Jaehyun tak pernah tau jika mengurusi yokai yang telah berusia ratusan tahun itu akan semelelahkan ini dan begitu menguras banyak emosi. Bagaimana mungkin makhluk yang bahkan usianya berkali-kali lipat dari usianya sendiri berperilaku se-kekanakan itu.
Hari-hari tenang dan damai yang Jaehyun impikan seolah sirna begitu saja hanya karena ulah yokai rubah ini. Ia pulang ke Kyoto bukan bertujuan sebagai babysitter mendadak! Tujuan utamanya pulang ke kampung halamannya adalah untuk healing dan merefreshing dirinya dari segala rasa penat dan beban yang mengganggu nya selama ini bukan malah disibukkan dengan mengurus segala keperluan makhluk astral ini.
Jaehyun ingin marah! Jaehyun ingin protes dengan sang kakak. Karena telah menempatkannya dalam situasi rumit ini dan menyeretnya begitu saja kedalam permasalahan tidak jelas dari yokai ini. Bahkan ia sendiri tak mampu membereskan masalah dirinya sendiri dan kini malah ia mendapatkan tugas untuk mengurus sosok lainnya.
Terkadang Nakamoto Yuta sangat tahu bagaimana membuat orang lain menjadi naik pitam rupanya!
"Jaehyunn!" Entah sudah panggilan yang keberapa Jaehyun dengan sepanjang sore ini.
Sejak tadi pagi Renjun ada saja keinginan atau tingkahnya yang membuat Jaehyun tak dapat berkata-kata. Pagi tadi Renjun membangunkan nya karena ia tiba -tiba ingin memakan permen apel yang biasa ada difestival musim panas.
Oh GOD! Dimana Jaehyun mencari permen apel festival sepagi buta ini dan permen apel itu biasanya ada di festival besar sekelasan festival musim panas atau perayaan khusus yang ada di kuil-kuil. Dan kini masih dalam situasi akhir musim semi. Dimana ia bisa mendapatkan permen apel dengan mudahnya?! Memangnya Renjun pikir dirinya adalah jin botol milik aladin yang dapat mengabulkan apapun keinginan anehnya.
Jaehyun benar-benar dibuat menambah stok sabar dengan ekstra karena ulah Renjun yang benar-benar membuat pusing kepayang.
"Ck! Kali ini apa lagi keinginan anehnya ha! Apakah ia benar-benar sedang bersenang-senang dengan keadaannya saat ini?" Gerutu Jaehyun yang tetap saja menghampiri Renjun yang tengah duduk dipinggiran kolam ikan koi yang berada dibelakang mansion.
Yah~ walau Jaehyun terus mengumpat dan menggerutu sebal, akan tetapi ia tetap melaksanakan tanggung jawabnya. Jaehyun memang anak yang ceriboh serta sering abai dengan sekitarnya akan tetapi, jika ia telah diberi amanah dan tanggung jawab. Jaehyun pasti menjalankannya dengan baik. Maka dari itu, memang tidak heran sang kakek memberikan wasiat untuknya dalam bertanggung jawab penuh atas yokai yang telah dilayani oleh keluarga Nakamoto selama ini.
"Tiba-tiba saja aku ingin makan mochi yang ada dikedai langgananku yang berada tepat tak jauh dari daerah mansion ini."
"Kalau ingin mochi ya tinggal beli saja kan? Apa memang susahnya? Kau memiliki kedua kaki yang masih dapat digunakan, tidak sedang terluka. Jadi tinggal beli saja kan? Begitu saja repot" dengan intonasi suara yang sangat kentara sekali julidnya. Jaehyun benar-benar sudah tak dapat lagi mengontrol ekspresi tenang dan sabarnya lagi.
"Gunanya aku punya pelayan apa? Kegunaan kau disini apa memangnya? Kau lupa wasiat terakhir kakekmu? Dia memberikanmu tanggung jawab untuk melayaniku. Beginikah perilaku seseorang pelayan terhadap tuannya. Ckck! Aku cukup kecewa dengan generasi sekarang dari keluarga Nakamoto" keluh Renjun dengan ekspresi kecewanya yang dibuat-buat. Jaehyun menyadari hal itu dan ia benar-benar dibuat terbungkam.
Sial! Renjun memang selalu berhasil mengenai titik lemahnya yang memang selalu membuatnya mampu terbungkam begitu saja.
"Kerjaanmu hanya menyuruh, meminta hal aneh-aneh dan mengomentari apapun yang kulakukan. Kau malah tak sama sekali mencerminkan sosok yokai yang telah berusia ratusan tahun lamanya. Hal yang kusadari kau hanya seperti bocah manja yang hanya mengerti kata memerintah saja, cih!" Sindiri Jaehyun yang sama sekali tak ambil pusing atas ucapannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fox Spirit's Bride | Jaeren
Short Story50 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏, 100 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒃𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒓𝒊𝒃𝒖𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 𝒕𝒂𝒌 𝒎𝒂𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒂𝒌𝒖 𝒍𝒖𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒏𝒕𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏𝒎𝒖 𝒌𝒆𝒎...