Chenle merasa sedikit gugup saat banyak mata yang memperhatikannya. Konser amal kali ini ternyata juga dihadiri para musisi musisi terkenal yang sering kali mengadakan konser solo untuk menunjukkan bakat mereka. Chenle takut jika akan mengecwakan sang master, rasa gugupnya mungkin saja bisa membuat sedikit kesalahan, berhari hari melakukan latihan tak menjamin untuk dirinya tak melakukan kesalahan. Ia hanya perlu fokus untuk saat ini. Tapi masalahnya dengan Jisung beberapa hari lalu membuatnya sedikit terbebani dan seringkali membuatnya hilang fokus.
Mengingat Jisung, Chenle belum menemukan pria tinggi tersebut di dalam gereja. Apa Jisung masih marah dengan perkataannya dulu? Atau pria itu memilih menyerah? Pikirannya semakin buruk padahal ia harus berfokus pada pertunjukan saat ini.
Chenle menghirup napas dalam, mencoba menenangkan detak jantungnya yang tak karuan. Matanya terpejam memanjatkna doa agar tuhan membantunya untuk acara amal kali ini.
Pertunjukannya berlangsung dalam limabelas menit, rasa gugupnya berangsur hilang saat ia melihat para penonton yang menikmati permainannya dan ada juga yang terlihat terkesima akan permainannya. Fikirannya tentang Jisung juga ikut hilang saat ia merasa kepercayaan dirinya muncul di seperempat permainannya.
Chenle meninggalkan panggung setelah menerima bouquet bunga dari para penonton. Ia merogoh saku jas nya untuk mengambil ponsel yang ia matikan agar tak mengganggunya selama pertunjukan tadi.
Ia hendak menghubungi sang supir memberitahunya bahwa acaranya sudah selesai. Namun saat ponselnya menyala banyak sekali notifikasi panggilan dari Jisung."Jisung?" Gumamnya saat melihat puluhan panggilan tak terjawab darinya.
"Hallo Ji kena-" panggilan Chenle terhenti saat mendengar suara gemuruh dari panggilan Jisung.
"HALLO?"
"LE GW LAGI LARI"
"BENTAR LAGI GW NYAMPE"
"ACARA LO BELOM SELESAI KAN?"
"GW SALAH GEREJAAAA" Teriak Jisung dalam sambungannya."Ji-"
"GW BENTAR LAGI NYAMPE, GW MATIIN"
"Tapi-"
PIP
"Acaranya emang belom selesai, tapi penampilan gw yang udah selesai"
Chenle langusung keluar dari gereja saat Jisung berkata jika ia sudah dekat. Chenle berdiri di depan gerbang gereja menunggu kedatangan Jisung di trotoar. Dan benar saja dari arah barat ia melihat pria tinggi dengan stelan kemeja berwarna abu serta bouquet bunga ditangan kanannya sedang berlari kearahnya.
"CHENLEE!!" Teriak Jisung saat melihat pria dengan rambut ash blonde berdiri di depan gerbang gereja dengan stelan jas nya.
"Lo beneran lari?" Tanya Chenle saat Jisung sudah berdiri didepannya dengan napas yang ngos ngosan. Dengan spontan ia mengambil saputangannya dan menyeka keringat Jisung yang mengalir dipelipisnya.
"Kenapa lari sih? Motor lo mana?" Tanya Chenle yang masih telaten menyeka keringat Jisung."Gw hah hah hah"
"Lo ngga ada minum?" Tanyanya sembari mencoba mengatur napasnya yang terasa sesak."Ya, ya ngga ada lah"
"Di dalem sana ada minum" tunjuk Chenle menuju gereja."Gw tadi bareng sekalian sama ayah bunda, ngga bawa motor sengaja biar bisa ngajak lo naik bus nanti pas pulang"
"Eh malah gw salah gereja" jelas Jisung setelah memgatur napasnya."Sorry ya gw ngasih infonya salah" sesal Chenle.
"Ngga papa santai yang penting gw udah disini dan siap liat lo tampil"
"Gw juga bawa bunga buat ending lo nanti"
"Ya walau ngga surprise lagi" ujarnya sembari menunjukkan karangan bunga yang sudah tak cantik lagi karena ulahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Y.O.U ✅
Short StoryJisung tuh buaya, liat cantik dikit langsung pepet, ditambah dia anak futsal yang otomatis populer banget. Tapi baru kali ini dia ketemu yang cantik tapi susah banget diluluhin. Kali ini dia bakal nyerah ngga ya? ⚠️⚠️⚠️ BxB bahasa non baku homophobi...