0.7

329 52 6
                                    

Orang gila mana yang menghabiskan musim dingin diluar ruangan dan menjatuhkan kakinya ke dalam kolam renang? Ya, jawabannya hanya Renjun saja yang dapat melakukannya. Pria manis berwajah seperti rubah tersebut menghabiskan waktunya dengan termenung didekat kolam renang dan membiarkan tubuhnya terus merasakan hawa dingin.

Jaehyun ada disana. Melihat semuanya dari kejauhan, pria itu terus dan berusaha mati-matian menahan dirinya untuk tidak ikut campur dengan apapun yang bersangkutan mengenai Huang Renjun. Karena baginya, terlibat terlalu jauh dengan pria itu hanya akan membawanya pada sebuah masalah yang merepotkan.

Bagi dirinya yang ingin menyelesaikan masalah pribadinya sendiri, Jaehyun tidak punya waktu untuk ikut campur pada urusan Renjun. Ya, itulah awalnya Jaehyun pikir. Tak ingin terlibat terlalu jauh dan menjalani hidup masing -masing.

Hingga pada akhirnya Jaehyun tak tahan sendiri dengan apa yang ia saksikan dalam diam selama ini. Renjun semakin menjadi, pria itu seolah membiarkan dirinya tersiksa, membiarkan dirinya nampak semakin menyedihkan. Dan perasaan saat melihat semua itu membuat Jaehyun begitu terusik.

Ia tak menyukai Renjun yang menyedihkan, ia merasa terganggu saat melihat Renjun menyiksa dirinya sendiri seperti ini. Perasaan ini diluar kendalinya. Jaehyun tak paham dengan dirinya sendiri, kenapa ia harus begitu peduli dengan seseorang yang bahkan tak ia kenal. Renjun hanyalah orang asing dalam hidupnya, lantas mengapa ia harus merasa terusik seperti ini.

Pandangan sendu pria itu, tatapan datar namun terlihat dengan jelas kesedihan didalamnya. Kenapa itu semua membuat perasaan nya begitu terusik?

"Ck! Sial, kenapa aku harus berada disituasi rumit seperti ini!" Dengan langkah tegasnya Jaehyun berjalan mendekati Renjun.

Dengan kasar Jaehyun menarik pria manis itu menjauhi kolam renang. Ia sampirkan handuk tebal untuk menutupi tubuh ringkih tersebut.

"Apa yang sedang kau lakukan, bocah?" Ketus pria itu dengan dinginnya. Bahkan Renjun mengabaikan rasa pedulinya. Mendengar hal tersebut Jaehyun terasa emosinya tengah dipermainkan.

"Lantas apa yang sedang kau lakukan sekarang? Menghabiskan sepanjang waktu merendam kakimu di air kolam renang yang begitu dingin. Suhu udara diluar yang menusuk tulang. Dengan pakaian setipis itu, apa yang sebenarnya sedang kau pikirkan sekarang, hah! Jika kau ingin melukai dirimu sendiri, lakukanlah asal jangan merepotkan orang lain!" Hardik Jaehyun yang tak dapat membendung rasa kesalnya lagi. Ia tak suka melihat Renjun yang begitu menyedihkan seperti ini. Kulit putihnya yang bak porselen semakin nampak pucat tanpa rona sedikitpun.

"Kau peduli, bocah?" Dan dengan bodohnya pertanyaan itu terucap dari dirinya, Huang Renjun memang benar-benar tengah menguji kewarasan Jaehyun saat ini.

"Ck! Berhenti menyebutku bocah! Disini sebenarnya kau yang bertindak seperti bocah! Apa kau pikir dengan menyiksa dirimu sendiri dia akan datang padamu? Dia akan mengkhawatirkanmu? Berhentilah merengek dengan cara seperti ini. Bahkan eksistensinya saja tidak jelas, lantas kau hanya melakukan hal sia-sia saja. Kau hanya melukai dirimu sendiri.

Aku mengerti kau begitu mencintainya, menunggunya hingga ratusan tahun pun kau lakukan asal itu tentang dirinya. Aku mengerti itu, akan tetapi, haruskah kau melakukan hingga sejauh ini? Melukai dirimu untuk menarik perhatiannya? Memang dengan cara melukai dirimu sendiri dia akan segera datang begitu saja kehadapanmu, tidak bukan? Tidak ada jaminannya, lalu mengapa kau lakukan semua ini?" Jaehyun sadar ucapannya saat ini sangatlah lancang dan menyinggung perasaan Renjun. Hanya saja ia tak dapat menutup matanya begitu saja. Mengabaikan kenyataan yang ada dihadapannya. Pura-pura buta untuk mengabaikan sebuah fakta.

"Aku begitu membenci musim dingin. Musim dingin merenggutnya dari pelukanku. Musim dingin merampas rasa hangat dari dirinya. Rasa sakit itu tetap terasa sama bahkan ratusan tahun telah berlalu. Rasa sakit yang bahkan kini terasa telah kebas. Aku hanya ingin terus mengingat rasa dingin itu, bahkan jika harus membuat diri ini terasa membeku. Tak masalah, asal aku tetap selalu mengingat rasa itu. Dengan begitu aku tak akan melupakannya. Aku akan terus mengingat janji yang telah kami buat" Jaehyun benci dengan perasaan ini. Rasa nyeri yang begitu menusuk ulu hatinya. Jaehyun sangat benci melihat sosok pria dihadapannya saat ini nampak begitu rapuh dan tak berdaya.

The Fox Spirit's Bride | JaerenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang