"Mau main kemana kita kali ini?" Tanya Chenle yang antusias saat Jisung sudah menjemputnya setelah selesai privat.
Weekendnya selalu dihabiskan dengan bepergian bersama Jisung. Chenle benar benar sudah merasa sangat nyaman dengan hadirnya Jisung. Ah ia juga sudah meresmikan langkah Jisung. Jisung akan menganjak di langkah ke lima. Banyak moment moment menyenangkan yang Jisung berikan pada Chenle sehingga pria manis itu bisa dengan mudah memberi peresmian atas langkah langkah yang Jisung tempuh.
Jisung juga pernah mengajak Chenle pergi menyaksikan pertandingannya. Walau awalnya pria manis itu menolak mentah mentah karena tak suka dengan suasananya tapi dengan banyaknya negosiasi akhirnya Jisung bisa meyakinkan Chenle dan mengajak pria manis itu untuk memberinya semangat di lapangan.
Tidak seperti awal ia pergi menonton pertandingan seperti ini, kali ini ia lebih merasa nyaman entah mungkin karena tempat yang Jisung berikan atau perasaan senang saat melihat kelihaian Jisung memainkan bola hingga membuatnya nyaman. Ah apa ini yang Jaemin rasakan saat melihat Jeno bertanding? Pantas saja pria jelmaan kelinci itu selalu antusias saat prianya ikut dalam turnamen.
"Hari ini kita pergi ke tempat yang sepesial" ujar Jisung setelah memasangkan helm untuk Chenle.
"Kemana? Resto mahal lagi?"
"Gw udah pernah peringatin lo tentang ini kan?" Omel Chenle karena tak suka."Engga, bukan resto mewah"
"Tapi masakannya jauh diatas resto resto bintang lima"
"Lo pasti bakal seneng""Harganya pasti tetep mahal"
"Ngga mau ah"
"Pinggir jalan aja kita" ajak Chenle."Ngga mahal, udah ayo naik ntar keburu makin malem"
Walau sedikit tak percaya Chenle tetap menurut saat Jisung memintanya untuk naik ke motor. Chenle mengamati jalanan dan melihat sekeliling yang terlihat semakin sepi. Sepertinya mereka keluar dari pusat kota.
"Kemana sih? Jauh ya?" Tanya Chenle yang sedikit khawatir.
"Lo ngga berniat lakuin hal jahat ke gw kan?" Tuduh Chenle. Pasalnya ia baru saja menonton film yang memiliki adegan seperti ini. Mengajak orang yang disukainya ketempat yang jauh dari pusat kota dan berakhir dengan adegan pembunuhan. Jadi tidak salah kan jika Chenle merasa was was.
"Ji?""Ngga jauh, bentar lagi nyampe, tuh perempatan depan kita belok kanan trus sampe deh"
"Lo harus hapalin jalan ini"
"Karena gw yakin lo bakal sering dateng ke tempat itu nantinya"Chenle semakin mengernyit dengan ucapan Jisung. Tak lama mereka berhenti di sebuah rumah di tepi jalan. Chenle tak melihat bentuk kedai atau sejenisnya disini.
"Ini kedai?" Tanya Chenle pada Jisung yang sudah melepas helm serta jaketnya.
"Bukan, ini rumah gw" jawab Jisung sembari melepaskan helm Chenle.
Chenle langsung mendelik setelah mengetahui tempat ini.
"Kenapa lo ngga bilang kalo kita mau kerumah lo"
"Dirumah ada bunda lo?""Ada, bunda bakal jadi chef kita buat malam ini"
"Ji, gw ngga bawa apa apa"
"Mana bisa gw ketemu bunda lo dengan tangan kosong kaya gini"
"Disini ngga ada toko apa gitu biar gw bisa beliin buat bunda lo""Ngga ada"
"Udah ayo masuk, bunda pasti nungguin""Lo gila?"
"Ji""Ndaaa, Jisung udah pulang nih"
Chenle merutuki perbuatan Jisung yang seenaknya seperti ini. Chenle juga tiba tiba merasa gugup, merasa belum siap untuk bertemu dengan ibu Jisung. Namun saat netranya menatap wanita paruh baya yang menghampiri keduanya jantung Chenle seakan berhenti berdetak. Matanya juga mulai memanas, apa ia sedang bermimpi saat ini? Apa ia tak salah lihat, wanita yang amat ia rindukan sedang berdiri di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Y.O.U ✅
ContoJisung tuh buaya, liat cantik dikit langsung pepet, ditambah dia anak futsal yang otomatis populer banget. Tapi baru kali ini dia ketemu yang cantik tapi susah banget diluluhin. Kali ini dia bakal nyerah ngga ya? ⚠️⚠️⚠️ BxB bahasa non baku homophobi...