Renjun sama sekali tak mengerti dengan hubungan rumit antara manusia yang menyangkut tentang perasaan yang mereka miliki. Perasaan manusia bagi Renjun terlalu sukar untuk dipahami. Entah karena mereka yang terlalu menikmati perasaan rumit itu atau mereka hanya mengulur-ngulur suatu perpisahan. Entahlah, Renjun tak mengerti mengenai hal itu.
Jika memang tidak bisa bersama kembali bukankah artinya hubungan itu telah usai dan tak akan ada lagi pertemuan di lain waktu. Menjalani kehidupan masing-masing dan menemukan kebahagiaan ditempat lainnya. Konsep sederhananya, bukankah seperti itu?
Lantas mengapa berbeda dari hal yang ia pahami selama ini? Jika sudah berakhir tak usah bertemu atau bersapa lagi. Lantas bagaimana bisa jika hubungan berakhir tetapi masih ingin terus bertemu dan tetap berbagi kisah? Bukankah itu serakah namanya? Meminta berakhir tetap masih ingin tetap menjalin hubungan yang dekat, bukankah itu artinya egois. Hanya mementingkan kepuasan diri sendiri.
Pola pikir dan perasaan manusia memang begitu rumit untuk dimengerti jika hanya mengandalkan logika semata. Menggunakan perasaan pun untuk memahaminya juga tak akan cukup untuk mendapatkan jawabannya.
Manusia terlampau mahkluk paling kompleks yang pernah Renjun temui. Walaupun ia telah hidup ratusan tahun, hingga detik ini pun Renjun tetap tak mampu memahaminya.
"Jika masih ingin bersama kenapa memilih berpisah?" Sarkas Renjun saat memandangi dua insan yang masih sibuk beradu argumen dibawah sana. Pandangan Renjun tak dapat dibohongi tampak begitu jengkel dan tak senang dengan berdebatan kedua insan disana.
"Konyol sekali, kau berharap apa memangnya Huang Renjun?"
Jaehyun sama sekali tak menyangka akan didatangi oleh mantan kekasihnya yang telah mencampakkan nya beberapa bulan yang lalu. Ia pikir sosoknya telah terlupakan begitu saja karena mantan kekasih dan sahabatnya yang begitu dimabuk asmara tersebut.
Namun, apa artinya ini? Setelah berbulan-bulan berlalu begitu saja. Kini sang mantan kekasih datang dihadapannya dengan membawa segunung rasa sesal dan penyesalan. Haruskah sekarang gilirannya memegang peran antagonis pada jalan cerita sang mantan kekasihnya ini?
Tak cukupkah rasa sakit yang beberapa waktu lalu mereka torehkan pada dirinya dan sekarang haruskah ia juga ngambil peran antagonis dalam hidup sang mantan kekasih. Bersikap dingin dan acuh mengabaikan wajah oenuh penyesalan tersebut dan mengubur fakta bahwa disini dialah sang korban yang sesungguh.
Terkadang Jaehyun tak mengerti dengan jalannya takdir yang sangat senang sekali bercanda dengan kehidupannya sendiri. Jaehyun tak mengerti mengapa ia selalu diberikan posisi yang sulit seperti ini. Seolah tengah menertawakan kewarasan yang selama ini berusaha ia pertahankan.
Sudah cukup selama ini ia memilih berdiam diri dam bungkam dengan situasi rumit yang melingkupinya. Jaehyun hanya ingin hidup tenang dan melanjutkan harinya dengan perasaan tenang nan damai. Jaehyun sudah terlampau muak dengan segala drama kehidupan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fox Spirit's Bride | Jaeren
Short Story50 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏, 100 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒃𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒓𝒊𝒃𝒖𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒕𝒂𝒌 𝒎𝒂𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒂𝒌𝒖 𝒍𝒖𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒏𝒕𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏𝒎𝒖 𝒌𝒆𝒎...