Semenjak kejadian digebrek sama guru killer yang galaknya ga ketolongan itu Mal sama Phil makin menjadi jadi. Gimana enggak? tiap ketemu mesti akunya di sekap di tempat random sangking randomnya wc cewekpun jadi. Dah gitu pertanyaannya macem macem pula "dia suka warna apa?", "makanan kesukaannya dia apa?" bahkan pakaian dalamnya pun ditanyai, aku ga habis pikir.
-Skip time 16.00 sore-
Aku sekarang sedang didepan gerbang sekolah sambil nunggu Pales selesai dengan tugas piket kelasnya. Sambil nunggu aku pun membuka hp kesayangan dan nonton yubut sapa tau yubuter favorit dh ngeluarin video baru.
Saat lagi asiknya nonton tiba tiba ada yg nyenggol badanku dengan kasar, otomatis aku menengok dan ngegas "woi! liat liat! mentang-mentang badanku kecil enak kali kau nabrak! ku sleding ginjal kau baru tau, hah!"
Seketika hening. Bahkan burung burungpun enggan buat nyanyi. Aku hanya bisa tertawa renyah sambil menggaruk leher belakangku yang tidak gatal sambil sedikit merona karena malu....mungkin? emang tu tadi malu maluin ya?
"Umm...Indie...maaf aku nabrak badanmu, aku tadi ga ngeliat kau didepanku"
Eh suara itu-
Aku menoleh kearah suara tadi dan yak! itu Neth.
"A-ah, ti-tidak apa apa Neth. Maafin aku juga karena sudah ngegas...duh malu bet anj..." ku bisa denger suara kekehan dari Neth. "Ya ya, tak masalah. Jadi, kau sedang apa disini?" tanyanya sambil mengusap kepalaku, duh gusti...TANGANNYA KASAR LEBIH KASAR DARI KULI
"Oh aku sedang nunggu Pal-"
"Indo!! maaf sudah membuatmu menunggu!"
"Ga papa kok, aku belom lama nunggu"
Pales langsung menggandeng lenganku sambil menggelayut manja "Neth, aku duluan ya" kataku sebelum memasuki mobil mewah milik Pales. Dari dalam mobil aku bisa melihat Neth yang tersenyum kearahku, tapi entah kenapa aku mendapatkan firasat lain dari senyum itu...ah sudahlah.
Sewaktu dalam perjalanan kami menuju pusat perbelanjaan Pales mengoceh tentang ini dan itu, tentu saja sebagai tunangan yang baik aku dengerin dan nyoba ngertiin meski aku ga tapi paham kebanyakan dari yang dia bicarakan.
Sebenarnya, pikiranku teralihkan tentang Neth. Apa aku suka padanya? ga mungkin kan? dia itu preman sekolah, murid terkejam dan tak kenal ampun, ga menghargai orang orang bahkan guru sekalipun....tetapi...dibalik sisi dingin dan kasarnya itu dia orangnya lumayan baik, dia suka membaca dan pengertian terhadap orang orang yang dia anggap penting. Dan jika diliat liat dia itu tam-
"Indo? indo! ayo, kita sudah sampai"
"A- baiklah" lamunanku tentang Neth buyar akibat panggilan dari Pales
Kami berdua turun dari mobil dan masuk ke pusat perbelanjaan. Singkat cerita....kami pergi ke beberapa toko dan saat kubilang beberapa maksudku sekitar 20 toko yang berbeda, untungnya ada asisten pribadinya Pales yang membantu membawakan tas tas belanjaan kami. Dan aku akhirnya bisa beli headset geming yang kudambakan!
Setelah puas berbelanja kami kembali ke mobil dan Pales mengantarku balik ke rumahku
"Dadah Indo! makasih dah nemenin belanja! sampai besok!" lambai Pales kearahku seraya dirinya perlahan menghilang ditelan jarak.
Aku memasuki rumah sambil nenteng 7 tas belanja yang akupun tak tahu datang darimana. Setauku aku cuma belanja keperluanku aja deh tapi kok ada 7 tas?! aneh kali weh!
Eniwei, saat aku masuk ke rumah ibuku sudah berdiri didepan pintu dengan kedua lengannya terlipat didepan dada "abis darimana?"
"A-anu mak-"
"Abis darimana?!"
"Nemenin Pales belanja"
"Begitu ya? baiklah, taro tas tas itu di kamarmu, ganti baju terus makan. Ayahmu dan Ibu mau ngomong sama kamu setelah makan"
"Oke mak.."
Duhhh lupa kalo telat pulang emak bisa marah, eh tapi emak bilang sama ayah ngomongnya. Pasti ini penting.
Setelah ganti baju dan menaruh barang barang belanjaanku aku turun dan langsung menuju ke ruang keluarga dimana ayah dan ibuku sudah menunggu. Duh kok firasatku ga enak ya? dan benar saja, dari raut muka kedua ortuku aja sudah ada feeling feeling yang ga enak
"Nusantara"
"Ya pah?"
"Papah sebenarnya ga mau melakukan ini tapi..." ada sebuah jeda singkat dari papah sebelum dia berdiri membelakangi kami
"Papah?"
"Kami...ingin kau menikahi Pales 2 minggu dari sekarang"
"APA?!"
Kan...bener firasatku, ga enak emang bayangin aja kau bertunangan, sudah buat deal untuk mencobanya, trus tiba tiba pulangnya diminta nikah langsung, mana 2 minggu dari sekarang pula "pah, papah tau kan deal kita gimana? masa papah tega sih menusuk deal kita dari belakang dengan belati beracun? Nusantara ga terima ini pah!"
"Maaf nak, tapi papah dan ayahnya Pales ingin kalian cepat cepat nikah dan seal the target kalo ibaratnya"
"Nusantara tetap ga terima! masa ayah nentuinnya secara sepihak tanpa diskusiin dulu sama nusantara sih?!"
"Papahmu cuma mau yang terbaik untukmu nak"
"Mah tolong deh, sekali saja mihak Indo bisa? memang ya, orang tua ga bisa di percaya apalagi kepada anaknya sendiri, Indo muak!" aku berdiri dan langsung keluar rumah sembari "sedikit" menangis. Aku bisa mendengar teriakan ibuku memanggilku, tapi aku tak menghiraukannya
Aku berlari sejauh mana kakiku bisa membawaku jauh dari rumah sambil terisak dalam kesedihan setelah di php-in. Aku sudah menduga selalu seperti ini setiap kali acara perjodohan terjadi, tapi ini adalah garis terakhir. Mungkin, aku ga usah kembali ke rumah untuk 2-3 hari kedepan. Kenapa mamah sama papah ga bisa ngertiin Indo, kenapa?! mungkin...Indo cuma masih terlalu muda untuk ngertiin tapi kenapa...
Setelah dirasa aku tak bisa lari lagi aku menarik nafas panjang lalu berhenti dan melihat ke sekitarku "aku....dimana?" sial, aku berada di daerah yang ga ku ketahui sudah gitu langit mulai menggelap pula, mau ga mau aku harus tetap berjalan sampai aku ada ditempat yang aku tahu
Tiba", Sebuah kalimat datang ke kepalaku membuatku berpikir 'apa....aku berlebihan ya? apa aku harus kembali?'
KAMU SEDANG MEMBACA
Countryhumans stuffs
RandomHalo! Saya author PapiAsean akan membawakan sebuah bukuuu... santet //plak Sorry, maksudnya buku gaje tentang ch! This book will be in Indonesian not English, so i'm sorry for the English readers. Saya pertama kali ini bikin smut jadi maaf kalo ada...