08. Begadang

504 99 18
                                    

Setelah dikasih pencerahan akhirnya gue bisa ngetik lagi hwhw

Maap banget lama gak up disini. Lagi nulis di akun lain hehe. So, makasih buat yang udah nungguin book ini

Hepi riding 🤟

__________________________

02.30

Adalah waktu yang pas untuk tidur nyenyak. Namun beda halnya dengan Asahi yang justru kebangun karna kebelet berak. Pengen ditahan, tapi udah diujung banget. Telat ke wc sedetik aja bisa ambrol di tempat.

Alhasil, bocah minim bicara itu lari ke kamar mandi untuk menjalankan misi yang sangat meresahkan ini.

"Pasti karna martabak abal-abal appa tadi sore," racau Asahi sambil megangin perutnya.

Begitu sampai di kamar mandi, doi malah dikejutkan oleh kemunculan wanita yang duduk disana, dimana Asahi seharusnya jongkok dan membuang seluruh ampas kehidupan dalam perutnya.

"Ngagetin anjrit..." Asahi kaget, pake banget. Tapi mukanya tetep datar.

Wanita itu menyibak rambutnya dan memperlihatkan wajah jeleknya yang mirip kayak korban tabrak lari.

"Lo yang ngagetin gua, cuk! Lagi enak-enak ngupil juga, ganggu kenikmatan aja lo," acuh si wanita rupa kuntilanak itu dan melanjutkan aktivitasnya kembali.

Eh bentar, Asahi indigo?

"Mas, mbak, om, tante... minggir bentar bisa gak? Udah di ujung nih." Asahi bingung mau manggil apa, doi langsung nyelonong masuk gitu aja, bikin mbak kunti panik.

"Eh lo mau ngapain, hah? Gue masih suci ya najis!" peringat mbak kunti, seolah Asahi si bocah baru puber kemaren itu punya nafsu sama setan prik macam dia.

"Bacot."

Asahi acuh dan memilih untuk tetap menjalankan ibadahnya, berak lima waktu. Pagi dua kali, siang dua kali, sore sekali. Kalo malam gini kehitung sunnah.

Sementara itu, mbak kunti hanya membalikkan badan membelakangi Asahi. Tetap kekeuh gamau pindah. Setan gatau diri memang.

"Jabingan. Bau banget." Kuntilanak prik itu menutup hidung moengilnya yang robek. "Lo habis makan apa sih anying!"

"Bacot."

"Hah? Bekicot?"

"Terserah."

"Pantes bau setan."

Kali ini Asahi memilih diam sambil mainin air di gayung. Ketimbang ngeladenin kuntilanak prik modelan jambret gitu, mending mikirin masa depan.

"Btw lo bisa liat gue? Gue hantu loh."

"Lo pikir daritadi gue nyautin siapa, amsyuk."

Kuntilanak itu nyengir dengan cekikikan khasnya, bedanya yang ini agak kurang merdu karna kebanyakan makan gorengan sama es mirimis jeruk.

"Ohh jadi lo anak indigo..." Kunti itu nganggukin kepalanya, sok paham.

"Tante jangan ngangguk plis," kata Asahi ngeri. Bukannya apa, doi takut kalo kuntilanak itu keseringan gerakin kepala ntar cengklak lehernya.

Cengklak doang mah mending, kalo copot palanya kan serem. Gini gini Asahi juga penakut.

"Lo umur berapa sih?"

"Tan, lo bisa berhenti ngebacot gak? Gue nggak khusuk ini mau buang hajat."

"Baiklah."

Usai menjalankan misi negara, Asahi pergi dari tandas dan gak lupa baca doa keluar wc. Bertepatan dengan itu, si kunti lenyap jadi asap hijau beraroma liur kambing.

The INIKEREABLE 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang