୨ chapter two ୧

50 31 0
                                    

Matahari sudah bertugas kembali. Gadis berambut sebahu sudah siap untuk pergi ke sekolah. Livy mengelus-ngelus rambutnya sendiri agar sedikit lebih rapi.

Livy memakai sepatu dan kaus kaki miliknya. Selesai memakai 2 benda wajib tersebut, Livy berjalan keluar dari rumah.

“Mama! Aku berangkat sama Ni-ki, ya!” seru Livy sebelum dirinya menutup pintu rumahnya.

Take care, love!” balas Serena lantang dari dalam rumahnya agar putrinya bisa mendengar.

Livy tersenyum mendengar balasan Serena. Kemudian, Livy mendekati Ni-ki yang sudah duduk rapi di atas motor ninjanya. Ni-ki menyodorkan helm berwarna putih polos ke Livy. Livy menerimanya dan memakai helm tersebut.

Ni-ki juga memakai helmnya. “Buruan naik, Kak. Nanti kita telat,”

Livy berdecak sebal mendengarnya, tapi ia tetap naik ke atas motor dengan kencang sehingga motor agak sedikit terguncang. Lalu, kedua tangannya berpegangan pada tas Ni-ki.

“Udah?” tanya Ni-ki seraya melihat ke arah spion agar bisa melihat Livy yang duduk di jok belakang motornya.

“Udah,” jawab Livy seadanya.

Ni-ki menghidupkan mesin motornya. Setelah memastikan semuanya, Ni-ki melajukan motornya menuju ke sekolah.

Sekitar 8 menit-an, keduanya tiba di sekolah. Ni-ki mematikan mesin motornya dan melepas helm yang di pakainya. Livy juga ikut turun dan melepas helmnya.

Livy menyodorkan helm yang sudah di lepasnya. “Ini helmnya,”

Ni-ki menerima helmnya dan menyangkut kan helm tersebut di stang motor.

Sebelum masuk ke dalam kelasnya, Livy menyempatkan dirinya untuk mengecek penampilannya di kaca spion motor Ni-ki.

“Udah cantik, Kak.” ucap Ni-ki seraya memandang Livy dari belakang.

Livy berbalik dan memukul lengan Ni-ki sehingga membuat Ni-ki terkekeh atas responnya. “Gue mau ke kelas! Makasih buat tumpangannya.”

Livy yang berniat pergi ke kelas malah tidak jadi karena tangannya di tahan oleh remaja Jepang itu.

Livy berbalik badan, menatap Ni-ki dengan sebal. “Apasih pegang-pegang tangan gue? Wibu gak jelas!”

Ni-ki menyisir rambutnya dengan satu tangannya. Kemudian, kedua tangannya ia letakkan di dalam saku celana seragamnya. “Gue anterin lo sampai ke depan kelas, ya, Kak.”

Livy terkejut di buatnya. “Gak perlu! Gue ke kelas sendiri aja,” tolak Livy mentah-mentah sehingga membuat Ni-ki berdecak.

Ni-ki merengut kesal karena di tolak. “Nurut ke gue sekali aja bisa gak, Kak?”

Livy bersedekap dada. Menatap Ni-ki dengan kesal. “Harusnya, yang nurut itu lo. Gue tuh lebih tua setahun dari lo tau!”

Ni-ki berpikir sebentar. “Kalau lo nurut, gue beliin pocky lima kotak. Gimana?” tawar Ni-ki membuat Livy kembali berpikir.

Livy yang mendengar tawaran tersebut tampak menjadi antusias. “Oke, gue nurut deh! Tapi jangan lupa janji lo beliin gue pocky 5 kotak, ya.”

Ni-ki mengangguk seraya tersenyum bangga. Tangannya bergerak merangkul bahu Livy. Livy memilih membiarkannya saja demi jajanan favoritnya.

Di sepanjang lorong sekolah, terkadang keduanya menjadi pusat perhatian siswa-siswa lain. Namun, keduanya memilih mengacuhkan hal tersebut dan tetap berjalan santai.

“Belajar yang bener, Kak. Supaya gedenya jadi orang banyak duit.” ucap Ni-ki seraya menepuk-nepuk pucuk kepala Livy saat sudah sampai di depan kelas gadis itu.

Livy memutar bola matanya malas. “Supaya bisa lo korupin?”

Ni-ki hanya membalas dengan tawa kecil.

“Oh, ya. Hari ini gue gak bisa nganter lo pulang, Kak. Ada urusan bareng temen. Lo gakpapa'kan?” tanya Ni-ki hanya untuk memastikan Livy.

Livy mengangguk kecil. “Iya, gue gakpapa kok. Lo urus aja urusan lo.”

“Hati-hati pulangnya. Gue gak bisa jagain lo hari ini, Kak.” pesan Ni-ki pada Livy.

Livy kembali mengangguk kecil sebagai tanggapan.

Ni-ki juga ikut mengangguk. Pria tersebut berjalan meninggalkan kelas Livy. Tetapi Ni-ki berbalik badan ke arah Livy sehingga Livy menatapnya kebingungan.

Ni-ki mengucapkan kata-kata yang mampu membuat jantung Livy berdetak lebih cepat. “Take care, Kak Livy sayang.”

ʚ୨🌷୧ɞ

Pelajaran hari ini telah berakhir dan akan di lanjutkan esok harinya. Lorong sekolah dan halaman sekolah di penuhi dengan siswa-siswi. Tak terkecuali dengan Livy dan Chesa yang tengah berjalan bersama.

“Pulang sama Ni-ki?” tanya Chesa yang sudah tahu kebiasaan teman dekatnya itu.

Livy menggeleng dan kemudian menyeruput boba yang di belinya. “Hari ini si Ni-ki ada urusan sama temennya,”

Chesa mengangguk-angguk paham. “Jadi, pulang sama siapa lo?”

“Kayaknya gue ja—”

Tin, tin

“Livy, mau pulang bareng aku?”

ʚ୨🌷୧ɞ

Goodnight, my boo 🎀🎀 -!
How are youu <3 ?

Btw, aku gak percaya kalau Ni-ki 2005 🤧.
Ni-ki tuhh terlalu cool untuk di bilang bocilll 😸💗‼️ITU MENURUTKUU YAA🧚🏻‍♀ !

Jangan lupa add book ini ke reading list kalian hehe <3 🎀 .

love n hate ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang