Sabar Itu ...
Sabar itu seperti daun yang terjatuh tapi tidak membenci angin. Karena dia tahu bahwa segala hal yang tidak mungkin terjadi kecuali sudah menjadi ketetapanNya.
Sabar itu seperti akar pada sebuah pohon. Awalnya dia terlihat rapuh, namun pada akhirnya dia yang justru menopang pohon yang besar sekalipun. Akar mengajarkan kita untuk fokus menguatkan diri tanpa perlu harus menampakkan kesusahan-kesusahan yang dihadapi. Akar bertarung dalam sunyi di balik tanah sampai akhirnya menjadi kuat.
Sabar itu seperti kepompong. Fase kempompong mengajarkan untuk sabar menahan diri sebelum akhirnya bisa berjuang keluar dan menjadi kupu-kupu yang cantik dan terbang indah.
Sabar itu seperti ikan di atas penggorengan. Butuh ilmu supaya ikan tidak lengket dan meledak-ledak. Menanti proses matangnya ikan dan tidak tergesa-gesa mengangkatkannya supaya matang sempurna. Terburu-buru menikmati proses hanya akan mendapat hasil yang kurang maksimal.
Sabar itu seperti sebuah pohon yang ranum buahnya. Dilempari dia membalas dengan buah. Buat apa membalas keburukan seseorang dengan keburukan? Ada Allah yang maha adil balasannya.
Sabar itu seperti obat. Dia memang pahit tapi dia memberi kesembuhan. Dia tidak langsung bereaksi sembuh karena semua butuh proses asal konsisten dan jangan lupakan meminta pertolongan Allah.
Sabar itu seperti masak mie instan. Walau instan tapi nyatanya tetap butuh tahap-tahapan saat memasaknya.
Sabar itu seperti berada di medan perang. Perang antara iman dan hawa hafsu. Mendukung iman supaya menang berarti kita harus memblokade akses hawa nafsu untuk masuk dan memenangkan pertarungan.
Jangan beri celah sedikit pun untuk hawa nafsu datang dan menjadi kuat. Setiap ada kesempatan untuk menghalangi dan mengusirnya, bergegaslah. Lalu setiap ada akses bantuan iman datang segera sambut dan ambil kesempatan menang itu jangan sampai lolos.
Sabar itu seperti sebuah rumah. Setiap harinya butuh dibersihkan dan dirawat. Jika tidak dirawat dengan baik, maka akan membuat penghuninya jauh dari rasa nyaman ketika berada di dalam rumah.
Sabar itu seperti bayi, dia memerlukan banyak latihan agar bisa merangkak, berdiri, berjalan lalu berlari. Jika sabar tidak dilatih, maka akan sulit untuk bersabar dengan hal-hal mengejutkan yang spontan datang yang bisa menghancurkan benteng kesabaran setiap waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sabar Syukur Ikhlas
Non-FictionSabar tanpa takar Syukur yang tak terukur Ikhlas tak harap balas