05. Habsyi

482 117 68
                                    

Si Yedam belakangan ini agak waras. Hampir seharian doi dengerin sholawat habib syech di yutub. Dianya juga sambil gumam-gumam ngikutin. Sama sekali doi nggak menghubungi pacar-pacarnya atau berniat ngebalas spam chat mereka dari pagi.

Sekarang doi lagi rebahan di karpet bulu ruang tengah, nemenin Jihoon yang lagi nonton film dewasa di tv.

Agak gimana ya, tapi gitu deh Jihoon.

Sampe akhirnya Yedam nanya ke bapaknya yang lagi tegang itu.

"Pa—"

"Anjir ngagetin!" Jihoon ngelempar pilus ke Yedam yang dengan hebatnya gol masuk ke mulut si anak. "Apa?"

"Kalo Yedam jadi vokalis habsyi gimana, pa? Kata guru Yedam suara Yedam bagus loh, pa." Yedam mengubah posisinya jadi duduk.

"Ya terserah kamunya," kata Jihoon dengan mata fokus ke layar tv.

"Kek bisa aja lo ngaji, Dam," sinis Junkyu yang lewat sambil gendongin kucing tetangga yang suka masuk rumah sembarangan. "Baru iqro' dua aja habis itu nggak lanjut ngaji lagi lo. Sampe hari tu dicariin pak haji Sutopo."

"Itu ada alasannya kenapa gue gak lanjut ngaji, bang."

"Karna haid?—IH GOBLOK!" Spontan Junkyu ngebanting kucingnya karna pipi gembulnya kena cakar. "Anjing bener nih kucing."

Doi buru-buru ngebasuh pipinya yang berdarah pake air di ember bekas Hyunsuk ngepel lantai.

Alih-alih nolongin Junkyu, Yedam kembali natap bapaknya. "Boleh ya, pa?"

Jihoon menghela napas. "Appa kan tadi bilang terserah. Asalkan kamu serius latihannya."

"Oke! Yedam bakal serius!"

Buat cewek-ceweknya Yedam, siap-siap diputusin lo pada. Soalnya ni anak dari baunya sih keknya bakal tobat nasuha.

"Dia kenapa, Hoon?" tanya Hyunsuk yang bingung ngeliat Yedam dengan semangatnya naik ke lantai dua.

Jihoon bergidik. "Mau tobat kayaknya."

"Lo gak ada niatan mau tobat juga?"

Jihoon geleng-geleng. "Gue nunggu hidayah."

Iya, nunggu hidayah. Kalo dah ketemu hidayah nanti rencananya Jihoon bakal pake hijab, mau ngalahin Zaskia Sungkar.

---

"Mau kemana lo, bang? Rapi bener." Doyoung heran ngeliat Yedam dari atas sampe ke bawah.

Doi pake gamis cowok warna putih. Entah punya siapa itu yang dipake, soalnya seingat Jihoon dia gak pernah beliin anaknya baju syar'i begitu. Mentok-mentok baju koko sepasang celana sama pecinya, itupun anaknya disuruh make gantian sama sodara lainnya.

"Gue mau belajar habsyi, Doy."

"Tiba-tiba?"

"Nggak sih, udah lama sebenernya. Tapi ya baru terealisasikan sekarang," kata Yedam sambil memakai pecinya. "Lo mau ikut, Doy?"

"Gue gak punya bakat."

"Astagfirullah, jangan bilang gitu, Doy. Lo itu sebenarnya punya bakat."

The INIKEREABLE 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang