•••
Di mata Aliana, Arloka Lentera adalah sosok pemuda pecinta kopi yang dulu semasa SD senang sekali menggambar di bagian belakang buku catatan.
Mungkin hal tersebut yang menjadi asal muasal Loka akhirnya memilih kuliah di jurusan seni sekarang ini.
Arloka, atau biasa ia panggil Loka, tidak pernah suka jika dipanggil dengan nama Lentera. Pemuda yang akan menginjak umur 21 tahun di bulan Oktober itu selalu mengatakan bahwa dipanggil dengan nama Lentera terlalu berlebihan.
Jadi, dipanggil Loka saja sudah cukup.
Pemuda Libra yang lahirnya hanya berselang beberapa bulan dengannya di tahun yang sama itu dahulu senang sekali bermain bola di koridor sekolah bersama anak laki-laki lainnya, sampai-sampai kena tegur guru karena takut kaca kelas jadi sasaran benda bundar tersebut.
Dahulu Loka pernah ikut menari di acara perpisahan sekolah dengan kostum khas tari perang dari kampung asalnya, Kalimatan, yang semasa latihannya selalu Aliana ganggu.
Loka juga pernah hampir meninjunya karena marah saat Aliana dengan tidak sengaja membuatnya jatuh dari atas meja ketika cowo itu berdiri di atasnya.
Beruntung Aliana tidak jadi kena tinju saat teman-teman kelas berinisiatif menghentikan aksi kesurupan Loka dengan mengatakan, "Udah woy, dia cewe."
Jika saat itu Aliana jadi kena pukul, mungkin ia tidak akan pernah menjalin pertemanan dengan cowo yang sekarang memiliki tinggi 178 cm ini.
Memori lain yang bisa Aliana ingat adalah Loka pernah terluka karena tergores paku meja kelas yang membuat seragam cowo itu sobek.
Aliana juga ingat bahwa dahulu Loka suka memperhatikannya diam-diam.
Sampai di memori akhir, Aliana ingat bahwa Loka pindah ke Kalimantan setelah lulus SMP.
Semuanya berakhir sampai disitu dan beberapa kenangan manis lainnya yang bisa saja terus terukir berhenti sampai dimana cowo itu hilang dari padangan nya selama beberapa tahun.
Di umur Loka yang ke enam belas, Aliana berjumpa dengan pemuda itu di salah satu acara konser musik Jakarta. Menjadi salah satu penonton di tengah keramaian yang ternyata menjadi agenda liburannya selama berada di Jakarta sebelum pulang ke Kalimantan.
Lalu sekarang, diumur Loka yang ke delapan belas, ketika mereka kembali bertemu di sebuah toko bunga, cowo itu nampak lebih dewasa lagi.
Saat itu rambut Loka agak panjang, namun tidak berantakan.
Kulitnya menjadi agak kecoklatan saat diterpa sinar matahari yang menembus masuk ke dalam toko.
Kemeja hitam yang dua kancing teratasnya terbuka dipadu dengan jins hitam menjadi outfit yang bisa Aliana lihat di pertemuan perdana mereka setelah dua tahun berselang.
Walaupun mereka berteman di social media dan Aliana beberapa kali melihat Loka memposting foto juga kegiatan lainnya, namun tetap saja hanya pertemuan secara langsung yang akan menciptakan kesan tertentu.
Terakhir, Aliana juga sadar bahwa sekarang Loka menjadi salah satu dari sekian juta populasi orang yang menikmati gulungan tembakau.
Alohaaa, say halo dulu untuk Abang Loka yang insyaallah akan resmi jadi anak baru aku👋🏻
Niatnya sih mau bikin jadi short story aja, karena dua tokoh ini terngiang² terus di otak.
Jadi ada baiknya jika langsung dituangkan aja yakan?
Don't forget to vote and coment guys.
See you di part selanjutnya😽
Instagram: @gianaauliaaa
Youtube: Giana Qianza30 April 2022
07:11
KAMU SEDANG MEMBACA
Arlokana
Teen Fiction[Short Story] Arloka, 21 tahun. Jakarta hanya kota masa lalu, dimana ia dibesarkan selama 15 tahun dengan berbagai memori yang berhasil diukirnya. Nyatanya kota masa lalu itu ia pijaki lagi diumur nya yang ke 18. Arloka menikmati kota masa lalu nya...