X.

180 19 15
                                    

Holaa, lagu 4 o'clock by V ft. RM boleh dibuat pengiring ya, hehe.
...

Tangisan semesta mengiringi malam hari ini. Tak ada bulan maupun bintang yang bersinar terang menghiasi langit yang gelap. Tak ada suara gemuruh, tapi hawa dingin berhembus.

Bukannya alam tak menginginkan adanya malam yang indah, tetapi kini alam sedang menyampaikan kesahnya. Hujan yang turun setelah sekian lama panas terus menguasai, lebih memilih turun ditengah sunyinya malam daripada ditengah ramainya siang hari.

"Kenapa hujan turun pada saat seperti ini?" ujar Taehyung memandang ke luar jendela, dimana air sedang turun dengan derasnya.

"Justru bagus, setidaknya suasana menjadi lebih hangat" jawab Nyonya Min, meletakkan secangkir coklat panas permintaan Tuan Min.

"Hangat apanya? Ini dingin, Ma" Yoongi menambahi, ia tidak menyukai cuaca dingin.

Sementara mereka berbicara, Namjoon diam memandang hujan. Enggan untuk ikut bercengkerama dengan orang di sekitarnya. Menikmati bagaimana bunyi hujan mengalun di telinganya.

"Namu sekarang banyak diam ya, daritadi hanya melihat keluar jendela" ucap Tuan Min menyeruput minumannya.

Namjoon tersenyum, lantas menanggapi. "Bukan begitu, Pa. Hanya saja hujan sudah lama tidak datang, sekalinya datang, aku merasa lebih baik dari biasanya."

Taehyung sekilas mengalihkan pandangannya kepada Namjoon, melihat bagaimana Kakaknya itu tampak suka melihat hujan.

"Kau suka cuaca hujan?" tanya Yoongi, dijawab gelengan oleh Namjoon.

"Aku lebih suka cuaca cerah, tapi aku suka melihat hujan"

Sejenak hening.

"Hm, Papa merasa aneh."

Perkataan Tuan Min mengalihkan pandangan semua orang berfokus padanya.

"Maksud Papa?" Yoongi balik bertanya.

"Taetae, Namu, kenapa duduknya berjauhan? Harusnya kalian saling menempel, seperti dulu, kan?"

"Dulu berbeda dari sekarang" Taehyung bermonolog.

"Oh, itu.." Namjoon menunduk, mengaitkan jari-jarinya.

"Aku mau tidur" Taehyung segera pergi meninggalkan semua orang.

Selepas Taehyung beranjak pergi dari ruang tamu, kini Yoongi yang akan mengambil alih menjawab pertanyaan dari Papanya. Melihat bagaimana Namjoon gelisah untuk menjawab pertanyaan Tuan Min.

Yoongi yang duduk disamping Namjoon menggenggam erat tangan Namjoon.

"Taehyung selalu menghindar, padahal ini waktunya menceritakan semuanya." Yoongi menjawab lesu.

"Papa juga Mama sudah tahu semuanya dari Yungi Hyung. Namu mengalami hal yang sulit, tapi Namu hebat. Sangat hebat. Papa dan Mama sangat bangga pada Namu karena Namu sudah mau berjuang selama ini." Tuan Min juga Nyonya Min menghampiri Namjoon, mengusap surainya sayang.

"Iya, seperti yang sudah Hyung bilang, kan? Semuanya akan baik-baik saja. Hyung, Papa, Mama, Taetae senang Namu kembali. Kau akan baik-baik saja, oke? Adikku sangat hebat." Yoongi memeluk Namjoon.

"Mama sangat sayang padamu. Bukan cuma Mama, semua orang menyayangimu. Namu yang paling hebat, terimakasih karena sudah kembali. Namunya Mama, Namuku sayang." Nyonya Min mulai meneteskan air mata.

"Tapi, aku gagal menjadi Kakak yang baik untuk Taetae. Aku membuatnya kecewa. Aku gagal, gagal." Namjoon menangis.

"Siapa bilang kau gagal, hah? Dasar, sudah lama aku menunggu, saat bertemu aku malah takut untuk menemuimu. Aku memang kecewa, tapi kecewaku tidak ada apa-apanya dibanding yang kau alami. Maaf, aku yang gagal menjadi adik yang baik untukmu. Maaf, Hyung-ie. Namu Hyung"

Diseberang sana, Taehyung juga menangis. Berdiri dibelakang mereka. Taehyung mendekat pada Namjoon, mengusap air matanya yang terus mengalir menggunakan lengannya. Terus menggumamkan kata maaf memeluk Namjoon.

Namjoon membalas pelukan adiknya. Sangat lama sejak mereka berpelukan seperti ini. Adik kecilnya kembali, Taetae nya kembali.

Sebelumnya, Yoongi sudah bercerita pada Tuan Min dan Nyonya Min. Ia juga berbicara tentang dugaannya mengenai kesehatan mental Namjoon yang terganggu. Bukan Taehyung namanya jika tidak menguping, ia mendengar semuanya.

Namjoon yang saat itu tengah mandi, berganti pakaian. Tak tahu menahu tentang Yoongi yang menceritakan segalanya.

Kini, hidup Namjoon berubah. Tak lagi suram, tak lagi menakutkan. Ia yang awalnya hidup hanya untuk orang disekitarnya, kini menjadi orang yang mencintai dirinya, yang berniat untuk hidup.

Masa lalu yang kelam memang meninggalkan kenangan pahit, tapi itu tetaplah masalalu. Kini, fokus di masa sekarang. Tentang bagaimana hidup berjalan menuju masa depan yang lebih baik. Kadang ada masa dimana tersungkur, terjatuh. Tetapi tentu juga ada masa dimana terbang tinggi di angkasa, merasakan apa itu bahagia.

Sudahkan kalian bahagia?

Fin.

...

Plis ini pendek bgt🙂. Kalian gasalah baca kok, Fail udah tamat, yeyy!!

Fail | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang