Part 7

93 4 0
                                    

Hari ini hari kamis, tentu saja sepulang sekolah akan ada latihan musik. Lenora masih tetap bersemangat karena dengan alasan yang sama, ada Aland disana.

Awalnya dia tidak pernah bertemu dengan Aland, bahkan dia sempat berfikir apa mungkin Aland itu siswa pindahan atau memang dia saja yang tidak menghiraukan sekitar.

"Woi!" sapa Keysa mengagetkan Lenora dari lamunannya.

"Apaan sih lo, pagi-pagi teriak-teriak, bisa-bisa gendang telinga gue pecah!" sembari menutupi telinganya menggunakan telapak tangan.

"Iya maaf, lagian lo pagi-pagi udah ngelamun, ngelamunin siapa sih?". Lenora tidak menjawab pertanyaan Keysa. Dia malah melontarkan pertanyaan yang lain. "Eh, Sya. Lo sebelumnya pernah liat Aland?"

"Ya pernah lah, orang dia satu-" ucap Keysa terpotong.

Duh, Sya. Jangan kasih tau Lenora sekarang, batinnya.

"Satu apa?" tanya Lenora cepat karena penasaran.

"Oh.. e-enggak, kan gue sama Aland satu sekolah." Keysa terkekeh.

"Kalo itu gue juga udah tau kali." Lenora melipat tangannya didepan dada dan menatap ke depan, malas dengan jawaban Keysa.

"Gitu aja ngambek, ntar cantiknya luntur tau rasa!" godanya.

"Enak aja!" Lenora tertawa diikuti dengan Keysa.

Belum selesai mereka tertawa, Pak Jaya memasuki kelas.

"Pagi anak-anak." sapa Pak Jaya, kebetulan hari kamis pagi memang jadwal Pak Jaya.

"Pagi pak." jawab anak yang lain.
Lenora memang sudah tertawa tadi, tapi dia tetap saja kesal padahal dia ingin tahu jawaban dari Keysa.

Seperti ada yang disembunyiin, pokoknya gue harus cari tahu, batin Lenora.

Pembelajaran pagi ini membosankan, Lenora masih saja sibuk dengan lamunannya.

Kenapa setiap gue deket terus sama Aland, jantung gue rasanya berdebar, kayak ada sensasi yang berbeda. Apa gue suka ya sama dia, tapi kan nggak mungkin, batin Lenora.

"Ck." Lenora berdecak.

Melihat situasi tadi Keysa hanya mengangkat satu alis sebagai tanda 'kenapa'. Lenora yang memahami hanya menggeleng.

Bel istirahat berbunyi.

Tring!

"Karena sudah istirahat jadi materi tadi bisa kalian catat dan dipelajari dirumah. Sampai bertemu di pertemuan selanjutnya." ujar Pak Jaya.

"Baik, Pak." jawab semua kompak lalu Pak Jaya keluar dari kelas.

"Udah gausah dipikirin, ayo ke kantin." ajak Keysa seakan-akan tahu apa yang dipikirkan Lenora. Lenora hanya menuruti dan mengikuti Keysa dari belakang.

Sekarang mereka sudah duduk di bangku kantin, tepatnya dibagian tengah. Tadi Lenora sudah memesan es milo dan roti panggang rasa keju. Begitupun dengan Keysa.

"Gue mau tanya sesuatu sama lo." ungkap Lenora serius.

"Tanya aja kali." sembari meneguk es milo dihadapannya.

"Kayak ada sesuatu yang lo sembunyiin dari gue" ungkapnya

"Sembunyiin apa?" Keysa malah
bertanya.

"Lah mana gue tahu, kalo gue tahu ya gue nggak tanya lo." Lenora menatap tajam Keysa.

"Iya juga sih." Keysa terkekeh, sebenarnya dia tahu maksud dari Lenora, tapi dia tidak ingin memberi tahu sekarang.

Perihal RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang