🌼MBB-Jessi vs Erin🌼

4.1K 692 164
                                    

Halohaaa, sedikit kasihan sama ini_leeah karena Hali belum melihat dirinya dan masih berusaha deketin Erin🏃

KOMEN DONG, BIAR AKU UP LAGI🏃

Vote juga yaaaa🏃✌

><

Atya memicing tajam, dia melihat interaksi Rendi, Joshua dan Elpan selama 3 mata pelajaran hari ini.

Rendi ini pintar dalam segala pelajaran, tapi kenapa sedari tadi dia terus bertanya pada Erinka!? Niatnya caper apa gimana sih.

Joshua dan Elpan juga, Atya tau nya mereka tak sedekat itu sampai terus berbalik untuk menanyakan berbagai hal pada Erin.

Atya bertopang dagu, raut wajahnya muram sekali, terlihat benci pada ke 3 teman sekelasnya itu, kenapa harus bertanya pada Erinka sih, kan ada yang lain.

"Jadi Erin, kalau Asam sulfat mengenai kulit, efeknya bagaimana?" Elpan kembali bertanya, dia menatap Erin dengan sangat lekat.

Sesekali Elpan akan tersenyum, Atya menatap gerak gerik mereka sedari tadi.

Erin berhenti menuliskan catatan di papan tulis, guru sudah keluar kelas karena sebentar lagi juga mereka akan istirahat.

Dia memfokuskan diri pada Elpan, bahkan tak sadar pada tatapan tak suka Atya saat ini, Atya tak suka jika Erin terlalu fokus pada orang lain selain dia.

Nama Atya, hobi cemburuan,  kekurangannya adalah Gak Peka.

Nampaknya begitulah Atya sekarang

"Asam sulfat memiliki kadar keasaman yang tinggi, banyak kemungkinan jika asam sulfat mengenai kulit, maka kulit itu akan melepuh atau bisa meleleh begitu saja." jelas Erinka.

Elpan tak dengar, karena dia fokus pada wajah dan mata Erinka saat berbicara padanya.

Elpan tau, jika Erinka bicara pada seseorang, dia akan menatap mata lawan bicaranya dan memposisikan tubuh menghadap lawan bicaranya.

Rasanya seperti Erinka hanya berfokus pada Elpan saja, karena mata Erin terus beradu dengan mata Elpan.

"Hei, kamu mengerti kan?" Elpan mengangguk saja, padahal mah gak ngerti sama sekali.

"Oke, udah ngerti kok, makasih yah."

Erin mengangguk, dia kembali berfokus pada catatannya.

"Erin-"

"Rin bantuin gue dong." Atya menggeram kesal begitu ucapannya terpotong dengan suara Rendi, dia menatap Rendi penuh permusuhan, namun Rendi begitu abai.

"Ada apa?"

Rendi menunjuk kearah buku catatan mate-matika Erin yang ada di laci.

"Pinjam buku catatan MTK."

"Kamu tidak mencatat?"

"Tidak."

"Aaa, baiklah-"

BRAK!

Susana kelas yang tadinya memang hening kini menegang, kaget mendengar gebrakan di meja Atya barusan, tak terkecuali Erinka sendiri.

Beauty Badboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang