🌼MBB-Temu kangen🌼

3.3K 546 59
                                    

Yo whatsup🏃

Komen dong, vote juga yauw🏃

><

Erin menghela napas pelan, dia mau pulang ke rumah orang tuanya karena ini sudah jam 12 malam, tapi Atya tak membiarkannya pergi.

Mereka sedari tadi duduk di taman depan rumah.

Bagaimana ya, bahkan Atya tak memperdulikan saudara kembarnya yang sudah menghancurkan seisi rumah.

"Atya..lepas dulu-"

"M-mau kemana? Mau tinggalin Atya lagi? Gaboleh!" Atya malah semakin mengeratkan genggaman tangannya dan mulai menangis takut.

Dia takut, benar-benar takut Erin benar-benar pergi darinya, bagaimana jika itu terjadi lagi? Atya tak bisa.

"Enggak, aku mau ke toilet."

"Ikut!"

"Tapi-"

"Ikut! Aku mau ikut!"

Baiklah, Erin hanya bisa mengalah saja daripada Atya kacau lagi, wanita itu beranjak dengan tangan yang masih saling bertautan.

Begitu mereka masuk, mereka disuguhkan dengan pemandangan rumah yang kacau, serta tangisan lirih dari Ditya yang tidur disofa ruang tengah.

"Apa dia baik-baik saja? Sebaiknya kamu cek." ujar Erin seraya melepaskan genggamannya, tapi Atya menahannya dan menggeleng.

Dia membuka bibir ranumnya lalu bicara. "Biarkan saja, itu resiko atas apa yang dia lakukan, biarkan saja."

Erin tersenyum mendengar ucapan Atya, perlahan dia menangkup wajah Atya lalu mengelusnya.

"Ati..dulu saat kita bermasalah, Ditya lah yang membujukku agar mau menemuimu, Ditya datang padaku berulang kali, dia saudaramu yang baik, mungkin sekarang dia membuat kesalahan, tapi kamu sebagai kembaran setidaknya ada disebelahnya dan bantu dia."

Uh..udah lama juga Atya gak dengar ceramah Erin, dia jadi mendapat pencerahan lagi.

Atya mengangguk, dia akan menuruti apa yang Erin katakan, pelan Atya melepas genggaman mereka lalu berjalan mendekati Ditya.

Erin sendiri langsung berlari menuju kamar mandi, dia benar-benar mau buang air kecil saat ini.

Atya menghela napas melihat betapa rapuh kembarannya ini, dia mengelus rambut keperakan Ditya lembut.

"Bagusan, lo jelasin sama gue yang sebenarnya, jadi biar gue tau harus bantu darimana."

Ditya masih terisak, dia membuka matanya dan menatap Atya lirih, tangannya terentang minta pelukan.

Helaan napas pelan Atya berikan, dia memeluk Ditya erat dan mengelus punggungnya.

"A-aura pergi..hiks..D-dia gak mau..hiks..kenal Ita lagi..hiks.."

"Makannya dijelasin Ita, biar nanti gue sampein ke Aura."

"I-ita gak selingkuh..hiks..I-ita cuma nolak pernyataan cinta Zia terus kasih dia..hiks..pelukan terakhir..k-karena Zia bakalan pindah..i-itu doang..hiks..I-ita gak selingkuh Ati huhuuu Ita gak jahat..hiks.."

Salah Atya juga kayanya, soalnya kan tadi Atya yang ngomong kaya gitu.

"Oke, nanti gue bilang sama Aura."

"Huhuuu Aura pergiii..hiks..p-padahal Aura mau lamar Ita..t-tapi gajadi..hiks..huaaaaaaaaa."

Atya mengangguk, dia masih menenangkan Ditya agar dia tenang.

Disisi lain, Erinka selesai dengan urusan kamar mandinya, dia menelepon Aura untuk membahas masalah mereka.

Sebenarnya Erin gak mau tanggung jawab, cuma kan dia berhutang budi juga sama Ditya perihal masalah Erin dan Atya dulu.

"Erin sudahlah, aku tak perduli-"

"Ditya udah jelasin tadi, dia nangis sampai matanya sembab parah, dia gak selingkuh Aura, dia cuma ngasih pelukan terakhir buat Zia karena wanita itu akan pergi, lagipula Ditya sudah menolak cinta wanita itu."

Tawa pelan Aura berikan, sedikit menyeramkan ya. "Iya aku tau kok, tadi itu aku sengaja, aku kan sangat suka wajah Ditya jika dia menangis, jadi aku sengaja pura-pura percaya omongan Atya, aku sedang dalam perjalanan balik kesana, lagian selama aku di Korea, aku mengawasi gerak-gerik Ditya, mana mungkin dia selingkuh."

Agak gila juga Aura ini, Erin kaget sih.

"Iya baiklah, datang kembali kesini dan tenangkan pacarmu itu."

Baguslah selesai dengan cepat.

1 jam kemudian, Aura kembali lagi ke rumah dan langsung memeluk Ditya erat.

Walau sebenarnya dia suka pada tangisan Ditya.

"M-maaf..Aura..maaf..hiks..maafin Ditya maaf..huhuuu." Aura mengulas senyum gemas, dia suka wajah Ditya kalau lagi nangis.

Dengan gemas dia merengkuh tubuh Ditya dan menenangkan pria itu, kasihan juga melihatnya menangis terus seperti ini.

"Iya, makannya jangan nakal loh."

"Ditya..hiks..enggak nakal.."

"Nyenyenye."

Erin terkekeh pelan, baguslah sudah berbaikan, ini sudah jam 2 malam dan saatnya Erin pulang.

Atya juga sudah mengantuk, matanya mulai sayu dan berair.

"Ayo aku anter ke kamar, tidur setelah ini ya."

"Erin?"

"Aku pulang, nanti siang kita jalan-jalan kok, jadi kamu harus dandan yang rapi."

"Eum..okey.."

Benar capek, Atya benar-benar ngantuk saat ini, memang benar dia harus tidur sekarang, lagipula skripsinya tinggal sedikit lagi.

Besok sebelum pergi kencan sama Erin, dia bakal kasih skripsi itu kepada Dosennya.

Baru bisa kencan dengan damai.

🌼Bersambung🌼

Beauty Badboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang