"Hey! Apakah kau sedang tersesat, tuan?" Suara Jaehyun sontak saja mengejutkan sosok itu dan dengan cepat membalikan badannya menatap Jaehyun dengan dingin. Untuk beberapa saat, Jaehyun merasakan bulu kuduknya berdiri.
Jaehyun akui, pria dengan terusan putih tersebut memang memiliki paras yang rupawan dengan kulit putih pucat bak porselen itu. Namun, masih tertinggal sedikit rona pink dibibir tipisnya. Sial! Sempat-sempatnya kau berpikir kotor Jung Jaehyun!
"Tidak..." jawab sosok itu singkat dan kembali memfokuskan pandangan nya pada bulan purnama yang indah diatasnya. Sosok itu total benar-benar mengabaikan kehadiran Jaehyun.
"Lantas apa yang anda lakukan dipekarangan rumah orang lain ditengah malam seperti ini? Apakah anda ada keperluan dengan keluarga Nakamoto?" Jaehyun masih berusaha bersabar setelah mendapatkan pengabaian sedemikian rupa itu. Masih berusaha tetap ramah walau aslinya ia sangat dongkol karena mendapatkan pengabaian.
"Rumah orang lain? Siapa yang kau sebut orang lain? Jelas-jelas ini rumahku sejak awal. Apakah kau sedang bercanda, tuan?" Sahut pria berterusan putih itu dengan sarkasnya. Masih enggan untuk menatap lawan bicaranya.
Seingat Jaehyun mansion ini masih dengan atas nama keluarga Nakamoto. Dan siang tadi kakaknya juga mengatakan bahwa ia akan tinggal sendirian dimansion ini. Lantas saat ini ada orang asing yang mengakui bahwa mansion bamboo forest ini miliknya. Sebenarnya siapa yang benar disini? Apakah ada hal yang lupa Yuta jelaskan dengan dirinya disini?
"Saya baru datang siang tadi, mungkin ada yang tidak saya ketahui perihal kepemilikan mansion ini. Dan setibanya saya disini, saya sama sekali tak menemukan kehadiran anda. Dan maaf atas kelancangannya, perkenalkan nama saya Jung Jaehyun. Cucu termuda dari keluarga Nakamoto" jelas Jaehyun berusaha sesopan mungkin. Ia tak ingin bersikap gegabah. Mungkin saja pria asing ini adalah salah satu tamu dari keluarga Nakamoto. Untuk berjaga-jaga Jaehyun berusaha tetap menahan dirinya dan menjaga sopan santunnya.
"Hn, cucu termuda Nakamoto ya. Pantas saja. Perkenalkan aku, Huang Renjun dan aku adalah pemilik sah mansion serta seisi bamboo forest ini. Dan hal yang perlu kutekankan adalah disini kau tamunya bukan aku, bocah!" Dengan nada angkuh yang kentara Renjun memberikan tatapan remeh kearah Jaehyun. Melihat hal tersebut muncul perempatan sikut disudut kening milik Jaehyun. Orang ini benar-benar menyebalkan!
"Maaf? Seingat saya mansion ini tidak dijual oleh siapapun. Jangan asal mengaku-ngaku ya! Dan siapa yang kau sebuat bocah?! Aku pria dewasa berusia 26 tahun ya!" Sungut Jaehyun sangat terima disebut sebagai bocah. Padahal kelakuannya memang layaknya bocah yang sangat gampang terbawa emosi.
"Memang bocah'kan? Bahkan usiamu tidak ada setengahnya dari usiaku. Seharusnya kau tetap berbicara dengan sopan. Sepertinya orang dikeluarga mu sama sekali tak ada menjelaskan apapun ya padamu? Baiklah aku akan mentolerirnya kali ini, anak muda jaman sekarang memang sangat minus masalah tata krama, ckck!" Sindir Renjun terhadap sikap tak sopan dari Jaehyun. Mendengar hal itu Jaehyun mati-matian untuk tidak mengumpat dihadapan tuan sok paling sopan dihadapannya ini.
Sebenarnya apa yang disembunyikan oleh keluarga ini darinya? Jangan-jangan rumor yang beredar dimasyarakat selama ini benar adanya. Keluarga Nakamoto masih bisa tetap jaya dan makmur dikarenakan memuja pesugihan dan bekerja sama dengan yokai rubah. Eii! Jangan bercanda, ini zaman sudah modern bagaimana mungkin masih ada yang percaya dengan cerita tahayul seperti ini- keluh batin Jaehyun penuh dengan gejolak. Seolah saat ini kewarasannya tengah dipertaruhkan.
"Tsk! Ucapanmu seperti orang yang sudah hidup ratusan tahun saja. Jangan sok tua, padahal wajahmu nampak seperti bocah 20 tahunan. Di sini itu kau yang bocah bukannya aku!" Masih keukeuh menyangkal ucapan pria berterusan putih itu. Sosok Renjun hanya dapat menghela nafasnya lelah. Mengapa anak kecil zaman sekarang sangat cerewet dan keras kepala sekali?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fox Spirit's Bride | Jaeren
Short Story50 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏, 100 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒃𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒓𝒊𝒃𝒖𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒕𝒂𝒌 𝒎𝒂𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒂𝒌𝒖 𝒍𝒖𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒏𝒕𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏𝒎𝒖 𝒌𝒆𝒎...