VI.

116 16 1
                                    

Sy hampir lupa dgn cerita ini🙂. Btw ini isinya flashback.

...

Siang itu, ketika Namjoon menangis dalam dekapannya, Yoongi merasa pasti ada sesuatu. Sesuatu yang membuat Namjoon mengalami 'gangguan' pada psikisnya.

Suatu kenangan buruk yang menimpa pemuda malang itu.

Namjoon tersadar, ia menangis dipelukan Yoongi. Namjoon melepaskan pelukannya, menghapus air matanya kasar menggunakan lengan bajunya. Apa yang harus ia katakan setelah ini?

"Joon-ie," Yoongi memanggil Namjoon lembut, lembut sekali. Layaknya suara seorang ibu yang berusaha menenangkan anaknya. Digenggamnya tangan Namjoon erat, "Hei, tidak apa-apa. Ini Hyung, kau bisa mengatakannya pada Hyung. Ceritalah"

Bercerita ya? Namjoon belum pernah bercerita segala tentang masalalunya pada siapapun, sekalipun bercerita pada Hoseok, itu pun tak semuanya ia katakan. Tapi ini Yoongi, bukan orang lain.


Ingin menceritakan semuanya, tapi bahkan mengingat kenangan buruk itu membuat Namjoon ketakutan.

"Hyung, aku.." Namjoon menelan ludah. "Aku.." lantas Namjoon menggeleng keras. Bekas air mata masih ada di pipinya, ada rasa tak tega saat Yoongi melihatnya.

"Kau percaya pada Hyung kan Joon-ie? Hm? Anggap Hyung ini adalah tempat untuk menceritakan keluh kesahmu. Tidak apa-apa" Yoongi menepuk pundak Namjoon lembut, memamerkan senyumannya yang manis untuk Namjoon.

Terus dilontarkan kata 'tidak apa-apa' dari Yoongi, membuat Namjoon perlahan yakin. Yoongi bukan Hoseok yang tidak tahu apapun tentang masalalu Namjoon. Yoongi, ia tahu beberapa kilas masalalu Namjoon.

"Tidak apa-apa kan Hyung?" tanya Namjoon penuh ragu.

Yoongi kembali memeluk Namjoon dari samping, menyandarkan kepala Namjoon dibahunya. "Hyung, sudah bilang, tidak apa-apa. Semua baik-baik saja, tidak apa-apa"

Namjoon bingung, darimana ia akan menceritakannya sekarang?

"Waktu itu, aku mengantar Taetae ke rumahmu, Hyung" Namjoon memulai.

"Hm, aku ingat. Lalu, kau pergi pulang setelah mengantar Taehyung. Keesokan harinya saat Papa mencarimu, kau dan juga Paman dan Bibi tidak ada"

"Iya, aku.. diajak ke Ilsan. Appa juga Eomma sangat buru-buru waktu itu, aku tidak mengerti apapun" Namjoon menarik napas dalam-dalam. "Sepertinya Appa diketahui mengedarkan obat terlarang. Itu sebabnya Appa buru-buru pergi dari sini"

Yoongi diam. Obat terlarang, Yoongi pernah dengar dari Ayahnya, Ayah Namjoon pernah menjadi kurir obat terlarang.

"Kenapa kau menangis saat mengantar Taehyung kerumah? Aku ingat, waktu itu kau menangis. Terjadi sesuatu?" Yoongi bertanya.

"Appa mabuk malam itu Hyung, Appa ingin memukul Taetae. Eomma tidak ada dirumah. Kami takut lalu segera pergi"

Pemabuk, pecandu alkohol. Tiap malam pulang dalam keadaan tidak sadar, seperti itu Ayah Namjoon.

"Aku sudah janji akan menjemput Taetae lagi besoknya, tapi aku ingkar janji. Taetae pasti sangat marah" Namjoon menangis lagi. Ia begitu hafal dengan adiknya. Adiknya yang selalu dibohongi dengan omong kosong ibunya, membuatnya menjadi seseorang yang benci dibohongi. Taehyung akan marah, kecewa, pada orang yang mengingkari janji padanya.

Fail | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang