Baru Juga Bisa Menjadi Lama
"Kedatangan Sang Ayah"
.
.
Boboiboy Galaxy ©Animonsta Studios
Mechamato ©Animonsta StudiosBoboiboy Fanfiction ©Sei Eonni
•••
Hujan tidak lagi turun di malam harinya. Masih dengan penampilannya yang basah kuyup, Taufan baru saja sampai di perkarangan rumahnya sambil menenteng dua kantung plastik belanjaan. Sesampainya dia di depan pintu, dia langsung mengetuk pintu sambil berucap salam.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam!"
Terdengar sahutan dari dalam. Suara kunci yang diputar membuat Taufan kembali menenteng kantung belanjaannya yang sempat dia taruh sebentar karena berat. Begitu daun pintu terbuka, terlihatlah sosok sang Adik menatapnya cemas.
"Kak Ufan darimana aja? Kok pulangnya kemaleman? Itu bajunya basah. Kak Ufan kehujanan?"
Taufan meringis. Baru saja pulang dia dihujam pertanyaan bertubi-tubi. Tanpa menjawabnya, Taufan memberikan dua kantung itu kepada sang Adik lalu menerobos masuk. Sang Adik; Gempa namanya, menghela nafas pasrah karena Taufan tidak langsung menjawabnya. Kemudian Gempa kembali menutup pintu dan menguncinya, setelah itu dia berlalu ke dapur untuk melihat isi kantung yang diberikan Taufan tadi.
Sesampainya dia di dapur, didapatinya Taufan sedang menuangkan air panas yang dicampur dengan air adem dari dispenser. Hanya karena itu Gempa tersenyum, sang Kakak punya inisiatif untuk menetralkan suhu tubuhnya dengan air hangat. Kemudian Gempa menghampiri meja untuk menaruh kantung belanjaan. Suara gresek plastik telah menarik perhatian Taufan yang sedang minum. Seusai minum, Taufan ikut menghampiri meja untuk menaruh gelas bekasnya.
"Tadinya hujan sempat reda, jadi gue sempatin mampir ke minimarket buat beli titipan lu yang terlupa," kata Taufan.
Tadi itu adalah jawaban untuk pertanyaan Gempa. Walau Gempa sedang fokus mengeluarkan barang belanjaannya dari dalam kantung, Taufan tahu dia juga sedang mendengarkannya.
"Eh pas udah mau selesai, tahunya hujan turun lagi. Ngungsi dulu deh di minimarket itu." Taufan melanjutkan.
Mulut Gempa membulat dengan kepala mengangguk-angguk. Taufan menghela nafas lega, benar 'kan Gempa mendengarkannya. Kemudian Taufan mengambil handuk yang tersampir di salah satu kursi, lalu dilingkarkan pada lehernya. Saat dia akan pergi ke kamar mandi, tiba-tiba Gempa menghentikannya.
"Kak, kenapa ada botol kosong di kantung?" tanyanya.
Taufan tepuk jidat. Benar juga. Dia sengaja membeli air minum mineral juga saat di minimarket. Sebenarnya dia tidak benar-benar haus, hanya karena dia menjumpai keanehan di hari ini sehingga dia pikir mungkin dia sedang tidak fokus. Taufan menggaruk kepala belakangnya seraya menoleh dengan cengiran kuda merekah.
"Itu punya gue. Tadi lupa dibuang, hehe. Tolong buangin ya, Gem!" pintanya.
Kemudian dia berlalu ke kamar mandi. Gempa menatap lamat botol kosong yang dipegangnya lalu angkat bahu. Dia menghampiri polybag daur ulang untuk membuang botolnya di sana. Setelahnya dia kembali pada barang-barang belanjaannya untuk dirapikan ke tempatnya.
Saat Gempa sedang menaruh beberapa barang di lemari, seseorang datang ke dapur sambil menutup mulutnya yang menganga lebar tengah menguap.
"Ka uhan uwah uwang?" tanya seseorang itu.
Gempa menoleh, rupanya hanya saudaranya yang lain. Blaze adiknya, dia menarik satu kursi untuk dia duduki. Kepalanya tertaruh di atas meja sambil dia memerhatikan aktivitas Gempa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baru Juga Bisa Menjadi Lama | Boboiboy Fanfiction
FanfictionMendapat sesuatu yang baru dari orang lain bisa menjadi suatu hal yang disenangi atau dikecewakan. Itu tergantung bagaimana tiap individu menerimanya. Malam di hari itu, saat air mata langit deras membasahi seluruh penjuru Ibukota, empat bersaudara...