Bagian 2 : Reuni

207 39 0
                                    

Baru Juga Bisa Menjadi Lama
"Reuni"
.
.
Boboiboy Galaxy ©Animonsta Studios
Mechamato ©Animonsta Studios

Boboiboy Fanfiction ©Sei Eonni

•••

Menjadi dewasa tidak pada waktunya, Taufan harus bisa menjadi seperti itu selama 14 tahun hidupnya. Meski keempat bersaudara itu sempat diasuh oleh sang Kakek, tetap saja baginya, mengasuh empat cucu di kondisi Kakeknya yang mengharuskannya banyak beristirahat, sebagai sulung Taufan tak mau membebaninya.

Biasanya Taufan akan mengerjakan pekerjaan rumah biasa, tapi satu hal yang tidak bisa dilakukannya. Taufan tidak bisa memasak. Dia juga suka membantu di kafe Kakeknya, dibantu juga oleh adik kembarnya Gempa.

Mr. Aba's Kokotiam, kafe kekinian milik sang Kakek yang menyediakan menu serba coklat itu telah berdiri sejak tahun 1967 sampai sekarang keempat bersaudara itu yang menjalankannya. Blaze dan Solar belum bisa membantu banyak pekerjaan karena masih terlalu kecil, jadi mereka hanya cukup bersekolah dan belajar, juga sesekali membantu pekerjaan mudah di rumah.

Sampai di umur Taufan menginjak 14 tahun, dia dan ketiga saudaranya akan hidup tanpa dampingan dari sang Kakek yang telah meninggalkan mereka lebih dulu. Sejak itu Taufan harus bisa menghidupi keluarganya yang tersisa dengan caranya.

"Assalamu'alaikum."

Hatinya terenyuh. Kedua matanya melebar, binar dari iris biru laut itu memancar. Di hadapannya kini berdiri seorang pria dewasa yang sudah lama menghilang tanpa kabar, namun Taufan masih ingat jelas siapa pria ini.

"Wa'alaikumsalam... A-Ayah..?"

Selama 14 tahun hidupnya berhasil mempertahankan hidup keluarganya, di umurnya yang ke-17 tahun, sosok sang Ayah tiba-tiba kembali muncul di hadapannya.

"Ternyata kalian masih menetap di rumah Kakek kalian, ya," kata Ayahnya.

"Ayah,"

"Ya nak?"

"Masih hidup?"

"Gak sopan."

Taufan tidak sedang bercanda. Pasalnya, Ayahnya; Amato namanya, sudah sangat lama tidak terlihat batang hidungnya, meninggalkan Taufan dan adik kembarnya Gempa di umur mereka yang masih dini 4 tahun bersama dengan dua adik mereka yang lain. Walau ingatannya tentang bagaimana mereka ditinggalkan dulu masih samar, anehnya Taufan hanya mengingat betul rupa sang Ayah.

Melihat raut wajah anaknya yang nampak tidak menyenangkan itu membuat Amato bergidik. Kemudian Amato menghela nafas, dia paham situasi tidak mengenakkan ini. Lalu dia berdeham untuk mengurangi kecanggungan yang melanda mereka sebelum dia kembali angkat suara.

"Kau pasti ada yang ingin ditanyakan pada Ayah, 'kan? Ayah juga ada yang ingin dibicarakan denganmu. Ayo kita bicara sambil jalan-jalan di luar!" pinta Amato.

Taufan mengeryit. "Kenapa tidak di sini saja?"

"Ayah tidak mau ada yang mengganggu, meskipun itu adik-adikmu."

Taufan terdiam. Itu berarti Amato hanya ingin bicara empat mata saja. Awalnya Taufan ingin melempar protes karena hari sudah semakin malam, tapi kesempatan mana lagi yang bisa didapatnya untuk memperoleh yang sangat ingin diketahuinya langsung dari sang Ayah.

"Kak, siapa yang..,"

"Gem, gue mau keluar dulu, ya," sela Taufan, Gempa yang tadinya ingin menghampiri sang Kakak pun terhenti.

Baru Juga Bisa Menjadi Lama | Boboiboy FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang