Chapter 30

2.3K 321 87
                                    


                                              ****

Angin malam berkeruak, dua insan itu tengah nyaman berjalan berdampingan, menikmati dinginnya Ibu Kota Korea Selatan.

Panggung festival telah dibongkar, beberapa petugas tengah menggotong besi-besi dan sound system ke mobil pick-up, sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

"Ingin pulang sekarang?"

Jane mengangguk kecil merespon, mereka berdua kini menuju ruang panitia, semua teman-temannya sudah berkumpul di sana.

"Kau tahu kau tidak perlu canggung denganku, bukan?" Lisa tertawa, berusaha untuk menghibur Jane yang hanya termenung diam semenjak kejadian tadi.

Pikiran Jane berputar-putar, sedih, hampa, dan malu menjadi satu.

Sedih dan hampa karena masa lalunya terungkit kembali, dan malu karena Lisa menyaksikan dirinya menangis seperti itu, kelemahannya sudah terbongkar.

Lisa menemani sekaligus menenangkannya, Lisa bahkan juga meyakinkannya jika Jane ada masalah, ia akan selalu datang dan siap menjadi pendengar setianya.

Siap menyediakan bahu untuk bersandar.

Sampai di ruang panitia, mereka langsung disambut dengan teriakan-teriakan kencang dari Wendy.

"Yah! Darimana saja kau?!" Wendy merangkul leher Lisa dengan kencang, membuatnya kesulitan bernapas.

Jisoo, Seulgi, Rose, Irene, dan Joy terkekeh melihatnya, mereka sudah biasa melihat sifat 'clingy' Wendy dengan Lisa.

Lisa mendengus mencari oksigen, ia tengah berusaha melepaskan tangan Wendy yang melingkar di lehernya yang sayangnya gagal, Wendy ini benar-benar mencengkramnya dengan kuat.

"W-wen,"

Mendapatkan omelan dan ribuan pertanyan dari Wendy karena ia tidak menyaksikan pertunjukan penutup tadi, Lisa menjelaskan bahwa ia dan Jane tengah membantu panitia lain untuk menaruh barang di gudang, teman-temannya itu hanya mengangguk-ngangguk, tapi Wendy terus saja bawel, melemparkan sabda-sabda tidak jelas pada Lisa. Ia kesal, padahal band favoritnya dan Lisa tampil di pertunjukkan tadi, tetapi Lisa malah menghilang tidak tahu kemana.

"Wen, wen, ampun." Lirih Lisa pelan, ia hanya pasrah saja menerima omelan sahabatnya itu, bentukan Wendy macam ular beracun.

Jennie yang terduduk di samping Rosie, hanya fokus melirik Lisa yang sedang merayu Wendy itu, Lisa  sepertinya tidak menyadari kehadirannya.

"Sudahlah, Wen. Kau seperti bocah saja." Jisoo melerai, menarik Lisa untuk duduk, membuat Wendy memutar bola matanya malas.

Lisa langsung menyenderkan punggungnya di kursi sembari mengelus lehernya yang dirangkul kencang ulah si Wendy itu.

"Rosie, no. Tidak boleh pegang-pegang." Jisoo melarang Rose yang hendak mengelus leher Lisa, berniat untuk membantu.

"What, Chu? Aku hanya ingin membantu sahabatku." Rosie tetap kekeuh, ia kemudian memijat leher Lisa pelan, Jisoo mendengus sebal lalu duduk di samping Lisa sambil mengerucutkan bibirnya, membuat semua orang tertawa.

A jealous chicken.

"Maaf, Chu." Lisa tertawa sedikit.

"Jane.. Ada apa dengan matamu? Mengapa bengkak?" Joy bertanya, membuat atensi semua orang mengarah ke Jane.

Jennie menggigit bibirnya bungkam memerhatikan kembarannya dan Lisa, ia memilih diam.

Jane yang ditanyakan hal itu pun kikuk, lirik-melirik terjadi diantaranya dengan Lisa, ia tidak tahu harus menjawab apa.

Three of Us (JENLISA) G!PTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang