedeskripsiin kecantikan lo.”

Livy memutar bola matanya. Kemudian, ia memukul bahu Ni-ki pelan. “Apasih! Gak jelas banget lo, wibu!”

“Bilang aja lo salting, dek.” ucap Ni-ki meledek Livy.

Dak, dek, dak, dek! Gue ini lebih tua satu tahun di bandingin lo! Jadi, lo tuh harus hormat sama gue tau!” Livy bersedekap dada. Kesal dengan ucapan Ni-ki.

“Emangnya ada peraturan kalau yang lebih muda itu harus menghormati yang lebih tua?” Ni-ki bertanya.

“Ada lah! Di pelajaran Ppkn, itu di ajarin kalau yang lebih muda harus hormat sama yang lebih tua!” Livy menjawab dengan menggebu-gebu.

Ni-ki mengangguk. “Bener. Setau gue juga, di pelajaran Ppkn itu di ajarkan kalau yang lebih tua harus menyayangi yang lebih muda.”

“Iya, bener! Gue sayang sama lo, as friend or my lil brother.” Livy membalas.

Ni-ki menaikkan satu alisnya. “Not as ur boyfriend?”

Livy mendorong tubuh Ni-ki kesal sehingga tubuh Ni-ki tergeser. “Apaansih, Ni-ki! Lo tuh emang gak jelas banget deh!”

Ni-ki terkekeh. Kemudian, ia mendekatkan posisi duduknya ke Livy. “Lucu banget kalau salting,”

Livy berdehem. “Oh, ya. Gue mau ngomong sesuatu sama lo. Gue bener-bener harus jelasin ini sama lo!”

“Soal apa? Soal matematika?” goda Ni-ki.

Livy mencubit lengan Ni-ki kesal karena remaja tersebut bercanda. “Tolong serius kali ini aja deh!”

“Oke,” Ni-ki memberikan tanda jempol.

Livy mengambil nafas dan membuangnya kembali dan berdehem. “Lo selama ini salah paham. Selama ini gue tuh gak ada hubungan apa-apa sama Juan.”

Dahi Ni-ki berkerut di buatnya. “Maksudnya selama ini lo gak pacaran sama Juan?”

Yap! Tadi tuh gue marahin dia habis-habisan karena bohong t'rus dia minta maaf, tapi gue tetap marah.” Livy menceritakan kejadiannya.

Ni-ki mencubit kedua pipi Livy. “Bagus, Kak! Gebukin aja tuh orang sekalian, biar dia tau rasa.”

Livy menurunkan kedua tangan Ni-ki dari pipinya dan memasang raut wajah cemberut. “Jangan jauhin gue lagi dong, Ki. Masalahnya kan udah clear.”

“Iya, gak gue jauhin lagi.” Kemudian, Ni-ki merapatkan dirinya ke tubuh Livy. “Gue deketin tiap hari, Kak.”

Livy tertawa kecil di buatnya. Kemudian, ia merentangkan kedua tangannya. Ni-ki yang mengerti langsung memeluk tubuh Livy.
Ni-ki memukul-mukul pelan punggung Livy.

“Jangan jauhin gue lagi!” seru Livy seraya menyandarkan kepalanya di bahu Ni-ki.

Ni-ki tersenyum di sela-sela pelukan mereka. “Iya, gak lagi.”

Livy dan Ni-ki melepas pelukan mereka. Kemudian, menatap Livy dari tempat duduknya.

“Lo sama Juan gak pacaran kan, Kak?” Ni-ki kembali membahas topik yang di bicarakan tadi.

Livy mencebik kesal. “Gak, Ni-ki. Jangan sampai seratus kali gue bilang itu, ya!”

“Oh, berarti gue udah bisa jadi pacar lo kan?”

ʚ୨🌷୧ɞ

Good night 🤩🙆🏻‍♀💟!

Hari ini aku bakal banyak update kayaknya, tapi tergantung moodku juga!
Lagi free bangett ini :3. Tugasku sudah kelar semua 🙅🏻‍♀👏🏼!! Ga sabar book ini ada ceklisnya! 😷💗.

See you in another chapter 💟🙆🏻‍♀!

love n hate ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang