0.3

406 81 7
                                    

You won't be alone
I'm here waiting for you to come back
If only, I could, hold your hand
There will be no words of longing, in my heart

Ratusan tahun terlewati hanya dengan terus menantikan bulan purnama yang bersinar terang sepanjang malam. Menatapnya penuh dengan pengharapan dari balik jendela besar diruang tamu mansion yang begitu sunyi tersebut telah menjadi aktivitas Renjun selama ini.

Menanti adalah kata yang sudah biasa baginya. Awalnya menunggu terasa begitu lama dan membosankan. Rasa ingin segera bertemu itu besar menghantuinya. Namun, yang dapat ia lakukan pada akhirnya tetap saja harus bersabar dan kembali menunggu.

Ia terkadang sering bertanya-tanya, sampai berapa lama harus menunggu? 1 tahun, 2 tahun, 5 tahun lagi atau bagaimana? Menanti tanpa kepastian itu memerlukan kelapangan dada yang besar. Hingga pada akhirnya, Renjun tak bertanya lagi sampai kapan ia harus menunggu sosoknya.

Renjun membiarkan dirinya tetap menanti hingga waktu yang tak ditentukan. Hal yang selalu ia pegang teguh dalam penantian ini adalah ia selalu mengingat bahwa sosoknya pasti akan datang menghampirinya lebih dahulu. Sosoknya akan menjemput dirinya dimansion bamboo forest ini seperti janjinya ratusan tahun yang lalu.

Jadi, tugasnya hanya harus tetap menunggu, menunggu kekasih hatinya kembali lagi kepelukannya.

"Bulan purnama kali ini indah sekali, lain kali kita harus melihatnya bersama ya..."bisiknya pada ruang hening disekitarnya.

Do you know how muchI am missing you, being hereTrust me love, distance and time can't erasePromise to keep the heart

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Do you know how much
I am missing you, being here
Trust me love, distance and time can't erase
Promise to keep the heart

Flasback

Udara malam itu terasa hangat karena telah memasuki pertengahan musim semi. Banyak bunga sakura yang berguguran menampahkan kesan menawan pada objek yang kini keduanya tengah lihat.

Dibawah balutan selimut tebal, Renjun yang berada dalam dekapan hangat pria yang ia kasihi tersebut menambah rasa nyaman nya. Moment seperti ini terasa sangat berarti bagi keduanya.

Waktu yang mereka miliki tidaklah sama. Dunia yang mereka pilih pun juga tak sama. Akan tetapi, perasaan yang mereka miliki tetaplah valid dan bukan suatu kesalahan.

Walau pria itu tahu dirinya bukanlah manusia dan hanyalah jelmaan yokai yang telah berusia ratusan tahun. Pria itu tetap menerima keadaannya, tetap berada disisinya. Selalu mengatakan ia sama sekali tak tua, ia bilang dirinya adalah makhluk paling indah seantero jagad raya ini. Dasar pria pembual! Walau aslinya tetap saja Renjun menyukai pujiannya tersebut.

"Ren, aku akan selalu mencintaimu sampai kapanpun. Bahkan jika dikehidupan selanjutnya aku akan jatuh cinta duluan denganmu" gumamnya sambil menjatuhkan kepalanya diperpotongan leher kekasih hatinya. Mendalami aroma vanilla kesukaannya.

The Fox Spirit's Bride | JaerenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang