VIII.

123 19 0
                                    

Sampe end yuk bisa yuk

...

Seperti dalam banyak cerita, berpisah dalam kurun waktu yang lama, akan menghadirkan pertemuan kembali yang dramatis pula. Akan ada isak tangis, bahkan ada juga hujan yang mengiringi. Namun, itu hanya beberapa. Tak sedikit pula pertemuan kembali setelah sekian lama yang hanya menghadirkan kebencian, bukan sebuah kebahagiaan.

Ya, sama seperti pertemuan Namjoon dan Taehyung. Disini tak ada rasa benci, tetapi rasa kecewa yang mendominasi.

Perjalanan singkat, tetapi serasa memakan waktu sangat lama bagi Taehyung kini. Aneh rasanya, semobil dengan kakaknya walaupun tidak duduk berdampingan. Terus memandang pemandangan jalanan yang dilewatinya melalui kaca jendela, tak sadar sebenarnya ada seseorang yang ingin memeluknya saat itu juga.

"Ini tak benar" ucap Yoongi mengalihkan atensi Namjoon yang kini menatapnya.

Taehyung kini justru memilih memejamkan matanya.

"Ini, aneh. Kalian.. harusnya tidak begini" lanjutnya.

Namjoon menanggapi dengan mengulas senyum tipis.

"Hampir sampai kan Hyung?" ujar Namjoon mengalihkan pembicaraan.

"Ya, sedikit lagi" Yoongi memutar setirnya ke kiri, lurus terus hingga berbelok ke sebuah rumah.

"Mari bertemu Bibimu sekarang, Joon" ucapnya tersenyum, Yoongi melepas sabuk pengamannya, disusul oleh Namjoon.

Taehyung membuka matanya kembali, hanya beberapa menit ia memejamkan mata.

Yoongi yang pertama keluar, lalu Namjoon, juga Taehyung. Melangkah bersama memasuki rumah, tetapi Taehyung berada agak belakangan.

"Kami pulang" ujar Yoongi begitu memasuki rumah.

"Sudah pulang? Cepat ganti baju, Mama sedang mencuci sayuran!" ucap Nyonya Min sedikit berteriak dari arah dapur.

Suara itu. Sudah lama sekali tidak menyapa indera pendengaran Namjoon.

"Hampiri Mama, Joon-ie" ucap Yoongi. Namjoon mengangguk kecil. Sementara Taehyung? Ia ingin melihat bagaimana Bibi dan keponakannya ini bertemu.

Namjoon perlahan mendekat, gugup sebenarnya. Ah, bagaimana reaksi Bibinya ini nanti? Apa ia akan menangis?

"Tunggu sebentar, Mama baru mencuci bahan yang akan dimasak, masakannya belum matang jadi tunggu ya kalau lapar" ucap Nyonya Min tetap di wastafel mencuci sayuran tanpa berbalik, tidak tahu siapa yang ada didekatnya.

Namjoon tetap diam di posisinya sejenak. Lalu Nyonya Min berbalik menghadap Namjoon. Namjoon memperlihatkan senyum manisnya, senyuman yang telah dirindukan Nyonya Min sejak lama.

"Bibi mengingatku kan? Hehe" Namjoon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Nyonya Min terdiam tak percaya dengan siapa yang dilihatnya saat ini.

"Namu?" Nyonya Min mendekat. Menyentuh pipi Namjoon, memastikan yang dilihatnya ini nyata, bukan khayalan. Namjoon memegang tangan Bibinya yang basah setelah terkena air, dan mengangguk pelan.

"Iya, Ma. Ini Namu kita" ucap Yoongi dari belakang Namjoon.

Nyonya Min tersenyum, lantas memeluk keponakannya. Bukan, anaknya. Bagi Nyonya Min, Namjoon adalah putranya.

Fail | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang