Hari Sabtu pagi hari Nara awali aktivitas dengan menyiram tanaman di pekarangan rumah. Pintu gerbang terbuka lebar karena Nevan sedang mencuci sendiri kendaraan. Gerbang yang terbuka itu membuat orang-orang yang lewat depan rumah pasti melirik ke arah Nara, apalagi pemuda-pemuda pulang lari pagi.
"Ra, ambilin kanebo di dalam, minta sama Kakak!" Suruh Nevan sedang mencuci motor.
Setelah mematikan keran Nara langsung lari ke dalam. Ia kembali dengan kanebo dan segelas susu coklat.
"AAA... MAMA!!" Nara melempar kanebo ke laki-laki yang berada di depan pintu.
"Daf... Ini masih pagi! Lo udah ngagetin gue aja." Kesalnya.
"Dih, siapa juga yang ngagetin, orang gue mau ngambil barang." Lelaki itu melengos pergi.
Badannya ia bungkukkan untuk mengambil kanebo yang jatuh di lantai, jalan tergesa saat suara Nevan menyeruak.
Nara memberikan kanebo pada Nevan. "Bang kok si kupret pagi-pagi udah di rumah?" Tanyanya. Kupret sebutan untuk Daffin.
Nevan yang sedang jongkok pun berdiri, ia tahu siapa yang dimaksud adik nya itu. "Semalam hujanya nggak berhenti dan deras banget, Ra. Mau pulang pun bahaya, apalagi Daffin pakai motor, pakai mobil pun juga bahaya karena emang deras banget. Ya udah Abang suruh dia nginep di sini." Ucapnya, menerima kanebo dari adiknya.
☕☕☕
"Hai, Na. Aku datang, maaf akhir-akhir ini aku jarang datang. Bahagia selalu ya..."
"Naa.."
"Menurut kamu keputusan itu yang terbaik bukan? Menurut aku, iya. Aku masih mau ada di sampingnya, tapi hal itu tidak mungkin. Na.. aku rasa kita akan bersama lagi.
"Aku pulang ya, mau ajak dia jalan, kapan-kapan aku ajak dia ke sini." Sebelum pergi ia memberikan hadiah untuk teman kecilnya ini, hadiah yang di suka, bunga lily.
☕☕☕
"Bang gue keluar dulu ya." Pamit Daffin.
Nevan menoleh ke arah Daffin yang sudah siap memakai jaket. "Balik sekarang?"
Daffin mengangguk. "Mau jalan-jalan dulu sih." Lanjutnya.
"Nah! Kamu ikut aja, Ra!" Ucapan Nevan antusias. Membuat kedua orang itu membulatkan mata.
"Enggak! Nara mau sama bang Nevan aja."
"Abang mau cek kandungan Kak Amanda, kamu juga nggak mau kan kalo ikut, paling anti sama yang namanya rumah sakit." Nara terdiam. Betul perkataan Nevan ia paling tidak suka berada di rumah sakit. Terkahir menginjak rumah sakit sekitar 9 tahun yang lalu, saat kejadian itu.
Matanya saling berhubungan dengan Daffin. "Gue boleh ikut?"
Daffin mengetuk jarinya di dagu, membuat Nara yang melihat memutar bola matanya jengah.
"Gue sih fine fine aja. Emang lo nggak ada acara sama pacar lo?"
Nara menggeleng. "Nggak tau. Jadi boleh nggak?"
Daffin mengangguk mengizinkan. "Iyaa.."
Dengan cepat Nara berlari ke kamarnya untuk siap-siap.
Lima belas menit kemudian. Nara turun dengan ouifit kasualnya, kaos hitam polos, celana bahan motif kotak-kotak, sepatu sendal, dan tas hitam selempang.
☕☕☕
Sepasang remaja saling berdiam di atas motor yang mengarah tak tau kemana, begitu pun dengan sang pemilik. Angin menerpa kulit wajah sempurna keduanya, cocok, mungkin itu yang akan orang katakan ketika melihat keduanya, cocok menjadi sepasang kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARA ALYOSHA
RomanceON GOING _________________ Nara Alyosha, gadis si pencinta kopi Tiramisu. Gadis cantik pembawa kebahagiaan bagi setiap orang yang ada di dekatnya, gadis ceria, baik, ramah, dan wajah cantiknya yang tiada dua. Kerumitan di dalam percintaan Nara selal...