Tentang nyinyir

33 7 3
                                    

Aku acap kali mendapat "shaming" dari berbagai pihak dan kembali lagi aku berpikir bahwa orang-orang yang melakukan hal tsb karena sengaja dan tidak suka dengan kehadiranku. Ada yang mengalami hal serupa?

Aku berpikir mereka adalah orang-orang jahat dan sok baik. Mereka hanya racun yang hadir di kehidupanku dan menjangkiti hatiku. Awalnya aku merasa diriku layak untuk membenci mereka. Untuk apa aku berbuat baik kepada orang yang menjahatiku?

"Aduhh, Dini sudah besar ya. Sekarang lemu mirip mbok'e"
"Dini yang hiperaktif"
"Kamu disleksia ya!"
"Kamu banyak belajar ya, masa gini-gini aja gabisa!"
"Masa kalah sama adik tingkatmu, lebih paham materi ini dibanding kamu"
"Kamu kenapa sih? Ada ya manusia seperti kamu"

Aku berpikir bahwa hal-hal ini tidak pantas dikatakan
Hal-hal tabu untuk dilontarkan
Kalian tahu? Tidak sedikit yang melakukan praktik shaming tersebut adalah orang-orang berpendidikan tinggi. Sampai disini paham?
Pendidikan seseorang memang mempengaruhi pola pikir, namun bila dibarengi oleh rasa sok "paling-paling", akan meruntuhkan rasa kagum dan penilaian positif lainnya. Berilmu memang baik, apalagi dibarengi adab yang baik.

Aku membaca buku karya Brené Brown, Ph.D yang berjudul " I thought it was just me (but isn't), making the journey from what people think to I'm enough"

Tindakan "shaming" adalah sebuah silent epidemic (penyakit yang mudah menyebar ke banyak tempat) yang bisa menjangkiti siapa saja. Dalam bukunya tersebut menyebutkan bahwa tindakan shaming dapat membuat orang merasa tidak berdaya, sedih,  ketakutan, dan terputus oleh orang sekitar.
Hal yang disampaikan Dr. Brown dalam bukunya sangat relate dengan diriku.

Tindakan "shaming" membuat banyak korbannya melakukan penilaian liar tentang diri mereka. Ketika mereka mendapat shaming dari orang lain mereka kerap kali salah meninjau persoalan tersebut. Alih-alih berpikir bahwa "tindakan" mereka "saat itu salah" dan dapat diperbaiki. Mereka lebih sering menilai bahwa hal-hal buruk yang terjadi karena memang "dirinya" tidak becus.

Ketika orang mudah mengatakan bahwa tubuhku gendut, Aku akan langsung berpikir bahwa mereka mengatakan hal tersebut karena hendak mengejek. Itu dulu! Ya itu dulu!

Saat ini saya berpikir bahwa hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Banyak orang sulit memilih kata-kata dengan bijak, termasuk dalam memberi nasihat. Mereka sering "tidak sengaja" melontarkan kalimat-kalimat yang terkesan menyakiti, namun setelah dipikir-pikir mereka hanya khawatir tentang kondisiku.

Aku sering bingung tentang kondisiku ini
Terkadang aku merasa risih dengan body shaming yang aku terima, namun terkadang merasa biasa saja. Bukan karena bosan dikatai gendut, namun ada perbedaan yang mendasar.

1.) Siapa pelakunya?

Hal ini penting sekali, orang-orang yang mengenal aku dengan baik tidak akan menilai sembarangan/sengaja mengejekku. Bila ada terlontar kalimat tertentu dalam situasi yang tidak serius bisa jadi dia tidak sengaja melakukannya

2.) Siapa saja yang menyaksikan tindakan tersebut?

Bila didepan banyak orang, walaupun bukan dalam situasi yang serius. Fix dia hendak mengejekku.

3.) Apakah dia termasuk orang yang suka membicarai orang?

Bila pelakunya sering membicarai orang, bukan hanya aku saja. Sudah pasti sepasti-pastinya hendak menghina.

Dengan 3 pertanyaan tersebut aku meyakini maksud dari orang-orang yang melakukan tindakan shaming terhadapku

Setelah direnungkan dan hasilnya mereka cenderung menghina, aku tidak segan-segan menjauh sejauh-jauhnya.
Aku merasa berhak memilih siapa temanku, dengan siapa aku menjalankan hidupku, dan yang terpenting adalah aku berhak hidup nyaman.

Aku tidak perlu berkoar-koar tentang ketidaksukaanku, cukup dengan tidak bereaksi tentang tindakan-tindakan orang tersebut. Mereka berbuat jahat karena ingin pengakuan dan atensi, dengan tidak memberi atensi sama sekali akan menyakiti hati mereka

Aku tidak menghasut siapapun untuk membenci orang lain, aku hanya memberi keadilan untuk diriku sendiri. Aku berhak bahagia dan aku sangat berharga untuk sekedar dighibahi.

Untuk kalian yang sering mendapat penghinaan bukan karena perangai julid kalian, fix Tuhan sedang mengujimu.
Untuk kalian yang akhirnya dihina banyak orang karena sering menghina orang lain, fix Tuhan sedang memberi Azab!

😚😚😚😚

Si Anak TengahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang