III.

108 16 0
                                    

Up sesuai mood aja, you know? My mood is everything for me.

...

Rindu yang terpendam kan terobati dengan pertemuan. Bertemu dengan sosok yang telah lama tak dijumpai kan menghadirkan kebahagiaan bukan?

Seperti contohnya, pertemuan kembali Namjoon dengan Pamannya setelah sekian lama, pertemuan yang berlangsung dramatis antara keduanya. Pertemuan tidak disengaja, tetapi mampu mengobati rindu mereka.

Paman Namjoon, Tuan Min, sudah lama mencari keberadaan keponakannya itu. Namjoon kecil yang dulu memiliki pipi yang tembam, tak lupa dengan lesung pipinya yang manis, kini Namjoon menjadi lebih kurus dari terakhir ia lihat 5 tahun lalu.

Ada lingkaran hitam dibawah matanya, pipi yang menjadi tirus, wajah yang tampak pucat, tetapi senyumannya masih sama, manis sekali.

Siapa sangka, takdir punya rencana untuk mempertemukan mereka kembali.

Awalnya keheningan menyelimuti saat mereka duduk berdua dibangku taman dekat toserba. Namun, Tuan Min tidak sepayah itu untuk membuka topik pembicaraan.

"Kau baik-baik saja kan? Kemana saja selama ini, hm?"

"Aku baik paman" jawab Namjoon singkat, tidak menjawab pertanyaan Tuan Min yang kedua.

"Sekarang Namu nya paman sudah besar ya, hampir saja paman tidak mengenalimu tadi"

"Aku sudah besar paman, tidak perlu memanggilku 'Namu' lagi"

Tuan Min tersenyum singkat. Baginya, Namjoon tetaplah Namunya, Namu kecilnya. Ia merasa bahwa ia lebih pantas menjadi Ayah Namjoon, daripada menjadi Pamannya.

"Appamu, tidak menyakitimu lagi kan? Bagaimana dengan Eommamu juga?" pertanyaan selanjutnya dari Tuan Min sontak membuat Namjoon mulai gelisah, tetapi Namjoon masih bisa menormalkan ekspresinya.

"Tidak, sudah tidak pernah lagi, paman. Baik Appa maupun Eomma" sedikit aneh setelah sekian lama Namjoon tidak membicarakan orangtuanya.

"Syukurlah, kalian tinggal bersama kan? Dimana alamatmu yang baru? Paman ingin menemui Appa dan Eommamu"

Namjoon mulai merasa tidak tenang, ia masih mencoba menjawab pamannya.

"Eomma Appa sudah tidak ada, paman"

Tuan Min tersentak, itu sebabnya Namjoon mengatakan bahwa orangtuanya tidak pernah lagi menyakitinya.

Karena mereka sudah meninggal.

Dapat Tuan Min lihat tangan Namjoon yang saling menggenggam bergetar. Tuan Min paham, Namjoon tidak baik-baik saja. Mencoba mencari pertanyaan lain yang tidak mengarah tentang orangtua Namjoon, walau Tuan Min masih ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya.

"Namu mau bertemu Taetae? Bertemu Yungi Hyung dan Bibi juga. Sudah lama sekali kan?" setidaknya pertanyaan itu lebih baik.

"Eum..aku melihat Taetae dan Yungi Hyung disungai kemarin paman. Tapi, aku tidak berani menemui mereka" jawab Namjoon sembari menunduk, suatu kebiasaan saat ia merasa tidak nyaman ataupun gelisah.

"Hm? Kenapa?"

"Aku ragu, paman. Takut jika Taetae marah padaku"

Fail | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang