Chapter 19

2.3K 339 77
                                    

Author's POV

"The fuck, Lis? Kau menciumnya?!" Teriak Seulgi, memukul bahu Lisa kencang.

"Lisa lisa lisa, kau ini bosan hidup atau bagaimana?" Ledek Jisoo sambil tertawa terpingkal-pingkal.

Setelah Lisa menceritakan semuanya, ketiga sahabatnya itu tertawa terbahak-bahak, persentase Jennie membunuh Lisa karena telah menciumnya adalah sekitar 71% - 88%.

"Sudah kubilang kami berdua itu jatuh, astaga.."

"Pshh, bohong. Kau saja mencari kesempatan." Timpal Wendy.

"Wendy, aku tidak mungkin mencium Jennie secara sengaja, ya Tuhan. Itu tidak sopan dan aku juga masih ingin hidup."

Lisa me-reka ulang lagi adegan bagaimana Jennie yang menciumnya hangat di koridor sekolah. Lima detik yang terasa seperti seratus tahun itu membuat pandangannya ke Jennie..

Berubah.

Lisa tidak bisa bilang kalau ciuman itu buruk, terlebih... dia menyukainya?

Ya, dia menyukainya.

Sangat.

Lisa's POV

"Ish, Lisa! Jangan main handphone!" Bisik Jisoo disebelahku.

"Sebentar, aku ingin mengirim pesan ke Jennie."

                                                     
                                                                         Jennie
                                                  Jen, aku minta maaf
                                                                    

"Chu, bagaimana? Apa kata-katanya sudah bagus?" Bisikku sambil menunjukkan pesan yang akan kukirim ke Jennie.

"Kurang, itu terlalu singkat." Bisiknya lagi, kami berbisik-bisik karena sekarang kami sedang dalam kelas Min Young seongsaengnim, dia galak.

                                                                             Jennie
      Jen, aku minta maaf soal tadi

"Ini? Bagaimana? Sudah bagus?" Kutunjukkan ponselku lagi ke Jisoo, dia mengerinyitkan keningnya.

"Bodoh! Itu tidak ada bedanya dengan yang tadi!" Katanya lalu memukul kepalaku.

"Asik ya main handphonenya, ada apa sih?"

"Ini Wen, si Lisa ingin mengirim pesan ke Jennie saja tidak bisa, dia sangat tolo—"

Aku dan Jisoo bertukar tatap, menelan ludah, menyadari bahwa itu bukanlah suara Wendy.

"Pesan apa? Ms. Manoban? Ms. Jisoo?" Tanya Min Young seongsaengnim di belakang kami, kedua tangannya ia lipat sempurna di dada.

"Eh, seongsaengnim.. Halo." Celetuk Jisoo.

Aku menyenggol lengannya, "Chu!"

Seulgi dan Wendy hanya terkikik menahan tawa di belakangku, memang kambing!

"Ms. Manoban, berikan ponselmu."

"Seongsaengnim.."

"Berikan.ponsel.mu." Tegasnya dan melototiku.

Pasrah, kuserahkan ponselku kepadanya. Tatapan marahnya mirip seperti.. seseorang.

"Lalisa, saya tahu kamu cerdas, tapi setidaknya berikan contoh yang baik untuk murid lain. Jangan menggunakan ponsel ketika saya sedang mengajar." Tegurnya padaku.

Three of Us (JENLISA) G!PTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang