|4| Pantai

18 5 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Minggu, 21 Maret 2021

Satu setengah tahun.

Satu setengah satun Liana hampir lima kali dalam seminggu melihat wajah ini.

Alis nan tebal, hidung mancungnya, kulit kecoklatan yang termakan sinar matahari, serta bibir merah muda yang sekarang sedikit terbuka mengeluarkan suara dengkuran halus.

Arloka tertidur dengan sangat damai di sofa ruang tamu rumahnya. Lingkaran hitam dibagian bawah matanya terlihat sedikit jelas jika Liana melihat dari jarak sedekat ini, duduk disamping cowo itu.

"Li-"

Tiwi yang sedang membawa nampan berisi nasi goreng seketika berhenti, bingung ketika anak sulungnya tiba-tiba menyuruhnya diam dengan isyarat.

"Loka tidur," ujar Liana sembari berbisik.

"Yaampun, kecapean kah?" balas Tiwi sambil berbisik juga. Wanita paruh baya itu memberikan satu piring pada Liana dan menyimpan satunya lagi di meja.

Liana hanya mengangkat bahunya, "semalem bilang masih ngurusin lukisannya yang mau dipajang di pameran tugas akhir. Kayaknya belum tidur sampe sekarang."

"Yaudah biarin tidur dulu. Acara ulang tahunnya jam berapa emang?"

"Jam empat."

"Yaudah biarin dulu, masih jam dua lewat ini."

Liana hanya mengangguk saja, setelahnya Tiwi pamit ke dapur lagi untuk meneruskan sesi memasaknya.

Semalam Arloka mengajaknya untuk pergi ke pesta ulang tahun temannya, ia bilang akan menjemput pada pukul tiga sore di hari Minggu ini. Tapi lihatlah kelakuan cowo yang hampir berumur 20 tahun ini, ia malah datang pukul setengah dua, dimana Liana masih rebahan cantik sembari nonton drama korea.

Gadis itu jadi pake jurus seribu bayangan untuk bersiap-siap akibat panik.

Make up nya terasa belum maksimal dan gadis itu jadi asal pilih baju.

ArlokanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang