9

2.4K 287 12
                                    

Hari minggu pagi Chenle berniat untuk bangun lebih awal mengingat sang mama yang tak ada di rumah membuatnya ingin memuaskan jam tidurnya. Namun entah mengapa ia merasa ada seseorang yang memperhatikan tidurnya sedari tadi. Dengan perlahan Chenle mencoba membuka matanya, dan benar dengan samar ia melihat siluet seseorang yang tengah duduk di sebelahnya.

"Good morning little prince"
"Tidurmu terlihat sangat nyenyak sayang"

Pandangan yang awalnya kabur langsung berubah menjadi sangat jelas saat suara bariton itu seakan memaksanya untuk segera bangun.

"Ayaaaah"
"I miss you" ujarnya yang langsung memeluk pria paruhbaya yang amat sangat ia rindukan.

"I miss you too little prince" diusapnya punggung sang putra yang selalu menjadi obat lelahnya.

"Ayah kapan pulang? Kenapa ngga kabar kabar, trus juga kenapa seminggu ini ayah susah banget dihubungi?"
"Ayah ngga lupa kan kalo masih punya aku?" Omelnya setelah melepas pelukan ternyamannya.

"Ngga lupa kok, maaf ya"
"Ayah lagi ngurus sesuatu minggu kemarin, jadi ayah sibuk banget sampe ngga bisa kabarin putra ayah yang manis ini"
"Maaf ya"

"Hu.um, tapi lain kali jangan gitu lagi" ujarnya dan langsung diberi anggukan oleh sang ayah.

"Udah lama kita ngga recokin dapur, mau bikin sarapan bareng ayah?" Ajak sang ayah yang merindukan kebersamaan mereka.

"Mau, ayo kita bikin bibi marah marah kaya dulu" Chenle juga terlihat antusias, semoga saja moment kebersamaan mereka yang terbilang langka ini akan berlangsung lama tanpa gangguan si nenek lampir.

Keduanya benar benar mengacak acak dapur hingga bibi disana di buat pusing. Padahal keduanya hanya membuat nasi goreng dengan telur mata sapi serta susu dan potongan buah strawberry, tapi hal itu bisa membuat dapur seberantakan ini. Kulit telur yang berserakan di atas meja, gagang sayuran yang tak di buang di tempat sampah serta kelopak strawberry yang masih di westafel.

"Tuan tuan masaknya belom selesai?" Tanya si bibi yang sudah sangat pusing.

"Tinggal plating" jawab Chenle

Setelahnya ayah dan anak itu langsung menuju tempat makan menyantap masakan yang mereka buat bersama sampai merusak keindahan dapur.

"Yah"

"Hm?"

"Bunda punya kembaran ngga?" Tanya Chenle pada sang ayah.

"Ha? Mana ada, bunda aja anak tunggal"
"Kenapa?"

"Aku ketemu orang yang mirip banget sama bunda" sang ayah mengernyit mendengar penuturan sang putra.

"Semirip apa?"

"Mirip banget, bedanya kalau bunda rambutnya selalu panjang, kalau beliau rambutnya sebahu"
"Bunda suka pake dress dress mewah kaya princess, kalau beliau engga"
"Tapi sama sama cantik"
"Sama sama baik"
"Sama sama sabarnya"

"Emang ketemu dimana?"
"Kok kayanya kamu udah kenal banget sama beliau?" Tanya sang ayah yang mulai merasa antusias dengan cerita sang putra.

"Bundanya temen aku"
"Kemarin di ajak main kesana, terus ketemu beliau"
"Aku sampe pingsan karena kaget saking miripnya"

"Kamu pingsan?"

"Hu.um, mungkin emang agak lebay ya, tapi aku bener bener sekaget itu"
"Bunda juga beberapa hari ngga datengin aku di mimpi, jadi ya makin syok"

"Kangen banget ya sama bunda?" Tanya sang ayah sembari mengusap tangan Chenle.

"Kalo itu sih tiap hari, tapi ngga papa aku udah ketemu sama yang mirip banget sama bunda jadi kalo kangen tinggal dateng kesana"
"Ayah mau coba ketemu? Tapi beliau udah ada suami jadi ayah ngga usah ngarep atau neko neko" goda Chenle pada sang ayah.

Y.O.U ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang