Stalking the Stalker

27.4K 1.4K 28
                                    

"Ciee... Bu Bos udah siap aja nih buat presentasi besok," ledek Sony saat menyambangi studio Aiza H-1 presentasi ke XCellent Corp. Aiza yang tengah menekuni bahan presentasinya, memahami lebih lanjut materinya mendongak dari macbook-nya dan tersenyum masam.

"Baby bunny mau dimassage? Plus-plus boleh banget," rayu Alex yang langsung menyerobot ke belakang Aiza, menempatkan tangannya di bahu Aiza. Aiza mendelik tajam tapi tidak menyurutkan niat Alex.

"Nggak ada plus-plus!" ingat Aiza tajam membuat senyum Alex memudar. Alex sudah kebal dengan penolakan Aiza, Aiza juga demikian kebal dengan kemesuman Alex. Ia menolerir selama masih dalam batas wajar dan bermanfaat baginya. Biarlah eksploitasi, cinta ditolak enggak apa-apa, gue mah gini orangnya, batin Alex menjerit.

"Jadi, lawan lo bakal beneran Adam Putra Laksmana itu? Yang beberapa waktu lalu baru nanganin proyek Mall and convention center di Kuningan itu?" tanya Sony yang memang pelupa. Aiza menarik napas berat dan mengembuskan napas keras.

"Iya, lo kan juga ada kemaren pas aku sparring sama tuh cowok sableng," kata Aiza lemah sesekali mendesah nikmat karena pijitan ahli Alex.

"Jadi rencana lo apa, Bu Bos? Rela dikalahin? Kayaknya lawannya berat nih."

Aiza memicing pada Sony yang leha-leha di sofa ruangannya. Hari ini timnya dia liburkan biar istirahat dan besok bisa fresh untuk presentasi.

"Gue mau pelajari bahan presentasi. Lagian juga udah pede bakal banyak ngasih inovasi yang nggak ada tandingannya," kata Aiza percaya diri.

"Emang lo pernah tanding presentasi bareng doi?" tanya Sony membuat Aiza berkerut lalu menggeleng.

"Belom sih. Cuma.."

"Kayaknya lo nggak bisa remehin kemampuannya Ai, lo tau 'kan Laksmana Group?"

Mendengar itu Aiza menelan ludah. Entah lari ke mana rasa percaya dirinya tadi. Ia membuka tab baru di browsernya dan mengetik keyword.

Adam Putra Laksmana

Sedetik kemudian muncul banyak artikel disertai foto-foto yang adalah Adam yang berfoto sok keren dan kecakepan, kebanyakan foto selfie sih. Melihat itu senyum Aiza memudar dan matanya terfokus pada satu artikel.

"Pemenang 101 sayembara dan pembicara seminar di banyak acara," baca Alex keras-keras tanpa tahu situasi.

"Gila. Tuh anak kayaknya anak PR (publik relation) deh semasa kuliah. Buset, menguasai lima bahasa. Inggris, Jepang, Perancis, Jerman, Mandarin. Wow," lanjut Alex tanpa dosa makin membuat Aiza ketar-ketir.

"Halah... g-gini doang," Aiza berdeham mengusir kegugupannya. Alex berhenti memijat dan menatap Aiza cemas.

"Mau Ayang Alex bantuin?" tawar Alex membuat Aiza merengut lalu menggeleng.

"Gue bisa sendiri," kata Aiza kembali menutup laptopnya.

"Mau ke mana Ai?" tanya Sony yang melihat Aiza sudah menyambar tasnya dan mengambil sesuatu dari lemari di ruangannya.

"Gue punya ide," Aiza nyengir dan bergegas ke kamar mandi ruangannya. Alex yang mengikuti dari belakang ikut berhenti ketika Aiza berhenti mendadak. "Mau ngapain lo?"

Alex nyengir. "Mau mandi bareng, 'kan, Baby bunny?"

Brakk.

Pintu terbanting tertutup hampir menyentuh hidung mancung kebulean Alex yang mematung.

"Nyosor mulu lo," gelak Sony dibalas senyum masam Alex.

***

AIZA

Nikah Tender [HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang