🌼MBB-Gajadi terkam lagi🌼

3.4K 586 22
                                    

Halow, vote dong, komen juga yaaa🏃

><

Atya tak berani keluar UKS sampai jam pulang sekolah, bagaimana tidak, bekas gigitan dilehernya tak bisa ditutupi, jadi Atya di UKS terus sampai bel pulang berdering.

Hali sendiri saat jam istirahat kedua izin pulang, dia merasa tak enak badan jadi memilih untuk pulang.

Kepalanya sakit, karena aksi pembully an tadi cukup menyakitkan, dan untungnya Erin melaporkan hal tersebut sehingga para pelaku sudah dihukum pihak sekolah.

Cklek.

"Ati, ayo pulang." Atya yang lagi bergelung dibalik selimut UKS bergerak pelan, dia menyembulkan kepalanya dari balik selimut.

Rambutnya berantakan, bibirnya bengkak dengan wajah yang masih mengantuk.

Bibir ranum Atya bengkak karena tadi mereka ciuman lagi, Atya yang minta lagian.

"Pakai ini, ayo aku antar pulang." Erin menurunkan selimut ditubuh Atya dan memakaikan jaket bomber berukuran besar ketubuh Atya.

Atya masih merem melek, dia merentangkan tangannya guna memeluk tubuh Erinka.

"Mau aku gendong?"

Atya mengangguk, dia melingkarkan kakinya kepinggang Erin dan menidurkan kepalanya dibahu Erinka.

Erinka memakai tas miliknya dan tas milik Atya, dia memperbaiki posisi Atya sebelum akhirnya beranjak keluar UKS.

"Capek banget apa gimana sih, bolos seharian kamu."

"Eung..iya capek karena kamu habis terkam aku.." bisik Atya lesu, dia masih ngantuk banget.

Erin terkekeh ringan. "Nanti aku terkam lagi ah." godanya santai.

Terdengar rengekan pelan dari Atya, cowok itu menggigit leher Erin dan menciumnya. "Nanti ya..di kamar aku aja..hehe.." jantung Erin berdegup kencang.

Wajahnya memerah, bisa saja Atya sedang mengigau, jadi Erin tak mau ambil pusing tentang ucapan cowok itu tadi, benar atau tidaknya ya tidak tau.

....

Untungnya tadi Erin bawa mobil kan, jadi dia tak bingung bagaimana cara membawa Atya pulang.

Mobil baru saja terparkir dihalaman rumah keluarga Atya, Erin turun duluan lalu berjalan kearah pintu dimana Atya duduk, dia melepas seatbelt ditubuh Atya lembut.

Dengan hati-hati, Erin menggendong tubuh Atya turun dari mobil.

Berjalan tenang menuju pintu rumah, disana Anya sudah menunggu, sebelum sampai rumah tadi Erin sudah menelepon Tante Anya, mengatakan perihal Atya ini.

"Maaf ngerepotin kamu lagi Erin."

"Tak apa tante."

"Langsung taruh di kamar saja, tante siapin makan siang dulu, kamu udah makan siang?"

Erin menggeleng pelan. "Belum tante."

"Bagus, nanti makan siang bareng yah."

"Iya Tante, terima kasih."

Erin izin masuk ke dalam rumah lalu berjalan menuju kamar Atya yang ada di lantai 2, dia harus segera menidurkan si cantik ini dikasur nyamannya.

"Hai Erin, kita ketemu lagi." Erin menoleh kearah suara halus bak perempuan itu, ternyata Ditya ada di rumah dengan perempuan cantik disebelahnya.

Melihat Erin, perempuan itu dengan possesivenya memeluk pinggang Ditya dan menatap Erin penuh permusuhan.

Erin peka akan hal itu, dia tertawa pelan. "Hei kamu, santai saja, yang aku sukai bukan kekasihmu, kamu lihat cowok cantik digendonganku?"

Aura, mengangguk pelan, tapi tatapan matanya masih tajam. Erin mendekat Atya semakin dekat dengan tubuhnya, lalu mencium pipi Atya.

Tatapan mata Erin menunjukan keseriusan. "Cowok ini milikku, dan tak ada niatan ku merebut milikmu, jadi daripada musuh, kita jadi teman saja." sahut Erin lagi.

Jiwa sosial penuh penawarannya menggelora, Aura sangat cocok dijadikan teman, terlebih Erin tau jika Aura ini cucu Presedir Anton.

Aura melemaskan bahunya, dia mendekatkan Ditya semakin dekat ke tubuhnya.

"Baiklah, sebagai calon ipar kita harus akur, nama gue Aura, siapa nama lo?" nada suara Aura arogan sekali.

Wajar, Nona muda ini memanglah seperti itu.

"Nama ku Erinka."

Aura permusuhan Aura mulai hilang, dia mengangguk saja, setelah sedikit berbincang kini Erin kembali membawa Atya menuju kamarnya.

Tangannya sudah pegal btw.

Cklek.

"Ugh, berat juga nih anak." gumam Erin begitu menidurkan Atya dikasur.

Erin melepaskan jaket ditubuh Atya, lalu merapikan posisi tidur cowok cantik ini, perlahan dia bangkit dan hendak keluar.

Grep.

"Tadi aku bilang, mau diterkam kamu lagi."

Sret.

Bruk!

Atya mengukung Erin dibawahnya dan menatapnya sayu, tanpa menunggu tanggapan Erin, Atya langsung menyambar bibir Erin lamat.

Tentu saja tak teratur lagi, Erin diam saja, walau sesekali membalas, tangannya menjalar ke pantat Atya dan merematnya.

"Ahhh.." Atya melepas pangutannya dan kini Erin membalik posisi, dia bangun dengan Atya dipangkuannya, dia memasukan tangannya ke dalam pakaian Atya.

"Ahh..jangan.." Atya melenguh pelan, dia menyandarkan kepalanya dibahu Erin dan menggigit leher Erin lama.

"Eumh.."

Erin bisa merasakan sesuatu mengembung dan dia tau apa itu.

"Sesak...nghh.."

Baru saja Erin hendak menyentuh gembungan itu.

Cklek.

"Erin ayo makan si-"

Brugh!

"Baik tante."

Anya menahan tawa begitu melihat Atya meringis pelan begitu Erin mendorongnya kuat.

"Sakit.." lirihnya, dia melihat Erin berjalan cepat keluar dari kamar, menyadari hal itu, Atya terkekeh pelan.

Dia sadar tadi, dan itu sangat candu baginya, ciuman Erin membuatnya kecanduan dan dia mau lagi.

🌼Bersambung🌼

Beauty Badboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang