🌼MBB-Penjelasan Atya🌼

3.2K 586 121
                                    

Notif kalian jebol sama cerita aku? 16 KALI LOH AKU UP ENGINEERED LOVE, DIMAS DAN ADELINE, MUAHAHAHAHAHA AKU MENGGILAAAAAAAA AAAAAAA.

Pembacanya brutal sih, jadi aku lebih brutal, oke selesai di dimas adeline aku mampir kesini bentar.

><

"Maaf, kamu mau nemuin Atya sebentar?" Erinka menatap Ditya tak suka, mau apalagi dia sih.

"Enggak-"

"Setidaknya dengarkan penjelasan dari pihak Atya, jangan hanya satu pihak saja." Aura menahan pinggang Ditya, pria ini mulai emosi, Aura bisa merasakan emosi Ditya yang menggebu.

Erin menatap keduanya tenang, dia beralih pada Hali. "Kamu pulang duluan ya."

"Enggak, aku ikut."

"Hali-"

"Aku ikut!"

"Baiklah."

Mereka akhirnya mau menemui Atya, hanya untuk mendengarkan penjelasan saja. Lagipula Erin tak mengharapkan apa-apa dari penjelasan Atya nanti.

Mau apapun itu, sudah jelas dia hanya bahan taruhan.

Ini mengingatkannya pada cerita ayahnya, jika dulu dia juga dijadikan bahan taruhan antara sahabatnya dan seorang gadis.

Dan itu terulang lagi pada Erinka, menyedihkan sekali ya.

Erin dan Hali mengintui mobil lambhorgini biru milik Aura, sepanjang jalan Erin hanya diam saja.

"Bagaimana setelah nanti kamu mendengar penjelasannya?" tanya Hali lembut.

Erin mengedikan bahunya. "Ya mau apalagi, memaafkannya."

"Dan kembali padanya?"

Senyum tipis Erin berikan, tapi tatapan matanya dingin sekali.

"Tidak."

"Kamu mau memulai dengan orang baru?"

"Tidak."

"Kenapa?"

Senyum penuh arti terulas diwajah Erinka. "Karena aku muak dengan semua hubungan yang akan terjalin." jawabnya tenang.

Hali paham, dia tak akan bertanya lagi.

Sebenarnya, dimata Adeline, hubungan Erinka dan Hali mirip dengan hubungan Adeline dengan Allen.

Saling menyemangati dan menjadi rumah satu sama lain, walau berakhir pada orang yang berbeda, setidaknya hubungan mereka lebih erat.

Perjalanan menuju rumah Atya cepat berlalu, Erin memarkirkan mobilnya lalu turun dari mobil.

"Ayo masuk." Erin mengangguk, baru juga dia mau masuk, dia sudah disuguhi jeritan penuh kepiluan dari kamar Atya.

Erin terdekat, dia tak menyangka jika keadaan Atya akan seperti ini.

"Dia kenapa?" lirih Erin.

Ditya tersenyum sendu. "Kejiwaan Atya mulai rusak dihari kamu memutuskan hubungan dengannya, butuh waktu 3 bulan untuk Atya sembuh dari penyakitnya, tapi jiwanya mulai terganggu."

Erin jadi merasa bersalah, selama ini dia mengira jika dialah yang paling tersakiti, tapi ternyata tidak benar.

Pelan, Erin naik ke lantai 2 dan melihat Atya yang mengamuk di kamarnya.

"ERIN DIMANA! MAU ERIN! ERIN HUAAAAA ERIN!!" jantung Erin berdenyut nyeri, dia menahan sakit di dadanya melihat keadaan Atya.

Dia masuk perlahan, air mata hampir mengalir melihat tubuh kurus Atya.

"Ati.." lirihnya gemetar.

Atya berhenti berteriak, dia menoleh kearah sumber suara, air mata mengalir semakin deras, Atya mengangkat kedua tangannya.

"Eriiiin huaaaaaaaa..hiks..maaf Eriiiin maaf hiks..ATI MINTA MAAF HUAAAAAAAA..hiks..MAAF MAAF..hiks..DENGERIN PENJELASAN ATI YA, DENGERIN YA PLIS ATI MOHON..hiks..ATI MOHON..hiks.."

Atya bersujud di kaki Erin dan menangis pilu, dia menatap Erin penuh kesakitan.

"Atya, iya aku dengerin, bangun dulu."

"Huhuuuu jangan pergiii..hiks..jangan tinggalin Atyaaaaaaa huaaaaaaaaa."

"Enggak, aku gak pergi, ayo jelasin sekarang." Erin duduk di depan Atya dan mengelus pipi tirus Atya.

Tatapan matanya kembali sehangat dulu.

"A-ati sebenarnya suka beneran sama Erin..Ati tulus..hiks..niatnya Ati mau batalin taruhan itu..hiks..t-tapi Lea keburu ngasih tau..A-ati gak mainin perasaan Erin, A-ati bukan penipu..A-ati tulus..hiks..Ati gak bohong huaaaaaaaaa."

Erin terenyuh, dia tak menjawab dan hanya memeluk Atya erat, apa dia harus percaya?

Entahlah, tapi setidaknya dia harus menenangkan cowok ini dulu.

🌼Bersambung🌼

Beauty Badboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang