Ada tiga jenis sabar yang setelah kita ketahui, semoga kita bisa lebih menjaganya agar bisa istiqomah menjadi orang yang sabar agar terus dibersamain oleh Allah.Sabar dalam Ketaatan
Sabar dalam ketaatan berarti kita memiliki kemauan yang kuat untuk menjalankan kewajiban-kewajiban sebagai seorang hamba menurut peran yang sudah Allah amanahkan kepada kita.
Sabar dalam menjaga sholat 5 waktu yang tidak selalu mudah perjalananannya. Ujian kesibukan rutinitas kita biasanya faktor yang bisa menghambat terjaganya sholat, maka kita harus meletakkan sholat 5 waktu sebagai proritas dibanding kegiatan apapun yang menyita waktu.
Sabar dalam ketaatan bisa kita lakukan dengan lebih mudah jika kita sudah mengatur skala prioritas. Ketika paham prioritas apa saja yang menjadikan kita wajib melakukannya, tentu saja kita tinggal mengupayakannya supaya bisa sabar dengan konsisten atau istiqomah.
Sabar Menjauhi yang Dilarang
Ada orang yang mampu melakukan banyak kebaikan tetapi tidak mampu ketika mengerjakan hal-hal yang Allah larang. Seseorang yang baik muamalahnya kepada manusia tetapi ahli dalam melakukan maksiat atau yang sudah jelas-jelas diharamkan dalam agama.
Jika tidak mampu menahan diri dari apa yang Allah larang, maka seseorang belum mampu dikatakan memiliki sikap sabar. Karena konteks sabar erat kaitannya dengan menjauhi perilaku-perilaku yang menguarkan aroma syahwat dan syubhat yang kuat. Syahwat adalah hawa nafsu yang diletakkan tidak pada tempatnya (dosa), sedangkan syubhat merupakan perkara-perkara yang meragukan atau tidak jelas antara yang haq dan yang bathil.
Ada juga yang menarik tentang sabar menjauhi yang Allah larang, yaitu ketika wanita tengah mengalami haid. Tentu saja tidak maksimal melakukan amal ibadah, terlebih yang menggalaukan adalah ketika haid di bulan romadhon. Sudah pasti wanita haid dilarang untuk puasa, ataupun ikut melaksanakan sholat tarawih atau sholat berburu lailatul qadr.
Namun hendaknya untuk menyikapi hal demikian harus bersabar karena itu merupakan takdir Allah. Sabar untuk tidak puasa maupun bebas berburu pahala di bulan ramadhan. Kemudian mencari amal-amal ibadah lain yang masih bisa dilakukan saat haid. Memberi makan orang yang berpuasa, mendengar kajian, dan masih banyak lagi.
Sabar Menerima TakdirTak hanya sabar menjauhi apa yang Allah larang dan menaati apa yang Allah perintahkan. Sabar menerima takdir Allah juga tak kalah penting. Tidak berlarut dalam kesedihan dan meyakini bahwa segala hal yang terjadi sudah tercatat dalam Lauh mahfudz. Bahkan sehelai daun yang jatuh tidak akan terjadi tanpa ijin dari Allah semata.
Maka ketika terjadi takdir yang tidak kita inginkan, itu adalah ketetapan Allah. Sekalipun pasti ada sebab yang menyebabkan hal itu terjadi, namun jangan lupakan bahwa Allah menyetujui hal itu terjadi. Tak ada yang perlu dirutuki, diratapi atau disesali. Akan lebih baik jika dijadikan sebuah pelajaran hidup dan lebih mendekatkan diri pada Allah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sabar Syukur Ikhlas
Non-FictionSabar tanpa takar Syukur yang tak terukur Ikhlas tak harap balas