(◠‿◕) 𝖧𝖺𝗉𝗉𝗒 𝖱𝖾𝖺𝖽𝗂𝗇𝗀 - 11 -
Jae & Tzu
Jangan lupa kasih bintang ✩༼ つ ◕◡◕ ༽つ
Matahari sore rasanya cocok untuk di nikmati, tapi keadaan tidak mendukung baginya. Tatapan matanya sungguh menusuk, siapa kira yang selama ini selalu memberi tatapan lembut pada siapa pun bisa semenusuk itu saat menatap orang di hadapannya sekarang.
Kata kata yang terlontar juga tidak bisa di anggap remeh. Padahal niat dia tadi pulang, tetapi malah di tarik ke arah restoran dekat sini. Dia benci sekarang. Tidak, bukan untuk harinya. Tapi untuk tindakan orang di hadapannya, duduk dengan santai.
"Ayah gak akan bertele tele sama kamu. Kamu sudah tau tujuan Ayah apa, jadi bagaimana?"
"Kenapa aku harus jawab tawaran konyol itu?"
"Karna kamu satu satunya anak Ayah."
"Oh, beneran? Aku gak percaya. Anak Ayah, yang Ayah banggakan di depan aku saat itu kemana?"
"Kenapa kamu selalu--"
"Aku muak Yah. Harus bilang berapa kali lagi sih biar Ayah paham?" Di potongnya perkataan itu.
"Jangan memotong. Kamu anak Ayah, yang berhak atas itu."
"Ayah lupa ya? 4 tahun lalu Ayah bilang yang berhak adalah anak kandung Ayah. Sementara itu, Ayah bilang aku bukan anak Ayah." Tzuyu mengambil nafas sebentar sebelum melanjutkan, sesak.
"Aku anak Bunda. Selama ini yang mengurus semua kebutuhan aku juga Bunda." Sang Ayah terdiam. Dia termasuk kalah telak dengan perkataan Tzuyu. Si gadis lembut dengan wajah polos, di depan banyak orang. Kecuali sang Ayah, yang sudah menghancurkan seluruh hatinya walau masih bertahan sampai saat ini.
Tidak ada alasan juga harus menyerah, Tzuyu masih memiliki banyak orang.
"Kamu dulu selalu menunjukan wajah polos kamu, kenapa sekarang begini? Bunda kamu bilang sesuatu yang buruk pasal Ayah?"
Tzuyu berdecih, sungguh lucu tanggapannya.
Lebih baik dia pergi bukan? Dari pada membahas sesuatu tidak penting seperti ini. Belum lagi, Bundanya di tuduh yang tidak tidak oleh Ayahnya.
"Gak ada lagi Tzuyu yang Ayah kenal dulu sebagai anak kecil polos kesayangan Ayah."
"Saya bukan Chou Tzuyu yang selalu menunjukkan wajah polos kepada anda. Dan pasal Bunda, anda tidak berhak berkata atau berburuk sangka pada beliau."
"Saya permisi." Emosi. Baiklah itu benar. Tapi Tzuyu masih bisa mengontrol diri untuk tidak menjadi pusat perhatian. Nadanya memang berubah, bukan hanya nada, tapi kata kata pun lebih baku.
Hanya saja, itu salah satu kunci pertahanan Tzuyu untuk tidak menangis di tempat. Ego nya besar, sekali lagi itu benar. Tapi dengan ego itu sendiri, Tzuyu dapat bertahan di bantu Bunda untuk tidak terlalu tertekan akan sesuatu.
Tzuyu bukan orang egois, tapi sayang seribu sayang orang sekitarnya egois. Bahkan termasuk sang Bunda. Hanya Tzuyu tidak mau menyalahkan, cukup dia menjadi saksi antara keduanya terutama Bunda yang merasa hancur, sehancur hancurnya karna Ayah Tzuyu.
Karna tidak pernah egois, dia selalu di remehkan. Karna tidak pernah menolak, semua merasa bebas setelah jawaban iya. Karna tidak pernah menunjukan emosi, dia jadi mudah di jatuhkan.
Dulu, sebelum semua terjadi.
Tzuyu adalah gadis dengan kelembutan hati tulus dan baik. Bahkan percayalah, kalau Tzuyu tidak pernah memiliki sikap tegas bahkan terhadap argumennya seperti sekarang. Tzuyu adalah orang yang mudah luluh dengan sikap super lemah lembutnya. Tidak ada ego, emosi atau penolakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
72𝗁 [𝘑𝘪𝘩𝘺𝘰 • 𝘔𝘪𝘯𝘢 • 𝘛𝘻𝘶𝘺𝘶]
Aléatoire♲︎︎︎𝑅𝑒𝑣𝑖𝑠𝑖♲︎︎︎ Jihyo, Mina dan Tzuyu menerima tantangan kencan 72 hours. ఌ︎ Apa yang akan terjadi Pada mereka? ఌ︎ •Starting: 29-07-2021 •Finally Revisi : 12-10-2021 •End: -