Chapter 17

3K 315 119
                                    


Blazer hitam, rambut coklat, mata memincing tajam, membunuh seluruh jiwa yang menatapnya.

Detak-detik heels-nya menggema di hallway gedung, memekakkan telinga, mematikan mata.

"Selamat datang, Nyonya." Ucap wanita muda didepannya sambil mengambil tasnya.

Sang mata elang hanya berdehem melihat sekeliling, "Apa Joongki sudah selesai meeting?" Ia bertanya, sembari menangkup secangkir teh.

"Belum, nyonya. Mungkin akan selesai dalam 30 menit."

Tanpa merespon, lantas mengambil ponsel, menikmati menit demi menit dalam gedung pencakar langit di Boston.

                                            •••••

Kendati lelah menunggu, "Mischa, aku mau ke toilet sebentar." Katanya ke asisten pribadinya.

"Baik, nyonya."

Menyusuri gedung, bertukar tatap dengan karyawan suaminya, kemudian menuju toilet.

Membuka pintu, naas, tapi yang terjadi malah menubruk tubuh manusia kemudian merasakan bokongnya sudah menyentuh lantai.

"Yah! Apa yan—"

"Haish. Bajuku basah, Hey! Apa kau tidak memiliki mata?" Teriak wanita berumur 40 tahun-an berparas Korea sambil mengusap kemejanya yang basah.

"Apa kau bilang? Badan gendutmu itu yang menabrakku duluan! Aishh, sakit sekali pantatku." Gerutunya sambil mengebas-ngebaskan roknya dari debu.

"Kauuuuu! Kau yang gendut! Apa kau tidak melihat body rampingku ini? Pfft. Dasar mamak-mamak bawel." Hardik wanita berparas Korea tersebut.

"Kau gila? Huh? Apa kau tidak tahu dengan siapa kau berbicara?" Mata elang dengan tangannya di pinggul sambil melihat wanita tersebut dari atas sampai bawah.

"Aku tebak, kau tukang kebon disini, 'kan?"
Kata wanita Korea tersebut sambil menunjuk telunjuknya didepan wajah sang elang.

Mengepal tangannya kencang, lalu menarik napas pelan-pelan, "Okay. Aku tebak balik, kau tukang service AC, 'bukan? Hahaha." Hardik balik sang elang.

"Yah!" Tak kuasa menahan cacian, ditarik-lah rambut sang elang,

Jambak menjambak di depan toilet, lipstick luntur, pakaian kusut, serta teriakkan caci maki kencang menyambar seluruh ruangan.

"Astaga, nyonyaaaaaaa!!"

















































































                                           •••••

"Wow, wow, woww. Tidak terasa sudah 20 tahun, ya?" Ucap pria 40 tahun-an berdarah kental Korea tersebut.

"Gila, aku rindu masa-masa kita bolos SMA dulu, Kim." Balas teman sejatinya sambil tertawa, "Kau semakin tua mengapa semakin menawan? Hahahaha." Katanya lagi sambil memukul lengan sahabatnya itu.

"Stop it, Joongki. Kita semua tahu kaulah yang dulu menjadi magnet para wanita." Elaknya, "Sudah berapa lama kau di Boston?"

"Hmm, mungkin sekitar tujuh? Atau delapan tahun? Aku lupa, ini sangat tidak terasa." Jawab Joongki.

"Tujuh tahun? Dan meninggalkan anakmu sendiri di Korea? Dasar orang tua gila." Kata pria Korea tersebut yang tertawa sambil memukul kepala sahabatnya.

Three of Us (JENLISA) G!PTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang