🌼MBB-Ovt🌼

2.7K 541 81
                                    

Halo, halo, halo, sepertinya besok aku fokusnya kesini aja, biar end muehehehhehe.

50 komen dong biar aku up lagi🏃 VOTE JUGA DONG:(

><

Disinilah Erinka sekarang, duduk di pesawat menuju Indonesia, mau tau dimana Hali? Dia gak pulang sejak semalam, tapi kata Lea, pria itu ada bersamanya.

Ya, mereka butuh waktu berdua untuk menyelesaikan urusan mereka.

Perjalanan menuju Indonesia masih lama, lebih baik Erin tidur dulu, lagipula klinik dan anak therapisnya sudah dia liburkan.

"Tak sabar, pengen ketemu Atya." bisiknya sebelum memejamkan matanya.

Ini masih jam 3 pagi, tadi pesawannya take off jam 2, kemungkinan akan sampai di Indonesia malam hari.

Yah gapapa deh, pesta pernikahan Joshua kan sampai tengah malam, pasti masih keburu.

Erin juga membawa oleh-oleh untuk Atya, tante Anya dan juga untuk orang tuanya, 5 tahun dia tak pulang ke Indonesia, pasti banyak perubahan disana.

"Tapi, aku merasa ada hal yang mengganjal." bisik Erin, entah apa, tapi seperti ada yang mengusik pikiran Erin.

Namun wanita itu tak mau ambil pusing, dia memilih memejamkan matanya dan tidur.

....

"Atya, mau temenin aku ke butik gak? Buat pergi ke Pesta pernikahan Joshua." Atya mendelik tajam, apa-apaan sih, Jessi ini mengganggu saja taunya.

Entah kesialan apa yang menimpa Atya sampai harus satu kampus dengan Jessi, brengsek, menyebalkan.

Pria cantik dengan tinggi 178 cm itu menepis tangan Jessi yang ada dilengannya. "Gak usah pegang-pegang." sinisnya tak suka.

Jessi mengerucutkan bibirnya kesal, kenapa lagi sama Atya ini.

"Kenapa sih? Kamu gak mau gitu coba berhubungan sama aku? Padahal semua orang sudah setuju loh kalau kita pacaran, aku kurang apasih?"

Atya menghela napas kasar, dia menatap Jessi penuh kemarahan, dia benci diganggu jika sedang mengerjakan skripsi.

Dia sudah terlalu lama untuk lulus, usianya sudah 23 tahun dan tahun depan dia harus bisa membangun usahanya sendiri.

Kalau tidak, dia tak bisa menikah dengan Erin.

"Lo itu kurang malu, jadi pergi dari sini Jessi, gue gak segan kasar sama cewek." ucapan Atya serius, dia tak bercanda.

Jessi merasa tertekan dengan aura yang Atya keluarkan, tatapannya gelap sekali. "Kamu masih nunggu si Erin? Kenapa masih ditunggu sih, paling juga dia udah nikah sama orang-"

Brak!

Napas Atya memburu, membayangkan jika Erin bersama pria lain sudah membuat Atya panik.

Dengan gemetar Atya meraih botol minumnya dan langsung meminumnya sampai habis, dia harus tenang, jangan panik, itu masih belum jelas.

Erin..Erin itu miliknya, Erin tak akan berpaling karena Erin sendiri yang memintanya untuk yakin, Erin tak mungkin berpaling.

"Pergi dari sini Jessi.." desis Atya begitu deru napasnya sudah tenang.

Jessi meneguk ludahnya kasar, dia bangkit dan berjalan keluar dari Cafe, nampaknya dia harus menerima lamaran Adsa.

Dia tak mau mengejar Atya lagi, cukup menyakiti hatinya.

Atya mengusap wajahnya pelan, dia menahan tangisnya kuat, dia semakin takut dengan pikirannya sendiri.

Bagaimana jika benar? Bagaimana jika Erin benar menikahi orang lain, lalu bagaimana dengan Atya?

Atya..Atya tidak mau kalau bukan Erin, yang Atya mau hanya Erin dan bukan yang lain.

Apa hukumannya belum selesai juga? Apa hukumannya kurang!?

"Hiks..uhh..hiks..Erin milik Ati..gaboleh sama yang lain huhuuu..hiks..gaboleh."

Sulit sekali menenangkan pikiran sendiri, overthingking mulai merayap dikepalanya.

Itu membuat Atya harus kembali mimisan, terlalu menekan pikiran sudah sering membuat Atya mimisan.

Dengan cepat pria itu meraih tisu di meja dan menyumbat hidungnya.

"Tenang...jangan berpikiran buruk.."

Benar, untuk sekarang Atya harus tenang, tidak boleh panik.

🌼Bersambung🌼

Beauty Badboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang