1.8

2.7K 422 94
                                    

❝Bahkan neraka pun enggan menerimamu❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝Bahkan neraka pun enggan menerimamu❞

────────────

Tidak pernah terbayang oleh Shinchiro, jika dirinya akan dikalahkan begitu saja oleh orang yang sangat dia benci.

Ai, wanita itu, benar-benar berbahaya. Sepertinya Shinchiro mengerti mengapa selama ini kejahatannya selalu tersusun dan tersembunyi dengan rapi, karena kelicikannya itu, kini Shinchiro terbaring di lantai yang dingin dengan bersimbah darah.

Entah kepekaannya yang mulai tumpul, atau memang Ai yang sangat licik, Shinchiro yang merupakan tangan kanan sang Dewa pun dikalahkan oleh manusia biasa itu.

"Tadinya kupikir ini tidak akan berhasil. Tapi sepertinya kau sangat lemah untuk seorang Kami?" Ejeknya dengan seringaian yang membuat Shinchiro jengkel.

"Sayang sekali aku tidak tahu hal yang membuatmu terluka, jadi aku tidak bisa membuatmu benar-benar menghilang."

Entah bagaimana caranya, saat Shinchiro hendak memasuki kamar [Name] untuk mengecek keadaan wanita itu, secara tiba-tiba sebuah belati menembus dada kirinya, menusuk benjolan permata yang merupakan ciri khas dari kaum Mystique tersebut.

Benjolan tersebut sama saja dengan kehidupan bagi kaum Mystique. Memang tidak akan membuat mereka mati, namun jika benjolan tersebut ditusuk atau dicungkil secara paksa, tubuh mereka akan melemah, dan mereka tak bisa melakukan apapun.

"Jangan... mendekatinya... jalang..."

"Lihatlah! Bagaimana bisa dia tertidur dengan tenang dengan senyuman lebar seperti itu, di saat penjaganya sedang sekarat?"

"Jauhkan... tanganmu..."

Ai menulikan pendengarannya. Dengan tak berperasaan, wanita itu menarik tubuh [Name] dengan kuatnya hingga terjatuh keras di lantai yang dingin.

Karena tindakan kasar itu, [Name] terbangun dengan ringisan, dan matanya membola saat melihat Shinchiro yang hampir memejamkan matanya.

[Name] berusaha untuk mendekati Shinchiro, namun Ai menendang tubuhnya menjauh dari pria itu, menendangnya dengan kuat hingga pinggang dari wanita itu membentur keras ujung meja yang tumpul.

Seakan tidak puas mendengar rintihan [Name], Ai dengan sengaja menginjak kuat dada [Name] dan memberinya cekikikan yang kuat. Cekikan yang mampu membuat pasokan udara yang dihirupnya menipis.

"MATI KAU!! MATI KAU JALANG!!!"

"Le...paska...n aku... breng...sek!"

6 Husband [Bonten]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang