Part 3

113 4 2
                                    

Sekarang hari ketiga Masa Orientasi Sekolah. Acara hari ketiga ini adalah Extravaganza.

Extravaganza adalah ajang memperkenalkan beberapa ekstra kulikuler kepada siswa-siswi, lebih tepatnya untuk menarik minat mereka agar bergabung ke ekstra kulikuler tersebut.

Seluruh siswa-siswi sudah diatur oleh osis untuk memasuki ruang Gedung Serbaguna.

Disana sudah diperlihatkan banyak sekali jajaran stand yang tersusun rapi. Dan juga banyak sekali kakak kelas yang sudah menggunakan kostum dan almamater dari setiap ekskul masing-masing.

"Diharap seluruh kelas sepuluh untuk duduk dengan tenang, karena sebentar lagi acara akan segera dimulai." ucap seorang selaku Mc.

Karena dirasa semuanya sudah duduk dengan tenang, acara dimulai.

"Oke yang pertama ini ada ekstra kulikuler Teater, Teater itu ajang mengasah karakter, dan tampil percaya diri dengan berbagai ekspresi, inilah dia penampilan dari ekskul teater." ucapnya yang diikuti tepuk tangan seluruh siswa-siswi yang ada diruangan.

"Selanjutnya ada ekstra kulikuler musik, pasti banyak dari kalian yang jago nyanyi dan main alat musik, langsung saja inilah dia penampilan dari ekskul musik." seluruhnya kembali bertepuk tangan.

"Yang terakhir ada dari ekskul cheerleader, langsung saja inilah dia penampilan dari ekskul cheerleader." setelah itu semuanya bertepuk tangan.

Untuk ekskul seperti basket, voli, futsal, dll. Hanya pembagian brosur saja karena tidak memungkinkan jika skill tersebut ditunjukkan dalam acara Extravaganza.

Hampir 4 jam berada di Gedung Serbaguna, akhirnya acara selesai. Kini seluruh kelas X diperbolehkan menuju stand sesuai minat masing-masing untuk mengisi data sebagai tanda anggota baru eksul tersebut.

Sesampainya di kelas, Keysa menanyakan ke Lenora "Lo tadi milih eksul musik kenapa?".

Lenora duduk terlebih dahulu lalu diikuti Keysa, kemudian menjawab "Kalo ditanya kenapa sebenarnya gue nggak tau sih, cuman suka aja karena sering nyanyi." jawab Lenora jujur.

Keysa yang mendengar jawaban Lenora hanya memperlihatkan ekspresi oh.

"Kalo lo sendiri kenapa milih eksul musik?" giliran Lenora bertanya.

"Karena gue setiap minggu ke gereja jadi lumayan bisa lah main alat musik." jawab Keysa menjelaskan. Lenora hanya mengangguk.

"Yaudah ayo ke kantin" ajak Keysa, "yuk" jawab Lenora bersemangat.

Dikantin sudah sangat ramai karena banyak siswa-siswi yang mengantri makanan. Sempat beberapa menit Keysa dan Lenora bingung mencari tempat, tapi Keysa malah berkata "Lo cari tempat duduk aja biar gue yang pesen, lo mau apa?" tanya Keysa. "Samain aja" jawab Lenora cepat.

Lenora menatap ke seluruh sudut kantin, lalu mendapati 2 bangku yang kosong dibagian depan pojok. Lenora berjalan mendekat dan menempati tempat itu.

Keysa sudah kembali dengan membawa es teh dikedua tangannya. Keysa meletakkan diatas meja sembari berkata "Nih, tapi tunggu ya makanannya baru dibuat, gue pesenin mie sih hehe" Keysa terkekeh.

"Makasi, Sya." ucap Lenora tersenyum manis. Keysa mengangguk.

Tak lama setelah percakapan mereka, mie yang tadi dipesan Keysa sudah datang. Setelah meletakkan mie, Lenora dan Keysa mengucap "Terimakasih, Mas." jawab keduanya kompak.

Mereka menyantap mie yang dipesannya tadi.

Tiba-tiba Keysa menatap Lenora "Ra, liat deh tuh cowok dari tadi liatin lo terus." Keysa memberi tahu dengan isyarat melalui ekor matanya.

"Yang mana?" Lenora bingung karena cowok yang dimaksud Keysa tidak sendiri.

"Yang itu" tunjuk Keysa.

"Oh, wajar kan dia punya mata." jawab Lenora acuh.

"Iya sih, tapi kayaknya gue nggak asing deh sama tuh muka, kayak pernah liat dimana gitu." ujar Keysa sembari meletakkan tanganya di dagu.

"Perasaan lo aja kali." ujar Lenora sembari menggulung mie-nya.

"Oh gue inget." Keysa tidak sadar bahwa dia juga menggebrak meja agak keras. Lenora yang kaget akhirnya terbatuk.

"Eh maaf, minum dulu." sembari menyodorkan es teh ke depan Lenora.

Lenora meminumnya dan membersihkan ujung bibirnya dengan tissue.

"Dia kan yang waktu it-" ucap Keysa terpotong.

"Hai." sapa cowok yang dari tadi dighibahi oleh Lenora dan Keysa.

Perihal RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang