Hari senin sudah kembali. Sama seperti di kebanyakan sekolah, hari senin di SMA Nusa Nation selalu di mulai dengan kegiatan Upacara Bendera.
Murid-murid mulai memeriksa atribut sekolah, jangan sampai mereka di hukum dan di suruh berdiri di depan banyak orang yang sedang upacara.
Murid perempuan SMA Nusa Nation selalu terpesona dengan dua laki-laki si bad boy dan good boy, yaitu Daffin dan Rangga.
Mereka selalu menjadi incaran kaum hawa. Rangga yang selalu berpenampilan rapih dan mentaati peraturan dan Daffin yang selalu membuat onar dan melanggar peraturan, dia Osis.
Daffin dan Rangga baru saja memasuki gerbang sekolah, dan di depan gerbang sudah ada beberapa Osis yang bertugas untuk Razia. Rangga di periksa dan ternyata perlengkapan atributnya semuanya lengkap, seperti biasa selalu lengkap. Rangga di izinkan masuk.
Sekarang giliran Daffin diperiksa dan ternyata dia tidak membawa topi dan kaos kaki yang ia pakai warna rainbow, seharusnya memakai kaos kaki berwarna putih.
Bel Sekolah sudah bunyi murid-murid yang di atas maupun di bawah segera berlari kelapangan untuk Upacara Bendera.
Bu Dian memanggil anak-anak dari bawah lapangan dengan toa. "Ayo! Segera kumpul di lapangan cepat! Hitungan ke tiga masih ada yang di atas ibu hukum!" Pekik Bu Dian dengan suara melengking.
"IYA, BUDIN!" Sahut murid dari lantai 3. Anak-anak yang mendengar panggilan itu tertawa lepas.
"Hei siapa itu? Awas aja ya ibu kasih hukuman!" Kesal Bu Dian yang di panggil Budin. "Diam!" Titah Bu Dian pada murid-murid yang mentertawakan.
Acara Upacara Bendera pun dimulai...
Di tempat lain, gadis ini telat untuk sekolah.
"Pak, bisa lebih cepat nggak? Nara sudah telat banget!" Panik Nara yang sudah telat 15 menit. Ia terus berdoa supaya pintu gerbang masih terbuka. Namun apalah daya, ia telat 15 menit tentu pintu gerbang sudah tertutup sejak pukul 06.45.
Nara sudah sampai di sekolah dan benar saja pintu gerbang sudah tertutup, ia melihat keadaan siapa tahu ada yang bisa membukakan gerbang. "Duh penjaganya ke mana sih?" Gumam Nara panik. Dan ia mencoba menggerakkan gembok gerbang supaya bisa ke buka.
Gerbang sudah di buka oleh Osis. Nara tidak langsung berbaris di barisan upacara, ia berbaris di barisan murid-murid yang terlambat atau tidak mematuhi peraturan.
Nara berjalan ke arah murid-murid yang sedang di hukum, lalu Nara pergi ke barisan paling belakang di antara murid-murid yang di hukum itu. Nara memandangi sekelilingnya, sampai netranya berhenti pada laki-laki yang ada di sampingnya.
Dengan seragam yang dikeluarkan, dasi tidak dipakai hanya di kalung kan saja di leher tanpa dibentuk, celana diangkat sampai lutut seperti orang sedang terhindar dari banjir memperlihatkan kaos kaki rainbow, membuat Nara menahan tawa.
Itu Daffin.
Kaos kaki yang dikenakan oleh Daffin membuat Nara rasanya ingin tertawa.
"Hufttt..." Hampir saja Nara ketawa lepas, untung saja ia bisa menahannya.
Astagfirullah kamu berdosa banget
Daffin mengangkat alisnya satu tanda 'Dih ini orang apaan si?' karena ia melihat cewek di sampingnya menahan tawa karena melihat penampilannya itu.
Susunan Upacara masih di acara pembacaan Undang-undang dasar 1945. Karena masih lama hal itu membuat Nara merasa pusing, wajahnya pucat, badannya keringat dingin, ia masih mencoba untuk bertahan jangan sampai ia tumbang dan jatuh.
Tapi sekuat-kuatnya ia mencoba untuk bertahan tetap saja itu tidak mungkin, imunnya sudah lemah. Seketika pandangan yang ada di depannya tidak terlihat dengan jelas, suara-suara murid-murid yang sedang membaca janji siswa itu terdengar samar-samar di pendengaran Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARA ALYOSHA
RomanceON GOING _________________ Nara Alyosha, gadis si pencinta kopi Tiramisu. Gadis cantik pembawa kebahagiaan bagi setiap orang yang ada di dekatnya, gadis ceria, baik, ramah, dan wajah cantiknya yang tiada dua. Kerumitan di dalam percintaan Nara selal...